5 Cara Efektif Menyiapkan Pendidikan Anak, Lakukan Sedini Mungkin!

Setiap orangtua tentu ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya, terutama soal pendidikan. Ini adalah aspek penting yang membantu anak mencapai potensi maksimalnya di masa mendatang. Maka dari itu, pendidikan anak harus direncanakan dengan baik sedini mungkin.
Terlebih, biaya pendidikan semakin mahal setiap tahunnya. Menurut data BPS, sektor pendidikan menjadi penyumbang utama sektor inflasi tertinggi di bulan Juli dan Agustus 2024 secara berturut-turut. Ini disebabkan oleh kenaikan biaya SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) di sekolah dan UKT (Uang Kuliah Tunggal) di berbagai universitas.
Karena itu, biaya pendidikan anak perlu dipersiapkan dengan matang sejak awal. Tujuannya tak lain supaya anak dapat memperoleh fasilitas terbaik dalam hal pendidikan, tanpa terkendala biaya. Namun, bagaimanakah cara efektif untuk menyiapkan biaya pendidikan anak? Cari tahu jawabannya di sini!
1. Buatlah rencana sedini dan sedetail mungkin

Menyiapkan biaya pendidikan anak membutuhkan waktu yang panjang mengingat dananya tak sedikit. Karena itu, orangtua harus merencanakannya sedini mungkin agar bisa mencapai target yang diinginkan tanpa terasa terlalu berat. Bahkan, akan lebih baik lagi jika dilakukan sebelum anak lahir.
Di awal pernikahan, mulailah mempersiapkan biaya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK (Taman Kanak-kanak), dan SD (Sekolah Dasar) apabila kamu dan pasangan berencana untuk memiliki anak. Lakukan riset mengenai dana-dana yang mungkin dibutuhkan untuk menentukan target biayanya. Kemudian, buat strategi untuk mencapainya.
Saat target sudah tercapai, kamu dan pasangan bisa mulai beralih merencanakan biaya SD (Sekolah Dasar). Jangan lupa mempertimbangkan biaya pendaftaran, uang pangkal, SPP, dana bimbingan belajar (bimbel), dan biaya-biaya lain seperti seragam, uang jajan, dana darurat, serta perintilannya.
Agar memiliki gambaran yang detail dan spesifik, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan perencana keuangan yang tersertifikasi. Tenaga profesional akan membantumu membuat target dan strategi yang realistis berdasarkan kondisi keuangan dan laju inflasi. Dengan begitu, kamu dan pasangan bisa mencapai dana pendidikan sesuai kebutuhan.
2. Hitung biaya-biaya yang tersembunyi

Ketika berbicara soal pendidikan anak, pendidikan formal di sekolah saja tak cukup. Sering kali, anak juga membutuhkan pendidikan tambahan seperti les atau bimbel, ekstrakulikuler, dan masih banyak lagi. Bimbel dan ekstrakuliker yang diikuti juga bisa lebih dari satu, yang tentunya akan semakin meningkatkan biaya.
Sebagai contoh, les matematika, les bahasa Inggris, ekstrakulikuler renang, dan lainnya. Kalau dilakukan secara privat, harganya akan jauh melambung tinggi. Makanya, biaya ini mesti diikutsertakan dalam perencanaan untuk memfasilitasi anak agar bisa memperdalam minat dan bakatnya dengan optimal.
Selain bimbel dan ekstrakulikuler, jangan lupa hitung dana tes minat dan bakat, buku dan fasilitas penunjang, hingga keperluan sekolah. Buatlah perkiraan dengan melakukan riset yang mendalam. Kamu dan pasangan bisa mencari tahu lewat internet, bergabung ke komunitas orangtua, atau bertanya langsung pada teman yang sudah berpengalaman.
3. Menabung dan berinvestasi

Setelah mengetahui perkiraan dana yang harus disiapkan di tiap jenjang pendidikan, langkah selanjutnya adalah menabung dan berinvestasi. Kalau saat ini kamu dan pasangan baru menikah, maka instrumen investasi jangka panjang seperti saham akan menjadi pilihan tepat untuk menyiapkan dana pendidikan anak. Terlebih untuk dana SMA dan kuliah.
Pasalnya, instrumen ini memberikan potensi return yang lebih besar dalam jangka panjang asalkan dilakukan dengan strategi tepat. Misalnya, memilih saham dengan fundamental yang baik. Karena itu, pastikan kamu dan pasangan memahami dunia investasi untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko kerugian.
Namun untuk dana PAUD, TK, SD, dan SMP, pertimbangkanlah instrumen investasi jangka pendek yang lebih aman. Contohnya deposito, reksa dana, dan obligasi. Besaran investasi yang disiapkan per bulanjuga harus diperhitungkan dengan baik. Kamu dan pasangan bisa menggunakan simulasi investasi di beberapa platform atau berkonsultasi dengan perencana keuangan.
4. Pertimbangkan asuransi jiwa sebagai proteksi pencari nafkah

Selain menabung dan berinvestasi, proteksi finansial bagi pencari nafkah sangat penting untuk memastikan biaya pendidikan anak tetap terjamin jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Asuransi jiwa dapat memberikan perlindungan finansial bagi keluarga apabila pencari nafkah meninggal dunia atau mengalami penurunan kesehatan.
Dengan adanya asuransi jiwa, kamu dan pasangan dapat memastikan bahwa biaya pendidikan anak tetap tercukupi walaupun terjadi risiko yang berdampak pada keuangan keluarga. Sebab, dana darurat saja belum cukup untuk mengatasi situasi tak terduga seperti itu, kecuali pencari nafkah dalam keluarga kehilangan pekerjaan.
5. Evaluasi rencana secara berkala

Kondisi keuangan dan biaya pendidikan anak bisa berubah seiring waktu. Maka dari itu, penting untuk mengevaluasi tabungan dan investasi pendidikan secara berkala. Setiap satu atau dua tahun sekali, lakukan penyesuaian agar dana pendidikan tetap sesuai dengan kebutuhan terbaru.
Misalnya, jika kamu atau pasangan mendapatkan kenaikan gaji atau jika biaya pendidikan meningkat lebih cepat dari perkiraan, kamu dan pasangan bisa menambah jumlah dana investasi setiap bulan atau mencari instrumen investasi dengan return yang lebih tinggi. Pastikan hal ini dilakukan melalui riset yang matang, ya!
Mengelola biaya pendidikan anak membutuhkan komitmen dan perencanaan yang baik. Dengan cara-cara di atas, kamu dan pasangan bisa lebih siap menghadapi kebutuhan biaya pendidikan anak di masa depan. Anak pun bisa memperoleh fasilitas pendidikan terbaik untuk mencapai potensi maksimalnya.