Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Membangun Hubungan yang Baik dengan Mentor Magang

ilustrasi mentor dan anak magang (pexels.com/fauxels)
Intinya sih...
  • Tunjukkan sikap antusias dan inisiatif, seperti bertanya tugas tambahan atau minta masukan.
  • Hargai waktu dan komitmen mentor, datang tepat waktu dan jangan tanya hal yang bisa dicari sendiri.
  • Terima kritik dengan lapang dada, dengarkan dengan baik, catat poin pentingnya, dan perbaiki di tugas berikutnya.

Magang bukan hanya soal menyelesaikan tugas dan menambah pengalaman kerja saja, lho. Lebih dari itu, magang juga menjadi salah satu jembatan untuk membangun koneksi secara efektif. Terutama dengan mentor yang membimbingmu langsung.

Hubungan yang baik dengan mentor bisa jadi jalan untuk belajar lebih banyak, berkembang lebih cepat, bahkan membuka peluang karier ke depannya. Lantas, bagaimana cara membangun hubungan yang baik dengan mentor magang? Yuk, simak lima cara sederhana di bawah ini untuk penjelasan lengkapnya!

1. Tunjukkan sikap antusias dan inisiatif

ilustrasi mentor dan anak magang (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Mentor itu cenderung lebih tertarik membimbing anak magang yang aktif dan kelihatan semangat. Jadi, jangan cuma duduk manis dan nunggu disuruh terus, ya. Cobalah mulai dari hal-hal kecil, kayak tanya tugas tambahan, minta masukan, atau sekadar bilang, "Saya udah selesai ngerjain ini, ada yang bisa saya bantu lagi gak, Kak?"

Sikap antusias ini nunjukin kalau kamu emang niat magang buat belajar, bukan sekadar numpang nama perusahaan. Kalau kamu keliatan punya inisiatif, mentor juga jadi lebih percaya buat kasih tanggung jawab yang lebih menantang. Siapa tahu, kamu malah dilibatkan dalam proyek penting yang bisa kamu masukin ke CV!

2. Hargai waktu dan komitmen mereka

ilustrasi mentor dan anak magang (pexels.com/Jonathan Borba)

Mentor kamu pasti punya segudang kerjaan juga selain ngurusin anak magang. Jadi penting banget buat kamu belajar menghargai waktu mereka. Misalnya, datang tepat waktu saat diminta meeting, gak tanya hal yang sebenarnya bisa kamu cari sendiri di Google atau ngabarin dulu kalau kamu gak bisa hadir.

Hal kecil kayak gitu tuh punya dampak besar lho. Mereka bakal lihat kamu sebagai pribadi yang profesional, paham etika kerja, dan gak nyusahin. Percayalah, kalau kamu bisa jaga sikap ini, mentor bakal lebih nyaman dan tulus buat terus bimbing kamu selama magang.

3. Terima kritik dengan lapang dada

ilustrasi mentor dan anak magang (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Namanya juga belajar, pasti bakal ada salahnya. Tapi jangan langsung ciut atau baper kalau dapat kritik dari mentor. Justru dari kritik itulah kamu bisa tahu apa yang kurang dan gimana cara memperbaikinya. Kalau kamu langsung defensif atau malah ngambek, bisa-bisa mereka malas kasih feedback lagi.

Coba tanggapi dengan sikap terbuka. Dengarkan baik-baik, catat poin pentingnya, dan perbaiki di tugas berikutnya. Kalau kamu konsisten belajar dari kesalahan, mentor akan lihat kamu sebagai pribadi yang punya growth mindset. Itu nilai plus banget, lho!

4. Bangun komunikasi yang jelas dan teratur

ilustrasi mentor dan anak magang (pexels.com/Mikhail Nilov)

Jangan cuma ngobrol sama mentor pas kamu butuh doang. Cobalah untuk rutin update progres kerjamu. Misalnya, kasih tahu kalau tugas udah selesai, minta review, atau sekadar bilang terima kasih setelah sesi mentoring. Hal-hal kecil ini nunjukin kalau kamu menghargai mereka dan gak nge-ghosting secara profesional.

Selain itu, komunikasi yang lancar juga bikin kerjaan lebih efisien. Kalau ada miskom, kamu bisa langsung klarifikasi tanpa nunggu-nunggu. Hubungan kerja jadi lebih terbuka, dan kamu juga bisa belajar lebih banyak karena gak ada 'tembok' di antara kalian.

5. Jangan takut untuk bersikap personal, tentu dengan batas wajar

ilustrasi mentor dan anak magang (pexels.com/fauxels)

Mentor juga manusia, dan biasanya mereka juga seneng ngobrol hal-hal ringan di luar kerjaan. Tapi tentu saja, kamu tetap harus tahu batasannya. Misalnya, kamu bisa mulai dengan nanya pengalaman karier mereka, atau cerita seru waktu awal mereka kerja. Bisa juga ngobrolin hobi, musik, atau film favorit.

Obrolan santai kayak gini bisa bikin suasana kerja lebih cair dan nyaman. Meski begitu, jangan terlalu masuk ke ranah pribadi kalau belum akrab. Terpenting kamu tetap sopan dan tahu kapan harus serius, kapan boleh santai. Kalau udah klop, bisa jadi kamu dapat mentor sekaligus teman cerita.

Cara membangun hubungan yang baik dengan mentor magang gak sulit, kok. Asal kamu paham sedikit usahanya dan tetap bersikap tulus. Ingat, relasi baik hari ini bisa jadi investasi besar untuk kariermu nanti. Jadi, jangan anggap remeh hubungan baik ini, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us