Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Mengatasi Post-Graduation Depression

ilustrasi wisuda (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi wisuda (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Lulus kuliah ternyata tak selalu menjadi momen bahagia untuk semua orang. Beberapa orang menyadari bahwa kehidupan yang sebenarnya dimulai ketika lulus kuliah. Bahwa masih banyak fase dalam kehidupan yang harus dilalui. Terkadang, memikirkan hal itu saja bisa sampai membuat orang depresi.

Depresi setelah lulus kuliah atau post-graduation depression memang sangat wajar dialami oleh fresh graduate. Bisa dibilang, fenomena ini adalah salah satu fase dalam kehidupan. Namun, jika dibiarkan saja tanpa dicari jalan keluarnya, depresi bisa bertambah parah sampai mempengaruhi masa depan. Inilah sederet cara untuk mengatasi post-graduation depression, supaya kamu bisa kembali semangat meraih mimpi!

1. Jauhi hal-hal yang membuatmu insecure

ilustrasi bermain ponsel (pexels.com/Eren Li)
ilustrasi bermain ponsel (pexels.com/Eren Li)

Langkah pertama yang harus dilakukan ketika kamu menglami depresi adalah menjauhi hal-hal yang membuatmu insecure dan cemas. Sebenarnya, merasa insecure adalah sesuatu yang baik karena bisa memacu semangat untuk berusaha lebih keras. Namun, jika sudah depresi berat, sebaiknya fokus terlebih dahulu dengan perasaan dan ketenangan jiwamu.

Hal yang paling sering menimbulkan kecemasan adalah media sosial, apalagi jika kita tidak bisa mengontrolnya. Biasanya, rasa insecure muncul saat melihat postingan orang lain. Akhirnya, kita jadi membandingkan kehidupan kita dengan orang tersebut. Solusi dari masalah ini adalah mengurangi pemakaian media sosial atau memilah konten yang positif.

2. Buatlah rencana masa depan

ilustrasi membuat rencana (pexels.com/Startup Stock Photos)
ilustrasi membuat rencana (pexels.com/Startup Stock Photos)

Kebanyakan orang tidak mau membuat rencana, karena takut rencana tersebut tidak berjalan sesuai ekspektasi. Padahal, depresi setelah lulus kuliah bisa terjadi karena kamu tidak memiliki rencana masa depan yang jelas. Sehingga setelah lulus, kamu merasa kebingungan karena tidak tau harus melakukan apa.

Membuat rencana masa depan sangat berguna supaya kamu tidak kehilangan motivasi. Buatlah target impian yang ingin kamu capai beberapa bulan atau beberapa tahun kedepan. Jangan lupa juga membuat kiat-kiat untuk mencapai impian tersebut. Supaya tetap konsisten dalam menjalani prosesnya, impian tersebut harus realistis, ya!

3. Jangan terlalu pilih-pilih pekerjaan

ilustrasi wawancara kerja (pexels.com/Sora Shimazaki)
ilustrasi wawancara kerja (pexels.com/Sora Shimazaki)

Salah satu hal yang menghambat fresh graduate untuk mendapatkan pekerjaan adalah rasa gengsi. Rasanya malu jika sudah memiliki gelar sarjana, namun tak bekerja di perusahaan besar dan bonafit. Apalagi jika melihat teman-teman yang bekerja di perusahaan terkenal dengan jabatan tinggi.

Padahal, tidak ada salahnya jika kamu melamar di perusahaan yang sedang merintis terlebih dahulu, asalkan gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhanmu. Terlalu memilih pekerjaan justru dapat menghambat masa depanmu. Hal ini membuktikan bahwa kamu tidak memanfaatkan kesempatan dengan baik.

4. Mencari kegiatan produktif lainnya

ilustrasi kegiatan volunteer (pexels.com/RODNAE Productions)
ilustrasi kegiatan volunteer (pexels.com/RODNAE Productions)

Menyibukan diri adalah salah satu cara agar kamu tidak terlalu tenggelam dalam kesedihan. Daripada overthinking, lebih baik kamu melakukan kegiatan produktif seperti melakukan hobi, olahraga atau ikut les bahasa asing. Berkumpulah bersama orang-orang yang suportif agar kamu tetap termotivasi.

Tidak harus yang menghasilkan uang, kamu bisa melakukan kegiatan lain yang bersifat suka rela. Contohnya seperti menjadi volunteer bencana alam atau mengajar anak-anak yang membutuhkan. Walaupun tidak menghasilkan uang, kegiatan ini dapat melatih softskill dan memperbanyak relasi.

5. Memahami quarter life crisis

ilustrasi depresi (pexels.com/Engin Akyurt)
ilustrasi depresi (pexels.com/Engin Akyurt)

Kamu harus memahami bahwa post-graduation depression sangat erat kaitannya dengan quarter life crisis, yaitu perasaan cemas yang dialami saat umur 20-an. Pada fase ini, seringkali kita mempertanyakan masa depan, eksistensi dan tujuan hidup kita. Fase ini bukan hal yang mudah untuk dilalui, apalagi tanpa dukungan keluarga dan sahabat terdekat.

Namun, kamu harus mengerti bahwa semua orang pernah melewati fase ini. Tidak selamanya negatif, quarter life crisis menandakan bahwa kamu sudah mulai dewasa dan kritis dalam menghadapi kehidupan.

Apakah kamu sedang terjebak dalam post-graduation depression? Jika ya, mungkin sederet cara diatas bisa membantumu untuk keluar dari depresi. Jangan sampai fase ini terus menyiksa kehidupanmu. Yuk, semangat mengejar impian dan cita-cita!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
Delvia Y Oktaviani
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us