Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Menghadapi Culture Shock saat Mulai Karier di Luar Negeri

ilustrasi bekerja di UAE (pexels.com/Cedric Fauntleroy)
ilustrasi bekerja di UAE (pexels.com/Cedric Fauntleroy)
Intinya sih...
  • Pelajari budaya negara tujuan sebelum berangkat untuk menghindari culture shock
  • Bangun pola pikir terbuka dan jangan cepat menilai perbedaan budaya
  • Jaga koneksi sosial, kenali dan kelola emosi dengan baik, serta jadikan pengalaman ini sebagai proses belajar
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pindah ke luar negeri untuk memulai karier memang jadi impian banyak orang. Ada rasa bangga dan semangat baru karena bisa merasakan pengalaman kerja di kancah global, berinteraksi dengan orang dari berbagai negara, dan mengenal budaya baru yang mungkin selama ini hanya kamu lihat lewat film atau media sosial.

Namun, kenyataannya banyak orang gak siap dan mengalami culture shock. Perbedaan budaya bisa bikin kamu merasa canggung, stres, bahkan kehilangan motivasi kalau gak dihadapi dengan bijak. Culture shock bukan hal sepele. Berikut lima cara menghadapinya!

1. Pelajari budayanya sebelum berangkat

ilustrasi belajar (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi belajar (pexels.com/Anna Shvets)

Salah satu kesalahan terbesar orang yang bekerja di luar negeri adalah berangkat tanpa riset. Padahal, memahami budaya dan nilai-nilai di negara tujuan bisa jadi penyelamat saat kamu mengalami culture shock. Setiap negara punya norma dan kebiasaan unik yang memengaruhi cara mereka bekerja dan berinteraksi.

Misalnya, di Jepang, ketepatan waktu adalah bentuk rasa hormat. Sementara di beberapa negara Eropa, waktu kerja dan waktu pribadi dijaga ketat, jadi mengirim pesan kerja di luar jam kantor bisa dianggap tidak sopan. Kamu bisa belajar dari membaca artikel, menonton vlog ekspatriat, atau mengikuti forum online tempat orang berbagi pengalaman kerja di negara tersebut.

2. Bangun pola pikir terbuka dan jangan cepat menilai

ilustrasi bekerja dalam tim (pexels.com/fauxels)
ilustrasi bekerja dalam tim (pexels.com/fauxels)

Perbedaan cara berpikir atau bertindak mungkin bikin kamu heran di awal, tapi penting untuk menahan diri agar gak langsung menilai sesuatu. Misalnya, dalam beberapa budaya, berbicara to the point dianggap efisien dan profesional, sedangkan di Indonesia bisa kurang nyaman.

Atau, budaya kerja di negara lain mungkin lebih kompetitif dan individualistis, berbeda dari kebiasaan kerja kolektif yang kamu kenal. Dengan pola pikir terbuka, kamu akan lebih mudah memahami alasan di balik perbedaan itu. Dengan belajar menyesuaikan, kamu bukan hanya bisa bertahan, tapi juga tumbuh secara pribadi dan profesional.

3. Jaga koneksi sosial, jangan mengisolasi diri

ilustrasi bekerja saat puasa (pexels.com/Edmond Dantès)
ilustrasi bekerja saat puasa (pexels.com/Edmond Dantès)

Culture shock sering terasa paling berat ketika kamu merasa sendirian. Itulah kenapa menjaga hubungan sosial jadi kunci penting. Saat kamu punya teman atau komunitas yang mendukung, proses adaptasi akan jauh lebih ringan. Mulailah dengan menjalin hubungan baik dengan rekan kerja.

Gak harus langsung dekat, tapi sekadar ikut makan siang bareng atau ngobrol santai setelah jam kerja bisa membantu kamu merasa lebih diterima. Selain itu, carilah komunitas orang Indonesia atau ekspatriat di sana. Banyak negara punya kelompok diaspora yang aktif di media sosial atau kegiatan lokal, lho!

4. Kenali dan kelola emosimu dengan baik

ilustrasi stres (unsplash.com/elisa_ventur)
ilustrasi stres (unsplash.com/elisa_ventur)

Saat culture shock datang, kamu mungkin merasa marah, bingung, atau bahkan ingin menyerah dan pulang. Emosi seperti ini sangat normal, tapi jangan dibiarkan menumpuk. Cobalah kenali tanda-tanda stres dan cari cara untuk menyalurkannya secara sehat. Misalnya, dengan menulis jurnal, berolahraga, atau menghabiskan waktu di alam terbuka.

Mengenali emosi juga membantu kamu memahami tahap-tahap culture shock. Ketika kamu tahu kamu sedang ada di tahap mana, kamu bisa lebih tenang dan sadar bahwa perasaan itu sementara. Semakin sering kamu menghadapi situasi baru dengan kesadaran penuh, semakin kuat mentalmu untuk beradaptasi ke depannya.

5. Jadikan pengalaman ini sebagai proses belajar

ilustrasi bekerja di laptop (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi bekerja di laptop (pexels.com/Ivan Samkov)

Culture shock bukan tanda kamu gagal menyesuaikan diri, tapi justru kesempatan untuk belajar banyak hal baru. Setiap tantangan yang kamu hadapi akan memperluas perspektifmu dan membuatmu lebih tangguh. Ketika kamu mulai terbiasa dengan rutinitas baru, kamu akan sadar betapa banyak hal positif yang bisa diambil dari perbedaan budaya itu.

Kamu bisa belajar disiplin dari lingkungan kerja yang ketat, belajar efisiensi dari budaya yang menghargai waktu, atau belajar kemandirian dari masyarakat yang terbiasa melakukan segalanya sendiri. Semua itu adalah bekal berharga untuk kariermu di masa depan.

Menghadapi culture shock saat mulai karier di luar negeri memang gak mudah, tapi juga bukan sesuatu yang harus ditakuti. Dengan memahami lima hal di atas, kamu akan lebih cepat beradaptasi dan menikmati pengalaman kerjamu di negeri orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Cara Menghadapi Culture Shock saat Mulai Karier di Luar Negeri

26 Okt 2025, 00:06 WIBLife