Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Karakteristik Thoughtful Leader, Sang Pemimpin Penuh Empati

Ilustrasi thoughtful leader (pexels.com/fauxels)

Jika bicara masalah kepemimpinan di dunia kerja, ada banyak karkater yang ditunjukkan dari seorang pemimpin. Lantas, karakter seperti apa yang membuat seseorang itu dikatakan pemimpin yang baik? Apakah tolok ukurnya selalu kesuksesan? Kenyataannya tidak!

Banyak pemimpin yang memiliki banyak perusahaan besar dan sukses, tetapi tidak memikirkan kesejahteraan karyawannya. Apalagi jika sifat keegoisan yang kerap kali muncul. Namun, karakter ini tidak akan hadir pada sang "thoughtful leader" , karena mereka memimpin dengan penuh kesadaran (awareness) dan pertimbangan (consideration). So, bagaimana karakter thoughtful leader di dunia kerja? Cek di sini biar gak penasaran!

1. Thoughtful leader adalah pemimpin yang berempati

Ilustrasi thoughtful leader (pexels.com/Kindel Media)

Thoughful leader merupakan julukan yang menggambarkan sifat pemimpin yang dikenal dan dihormati karena karakter autentiknya, etis, berani, inklusif, dan mampu berpikir dengan hati-hati. Tidak hanya berpikir tentang dirinya, namun juga kebutuhan orang lain. Thoughful leader berarti melakukan peran kepemimpinan dengan efektif.

Menurut Melinda Fouts, Ph.D, Psikoterapi dan Penulis sekaligus Kontributor di kolom Forbes, mengatakan, thoughful leader bisa dilihat dari bagaimana pemimpin memperlakukan orang lain. Fokusnya adalah empati yang tinggi. Karakter pemimpin seperti ini biasanya seseorang yang bijaksana dan memiliki tipe kepribadian light triad.

Kelompok Psikolog Scott Barry Kaufman, David Yaden, Elizabeth Hyde, dan Tsukayama, melansir Simply Psychology, membagi tiga aspek dari light triad yaitu Humanisme, Kantianisme, dan Altruisme.

"Humanisme adalah menghargai martabat dan nilai setiap individu. Kantianisme berarti memperlakukan orang sebagai tujuan daripada dirinya sendiri. Sedangkan Altruisme adalah kepedulian tanpa pamrih terhadap kesejahteraan orang lain," ungkap kelompok Psikolog tersebut.

2. Thoughtful leader adalah seorang pengamat yang memahami orang lain

Ilustrasi thoughtful leader (pexels.com/Edmond Dantès)

Thoughtful leader memiliki kemampuan empati yaitu mendengarkan dan memperhatikan segala hal di lingkungan dengan rasa ingin tahu. Salah satu komponen kecerdasan emosional adalah kesadaran terhadap emosi orang lain.

Empati merupakan salah satu komponen kecerdasan emosional (emotional intelligence/EQ). "Menjadi empatik memungkinkan untuk memahami dinamika kekuasaan yang dapat memengaruhi hubungan sosial, seperti yang ada antara berbagai budaya dan komunitas," ujar Psikolog dan Penulis Buku, Daniel Goleman mengutip Very Well Mind.

Thoughtful leader sadar akan kekuatan masing-masing anggota tim, karena mereka selalu menjadi pengamat yang baik. Ini menjadi modal untuk tetap terhubung dengan kinerja setiap anggota tim. Jika kinerja mulai menurun, teknik berikut akan membantu untuk memahami alasannya. Thoughtful leader mengamati peran yang dimainkan oleh anggota tim, memotivasi serta memberi dukungan untuk tampil lebih baik.

3. Thoughtful leader selalu introspeksi diri

Ilustrasi thoughtful leader (pexels.com/Tiger Lily)

Thoughtful leader akan melihat ke dalam diri untuk lebih memahami pikiran dan perasaannya sendiri terhadap suatu situasi. Di lain waktu, mereka akan introspeksi diri untuk menjadi lebih baik. Introspeksi menjadi alasan mengapa seorang thoughtful leader selalu berkembang, karena mereka belajar dari kesalahannya.

"Seorang thoughtful leader terhubung dengan dirinya sendiri dan memiliki kemauan untuk belajar dan berkembang. Semakin terhubung dengan diri sendiri, semakin terhubung pula dengan orang lain", ungkap Melinda Fouts, Ph.D mengutip Forbes.

Pemimpin akan selalu berperan sebagai pengambil keputusan.Thoughtful leader akan mencerna semua informasi sebelum mengambil keputusan. Hal ini berkaitan dengan kendali diri dan tidak bereaksi secara impulsif. Keputusan lebih baik diambil ketika ada kendali diri secara emosional. 

4. Thoughtful leader fokus pada tindakan

Ilustrasi thoughtful leader (pexels.com/Yan Krukau)

Thoughtful leader memahami perasaan timnya, sehingga ia tahu kapan harus menolak dan mengatakan tidak pada permintaan yang tidak masuk akal. Ia tahu kapan harus mengambil sikap, karena jika tidak, hal-hal buruk akan terjadi. Inilah mengapa thoughtful leader bukanlah orang yang mudah dipengaruhi.

"Thoughful leader akan membuat keputusan yang sulit, namun mereka tidak akan mengambil keputusan tersebut tanpa berpikir terlebih dahulu," pungkas Ben Brearley BSc. BCM MBA, seorang Leadership Coach, yang dilansir dari Thoughtful Leader. 

Adapun thoughtful leader juga tidak berusaha untuk berteman dengan semua orang. Mereka cukup menyadari bahwa ketika mereka mencintai apa yang dilakukan, lalu orang-orang suka diajak bekerja sama, ini kan mengarah pada hasil yang sangat baik.

5. Kecerdasan emosional adalah hal yang membentuk thoughtful leader

Ilustrasi thoughtful leader (pexels.com/Rebrand Cities)

Kepemimpinan pada akhirnya bukan hanya tentang mencapai tujuan atau memenuhi target. Seorang pemimpin yang baik dimaknai dengan seseorang yang mampu menginspirasi, memotivasi, membimbing, mendukung, dan berempati. Mereka mampu terhubung dengan orang lain pada tingkat yang lebih dalam. Hal ini memerlukan kecerdasan emosional. 

"Kecerdasan emosional adalah kualitas penting dalam pemimpin karena kita semua adalah manusia dan emosi adalah bagian besar dari menjadi manusia. Memimpin tanpa toleransi terhadap emosi manusia akan menghasilkan kepemimpinan yang buruk," kata Jerry Colona, Leadership Coach, melansirVery Well Mind. 

Thoughtful leader merupakan pemimpin yang pandai mengelola kecerdasan emosinya, lalu mereka implementasikan ke dalam praktik kepemimpinan (thoughtful leadership). Karakter kepemimpinan ini mendorong kontribusi kinerja karyawan, membangun koneksi yang kuat, serta meningkatkan kepercayaan, yang pada akhirnya mencapai kesuksesan.

Menurut Buku “Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ” ditulis oleh Daniel Goleman, seorang Psikolog dan Penulis Buku, EQ (kecerdasan emosional) berperan penting dalam lingkup kepemimpinan di bandingkan dengan IQ (kecerdasan intelektual).

"Orang yang memiliki keterampilan emosional yang baik lebih mungkin merasa puas dan efektif dalam hidup, menguasai kebiasaan berpikir yang mendukung produktivitas. Sementara orang yang tidak mampu mengendalikan emosinya akan kesulitan fokus dan berpikir jernih," ungkap Daniel Goleman dalam bukunya tersebut, melansir Simply Psychology. 

Nah, sekarang sudah tahu 'kan apa itu thoughtful leader? Kepemimpinan penuh empati dan menguasai komponen kecerdasan emosional, akan selalu dihargai dan dihormati oleh lingkungan kerja. Apakah kamu salah satunya yang memiliki karakter ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us