7 Sebab Menurunnya Kepercayaan Diri Penulis

Ketika orang lain membaca tulisan-tulisan kita, barangkali mereka berpikir penulisnya amat percaya diri dengan gagasannya. Padahal, di balik karya-karya tersebut bisa saja ada penulis yang tengah mengalami penurunan kepercayaan diri.
Kalau kepercayaan diri penulis yang memudar ini tidak segera ditangani, produktivitas kita dalam menulis pasti turun. Dampak dari rendahnya kepercayaan diri lebih terasa bila kita belum lama menekuni dunia kepenulisan. Tujuh hal di bawah ini biasanya bikin kita kurang pede dalam menulis.
1. Gak punya teman sesama penulis

Lingkaran pertemanan akan terbentuk dengan sendirinya seiring kita menggeluti suatu bidang. Bila kita bergelut di bidang bisnis, perlahan-lahan mayoritas teman kita juga sesama pebisnis. Begitu pula jika kita rutin menulis.
Bersama dengan karya-karya yang terus dipublikasikan, teman kita akan didominasi sesama penulis. Jadi, sabar saja. Banyaknya kawan sesama penulis memang membantu meningkatkan semangat kita. Namun, soal konsistensi dan produktivitas dalam berkarya kembali ke masing-masing individu.
2. Tidak kenal editor

Sebagian penulis pemula kadang mengira faktor pertemanan penting sekali untuk membuat tulisan bisa dimuat di media cetak maupun digital. Kalaupun tidak kenal dengan pemilik media, paling gak berteman dengan editornya.
Seakan-akan kenal editornya menjamin tulisan kita akan lolos seleksi. Padahal tidak juga, semua tergantung dari isi tulisan. Apakah isinya sesuai dengan media atau penerbit yang dituju? Apakah naskahnya memenuhi kriteria penilaian yang ditetapkan?
Gak punya kawan yang bekerja sebagai editor di media massa atau penerbit seharusnya gak bikin semangat kita kendur. Justru cara terbaik untuk penulis berkenalan dengan editor ialah melalui karya-karyanya. Editor profesional tidak bakal mengutamakan hubungan pertemanan daripada isi tulisan.
3. Lama tak membaca dan menulis

Menulis bukanlah skill yang sekali dimiliki bakal selamanya bertahan. Kemampuan kita dalam menulis bisa berkurang kalau lama tidak melakukannya. Begitu pula tak rutin membaca akan menyulitkan kita dalam menulis.
Biar kepercayaan diri terjaga, sebaiknya kita tidak menjadikan menulis hanya sebagai kegiatan yang dilakukan sesekali. Walaupun kita punya pekerjaan lain, tetaplah menulis dengan rutin dan serius. Membaca juga mesti menjadi rutinitas, minimal 30 menit setiap harinya.
4. Pernah di-bully gara-gara tulisannya

Penulis yang di-bully memang tidak sama dengan sekadar dikritik. Ketika karya sekaligus diri kita diremehkan bahkan dijadikan olok-olok, kepercayaan diri kita bakal runtuh. Seperti perkataan mereka, kita jadi merasa bodoh dan gak layak menjadi penulis.
Perasaan seperti ini harus dilawan. Orang-orang yang merundung sering kali gak lebih baik daripada orang yang dirundung. Hanya karena mereka bisa mencela karya serta diri kita habis-habisan, bukan artinya mereka mampu menulis dengan lebih baik.
5. Melihat pencapaian penulis lain

Sebenarnya, mengamati pencapaian penulis lain perlu agar kita bisa belajar dari proses yang dilaluinya. Hanya saja, jaga diri supaya tidak menjadi minder karenanya. Setiap penulis punya takdir terbaik masing-masing.
Bila melihat pencapaian mereka bikin kepercayaan diri kita turun, bagaimana kita akan mengejar prestasi? Kita cukup menjadikan pencapaian penulis lain sebagai inspirasi sembari tetap fokus menulis dan berproses di jalan sendiri.
6. Kalah dalam kompetisi menulis

Ketika kita kalah dalam lomba menulis, ada perasaan bahwa tulisan kita begitu jelek. Karya kita tidak ada apa-apanya dari karya pemenang. Namun, jangan lupa bahwa salah satu kriteria naskah yang dicari dalam lomba biasanya harus sesuai dengan tema.
Tulisan yang kurang pas dengan tema akan langsung tersingkir. Kalaupun tema sudah sesuai tetapi hasil penilaian atas karya kita lebih rendah daripada karya lain, terima saja dengan lapang dada. Jadikan ini penyemangat buat kita terus belajar menulis.
7. Menulis genre yang jarang ditulis

Genre yang jarang ditulis kerap dihubungkan dengan peminatnya yang sedikit baik dari sisi penulis maupun pembaca. Ini berarti kita barangkali gak akan sepopuler penulis di genre lain. Karya kita kurang diperhatikan orang.
Akan tetapi, kenyataan dapat berkebalikan dengan bayangan kita. Justru karena tidak banyak penulis genre tersebut, kita bisa lebih mengeksplorasinya. Saingan kita sedikit dan pembaca genre tersebut umumnya lebih loyal.
Cara paling jitu untuk mengembalikan dan merawat kepercayaan diri penulis adalah dengan mempertanyakan tujuan kita menulis. Juga harus diikuti dengan kemauan kita buat terus belajar. Jangan biarkan kepercayaan diri makin menurun hingga kita berhenti berkarya.