5 Cara Menjaga Hubungan Baik dengan Rekan Kerja yang Akan Resign

Suasana kantor bisa berubah banget saat ada rekan kerja yang mengajukan surat resign. Antara sedih, kaget, dan bingung harus bersikap seperti apa. Tapi daripada canggung, mending kamu gunakan momen ini buat membangun hubungan profesional yang tetap hangat meski sudah gak satu tim lagi.
Perpisahan di dunia kerja itu hal yang wajar, tapi bukan berarti hubungan harus ikut putus juga. Justru ini bisa jadi kesempatan buat memperluas networking dan tetap terhubung secara positif. Yuk simak lima cara menjaga hubungan baik dengan rekan kerja yang akan resign biar tetap saling support meski beda jalur!
1. Ucapkan selamat, bukan sindiran
Saat tahu teman resign, respons pertama kamu penting banget. Daripada komentar sarkas atau basa-basi yang malah bikin suasana gak enak, lebih baik ucapkan selamat dan tunjukkan dukungan. Mereka pasti udah berpikir panjang, jadi kamu bisa jadi sosok yang menghargai keberanian mereka buat melangkah.
Kalau kamu merasa kehilangan, gak apa-apa kok bilang kamu akan kangen. Tapi jangan sampai kesedihan itu berubah jadi sikap pasif-agresif. Perpisahan bisa tetap hangat kalau kamu tahu caranya menjaga respek.
2. Ajak ngobrol santai sebelum hari terakhirnya
Jangan tunggu sampai farewell baru mengajak ngobrol. Gunakan waktu yang ada buat ngobrol santai, entah di jam istirahat atau pulang kerja. Tanyakan kabar, rencana mereka ke depan, atau sekadar mengenang momen seru selama kerja bareng.
Obrolan seperti ini bisa memperkuat koneksi personal dan profesional. Kamu juga bisa belajar dari alasan mereka resign, siapa tahu bisa jadi masukan buat dirimu sendiri. Ingat, percakapan terakhir bisa jadi kesan yang mereka bawa lama.
3. Tawarkan bantuan jika mereka butuh transisi kerja
Transisi dari satu pekerjaan ke pekerjaan baru gak selalu mudah. Kalau mereka terlihat kewalahan menyelesaikan tugas sebelum pergi, kamu bisa tawarkan bantuan kecil yang berarti. Misalnya bantu dokumentasi kerja atau ikut meeting terakhir biar kamu bisa melanjutkan pekerjaan mereka dengan mulus.
Sikap ini menunjukkan kalau kamu profesional dan peduli. Selain membantu mereka, kamu juga jadi terlihat sebagai rekan kerja yang suportif dan solutif. Ini penting banget buat citra kamu di mata rekan kerja dan atasan.
4. Jaga komunikasi meski udah gak sekantor
Keluar dari kantor bukan berarti harus lost contact. Kamu bisa tetap saling sapa lewat chat, media sosial, atau sesekali ngajak ngopi bareng. Jangan tunggu ada kebutuhan dulu baru menghubungi.
Menjaga komunikasi ini penting banget buat jangka panjang. Siapa tahu suatu hari nanti kalian bisa kerja bareng lagi atau saling bantu dalam urusan profesional. Hubungan baik itu investasi, bukan sekadar basa-basi.
5. Jangan ikut menyebarkan gosip tentang kepergiannya
Resign sering kali diiringi gosip atau spekulasi yang gak perlu. Kamu gak harus ikut-ikutan cari tahu alasan pribadi mereka atau menyebarkannya ke orang lain. Lebih baik kamu fokus pada hal positif dari kepergian mereka.
Dengan bersikap netral dan dewasa, kamu menunjukkan integritas sebagai rekan kerja. Jangan sampai perpisahan yang harusnya manis malah rusak gara-gara drama. Etika kerja tetap harus dijaga, bahkan di hari-hari terakhir.
Menjaga hubungan baik dengan rekan kerja yang resign bukan cuma soal sopan santun, tapi juga cara membangun networking yang sehat. Dunia kerja itu kecil, siapa tahu kalian akan dipertemukan lagi di tempat berbeda. Jadi, yuk jaga komunikasi, tunjukkan dukungan, dan tetap jadi kolega yang profesional!