Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Tips Jobseeker Hadapi Tingginya Kompetisi Mencari Kerja, Cara Lama sudah Tidak Efektif?

Ilustrasi berangkat kerja (pixabay.com/StockSnap)
Ilustrasi berangkat kerja (pixabay.com/StockSnap)
Intinya sih...
  • Jangan puas dengan kemampuan standar, kembangkan skill tambahan yang membuatmu berbeda dari kandidat lain.
  • Bangun personal branding melalui LinkedIn untuk menarik perhatian HR atau recruiter sebelum melamar.
  • Buka mindset baru dalam menghasilkan uang, manfaatkan skill untuk menjadi freelance writer, social media specialist, atau jasa desain grafis secara online.

Dunia kerja terasa semakin komptetitif. Banyaknya pencari kerja tidak sebanding dengan lowongan kerja yang tersedia. Selain itu, kemajuan teknologi mampu menggantikan posisi manusia di perusahaan. Hal ini membuat manusia tidak hanya harus bersaing dengan manusia lain dalam mencari pekerjaan, tetapi juga bersaing dengan teknologi.

Sebagai jobseeker, kondisi tersebut tentu memberikan kesulitan yang lebih tinggi dalam mencari kerja. Tapi tenang, aku punya saran buat kamu menghadapi tingginya kompetisi dalam mencari kerja. Berikut adalah tiga tips buat jobseeker hadapi tingginya persaingan dalam mencari kerja. Yuk, baca dulu!

1. Jangan puas dengan kemampuan standar

Ilustrasi wawancara kerja (pexels.com/Sora Shimazaki)
Ilustrasi wawancara kerja (pexels.com/Sora Shimazaki)

Jangan terbiasa menjadi orang yang biasa-biasa saja. Di tengah persaingan kerja yang semakin ketat, menjadi standar saja tidak cukup. Misalnya, kamu yang punya kemampuan di bidang administrasi, jangan cuma berhenti di skill dasar seperti surat menyurat, pengarsipan dokumen, atau Microsoft Office. Kemampuan seperti itu sudah menjadi bekal umum yang dimiliki hampir semua pelamar. Kalau ingin dilirik perusahaan, kamu harus punya sesuatu yang lebih, sesuatu yang membuat kamu stand out dari kandidat lainnya.

Coba kembangkan diri dengan skill tambahan yang bisa jadi pembeda. Misalnya, menguasai bahasa asing, jago membuat laporan berbasis data, terbiasa menggunakan tools digital seperti Notion, Trello, atau Google Workspace, bahkan bisa membantu membuat konten internal perusahaan.

Dengan memiliki kemampuan tambahan yang masih berkaitan dengan skill dasarmu, kamu tidak hanya dipandang sebagai staf administrasi biasa, tapi sebagai multifunctional talent yang siap berkontribusi lebih luas di lingkungan kerja. Skill tambahan ini akan jadi nilai plus besar yang meningkatkan daya saingmu di mata perusahaan.

2. Jangan menjadi jobseeker pasif

pixabay.com
pixabay.com

Jangan menjadi jobseeker pasif yang hanya mencari lowongan, mengirim lamaran, lalu pasrah menunggu kabar. Cara seperti itu sudah terlalu umum dan kurang efektif di era sekarang. Kalau kamu ingin peluang kerjamu lebih besar, saatnya bangun personal branding. Platform terbaik untuk itu adalah LinkedIn. Gunakan akun LinkedIn kamu untuk menunjukkan siapa dirimu, apa keahlianmu, dan apa yang bisa kamu tawarkan ke perusahaan.

Mulailah dengan mengunggah contoh hasil kerja, membagikan konten edukatif yang sesuai dengan bidangmu, atau menuliskan pengalaman belajarmu. Semakin aktif kamu berbagi hal positif dan relevan, semakin besar kemungkinan HR atau recruiter menyadari keberadaanmu, bahkan sebelum kamu melamar. Anggap LinkedIn sebagai portofolio digital, tampilkan dirimu secara profesional, aktif, dan menarik. Dengan begitu, kamu nggak cuma menunggu kesempatan, tapi menciptakan peluang itu sendiri.

3. Buka mindset baru dalam menghasilkan uang

foto hanya ilustrasi (pixabay.com/SnapwireSnaps)
foto hanya ilustrasi (pixabay.com/SnapwireSnaps)

Jangan terpaku pada pemikiran bahwa mendapatkan uang hanya dengan cara bekerja secara formal pada perusahaan. Waktunya kamu membuka mindset bahwa sudah banyak cara untuk menghasilkan uang dari skill yang kamu miliki, tanpa harus bergantung sepenuhnya pada pekerjaan kantoran. Dunia digital membuka peluang besar bagi siapa pun yang mau mencoba.

Sebagai contoh, kamu suka menulis bisa jadi freelance writer atau menulis e-book lalu menjualnya. Bagi kamu yang paham cara kerja media sosial, kamu bisa menawarkan jasa sebagai social media specialist untuk UMKM. Bahkan kalau kamu jago desain, kamu bisa buka jasa desain grafis atau menjual template secara online.

Skill yang kamu punya bisa jadi sumber rezeki dari banyak pintu, mulai dari freelance, bisnis kecil-kecilan, atau proyek kolaborasi. Yang paling penting adalah keberanian untuk mulai, kemauan untuk belajar, dan konsistensi untuk membangun reputasi. Peluang itu ada, tinggal kamu mau ambil atau lewatkan.

Dunia kerja semakin kompetitif, cara lama dalam mencari kerja sudah tidak efektif. Waktunya kamu berinovasi dalam mendapatkan pekerjaan agar peluang makin terbuka. Bagaimana, siap?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us