Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pelajaran Berharga yang Bisa Dipetik dari Layoff, Bukan Akhir Dunia

ilustrasi seseorang sedang merenung (pexels.com/Vanessa Garcia)
Intinya sih...
  • Layoff bukan akhir segalanya, tapi bisa jadi titik balik untuk eksplorasi dan mencoba hal-hal baru.
  • Dana darurat sangat penting agar dapat memberikan ketenangan saat kena layoff.
  • Kena layoff menjadi peringatan bahwa kita harus terus belajar, mengevaluasi skill, dan memperluas jaringan profesional.

Kena layoff alias pemutusan hubungan kerja massal memang bukan hal yang diinginkan siapa pun. Rasanya seperti kerja kerasmu selama ini gak dihargai. Belum lagi, masalah finansial dan sosial menanti di depan sana.

Bagaimanapun, ingatlah bahwa hidup terus berjalan dan setiap badai pasti membawa pelangi. Di balik pahitnya kena layoff, ada banyak pelajaran berharga yang bisa menjadi bekal untuk masa depan. Yuk, kita bahas satu-satu pelajaran yang bisa diambil dari layoff.

1. Pentingnya punya dana darurat

ilustrasi uang (unsplash.com/Mufid Majnun)

Punya penghasilan tetap tiap bulan kadang bikin orang merasa bahwa masa depan sudah terjamin dan meremehkan pentingnya punya tabungan dan dana darurat. Sampai akhirnya ... boom! Ada layoff dan kamu ternyata gak punya tabungan yang layak.

Ini momen yang menyadarkan kita bahwa dana darurat itu benar-benar penting. Idealnya, tiap orang punya tabungan sejumlah biaya hidup 3–6 bulan ke depan. Jadi, kalau amit-amit terkena layoff, kamu masih bisa hidup dengan tenang sambil cari-cari pekerjaan baru.

2. Rezeki gak datang dari satu pintu

ilustrasi jualan pakaian (freepik.com/freepik)

Mungkin selama ini kamu punya impian untuk jualan daring, cari kerjaan lepas, atau bahkan bangun brand sendiri. Namun, karena kesibukan di kantor, ide itu ketunda terus. Nah, kena layoff bisa jadi titik balik untuk eksplorasi dan mencoba hal-hal yang selama ini cuma rencana.

Banyak orang justru menemukan passion dan jalan baru setelah kena layoff. Siapa tahu, pintu rezeki ada di tempat yang sama sekali gak kamu sangka. Dunia kerja itu luas dan sekarang kamu punya waktu dan kebebasan lebih untuk menjelajahinya.

3. Skill upgrade bukan untuk gaya, tapi kebutuhan

ilustrasi belajar lewat internet (unsplash.com/Wes Hicks)

Dunia kerja itu dinamis dan sangat cepat berubah. Kalau kamu gak mutakhir, bisa-bisa kamu ketinggalan jauh di belakang. Layoff sering kali jadi peringatan keras bahwa kita harus terus belajar dan adaptif.

Coba evaluasi skill kamu sekarang. Apakah masih relevan? Apakah kamu butuh belajar hal baru supaya makin kompetitif? Ini saatnya ikutan kursus daring, baca buku, atau belajar tools baru. Semakin kamu punya skill yang fleksibel, semakin besar peluangmu untuk bangkit dan naik kelas.

4. Koneksi itu lebih penting daripada CV yang keren

ilustrasi mengobrol dengan rekan kerja (pexels.com/fauxels)

Saat kena layoff, kamu mungkin langsung gercep benerin CV. Percayalah, koneksi sering kali lebih penting. Banyak lowongan kerja gak dipasang di web lowongan kerja, melainkan dibagikan lewat lingkaran pertemanan atau LinkedIn.

Jadi, jangan ragu untuk menghubungi teman lama, mantan rekan kerja, atau komunitas profesional. Ceritakan situasimu dan tunjukkan kalau kamu siap untuk kesempatan baru. Dunia kerja sekarang gak cuma soal "apa yang kamu tahu", tapi juga "siapa yang kamu kenal". Ke depannya, jaga hubungan baik dengan sebanyak mungkin orang.

5. Kesehatan mental harus jadi prioritas

ilustrasi depresi (pexels.com/Polina Zimmerman)

Layoff itu bukan cuma soal kehilangan sumber pendapatan, tapi juga bisa bikin stres, cemas, bahkan depresi. Gak perlu pura-pura kuat. Wajar banget kalau kamu butuh waktu untuk menerima kenyataan pahit ini.

Jadi, jaga kesehatan mental kamu baik-baik. Cari support system yang positif, curhat ke orang terdekat yang kamu percaya, atau cari bantuan profesional kalau perlu. Jangan nunggu burnout baru nyadar pentingnya self-care. Karena pada akhirnya, kamu yang paling bertanggung jawab atas kebahagiaan dan kesejahteraan diri sendiri.

Layoff memang pahit, tapi bukan akhir dari segalanya. Justru ini bisa jadi titik balik untuk refleksi, meningkatkan kualitas diri, dan membangun ulang hidup yang lebih sesuai dengan impianmu. Jadi, bangkit, susun strategi baru, dan buktikan ke dunia kalau kamu bisa comeback lebih kuat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us