Setelah PHK, Sebaiknya Rehat Dulu atau Langsung Cari Kerjaan Baru?

Kehilangan pekerjaan karena pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa bikin pusing tujuh keliling. Bukan hanya bikin finansial jadi kacau, kesehatan mental juga ikut gonjang-ganjing. Di tengah rasa kaget, cemas, dan kecewa, muncul satu pertanyaan yang bikin galau: haruskah langsung cari kerja baru atau sebaiknya ambil jeda dulu untuk rehat?
Sebenarnya, gak ada satu jawaban mutlak untuk pertanyaan ini karena tiap orang punya kondisi dan prioritas yang berbeda. Ada yang harus buru-buru cari pemasukan karena cicilan yang jalan terus, ada juga yang justru butuh waktu menyembuhkan diri sebelum kembali ke dunia kerja. Nah, daripada bingung sendiri, yuk, kita bahas satu per satu pertimbangan pentingnya.
1. Kenali dulu kondisi keuanganmu

Langkah pertama setelah PHK bukan langsung update CV atau rebahan tanpa arah, melainkan cek dulu kondisi keuanganmu. Apakah kamu punya tabungan darurat yang cukup untuk bertahan 3–6 bulan ke depan tanpa penghasilan tetap? Kalau jawabannya "ya", kamu punya ruang untuk rehat sebentar, healing, dan menyusun ulang rencana karier.
Sebaliknya, kalau tabungan pas-pasan, bahkan bunga utang terus membengkak, rehat total bisa jadi keputusan yang berisiko. Akan lebih bijak kalau kamu tetap mencari penghasilan. Gak harus langsung kerja kantoran, bisa pekerjaan sementara atau freelance dulu, sambil pelan-pelan mencari kerja tetap yang cocok.
2. Cek kondisi mental dan emosionalmu

PHK itu bukan cuma urusan uang, tapi juga menyangkut harga diri dan identitas. Banyak orang merasa kecil dan hilang arah setelah gak lagi bekerja. Kalau kamu merasa burnout, lelah mental, atau kehilangan motivasi, rehat bisa jadi kebutuhan.
Rehat bukan berarti malas, tapi memberi ruang bagi dirimu untuk bernapas, menyembuhkan diri, dan refleksi. Justru dari jeda ini, banyak orang menemukan kembali semangatnya atau bahkan merintis jalur karier yang benar-benar baru. Yang terpenting, rehatnya jangan terlalu lama.
3. Rehat yang terencana vs mengalir tanpa arah

Kalau kamu memilih rehat, pastikan bukan rehat yang asal-asalan. Buat rencana, berapa lama durasinya? Apa yang ingin kamu lakukan selama masa rehat ini? Apakah ingin upgrade skill lewat kursus online? Membenahi portofolio? Mencoba bisnis kecil-kecilan?
Rehat yang terstruktur bisa jadi investasi waktu yang luar biasa. Namun, kalau kamu rehat tanpa arah dan berlarut-larut, bisa-bisa malah terjebak dalam zona nyaman yang menghambatmu untuk bangkit kembali. Jadi, intinya, meskipun sedang rehat dari pekerjaan kantor, pastikan ada kegiatan produktif yang kamu lakukan.
4. Boleh langsung cari kerja, tapi jangan asal terima

Kalau kamu memutuskan untuk langsung tancap gas mencari pekerjaan baru, pastikan kamu gak terburu-buru asal menerima kerjaan. Kadang, saking paniknya, orang langsung menerima tawaran kerja meski jelas-jelas gak sesuai passion, gaji terlalu kecil, atau lingkungan kerja toxic. Lebih parahnya lagi, banyak yang jadi korban penipuan lowongan pekerjaan.
Sebenarnya, PHK justru bikin kamu punya kesempatan untuk reset. Cari pekerjaan yang lebih sesuai dengan nilai hidupmu, passion, dan kondisi fisik maupun mentalmu saat ini. Jangan biarkan tekanan ekonomi membuatmu masuk ke dalam lubang yang sama.
5. Jangan lupa evaluasi diri

PHK juga bisa jadi momentum untuk refleksi. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang bisa kamu pelajari dari pengalaman kerja sebelumnya? Apakah masih di jalur yang benar? Atau justru saatnya beralih arah?
Banyak orang yang akhirnya sukses membangun karier impian justru setelah mengalami PHK. Jadi, jangan anggap ini akhir dari segalanya. Bisa jadi ini justru awal karier yang lebih baik.
Jadi, setelah PHK, baiknya rehat dulu atau langsung cari kerja? Semua kembali ke situasi dan kebutuhan pribadi masing-masing. Kalau kamu butuh waktu untuk pulih, punya tabungan cukup, dan ingin menyusun ulang arah hidup, silakan rehat dengan rencana yang matang. Namun, jika kebutuhan ekonomi mendesak, kamu bisa langsung mencari pekerjaan, sambil tetap menjaga kesehatan mental.