Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perbandingan 5 Macam Bahan Sprei, Mulai dari Katun Lokal Hingga Tencel

Sprei lyocell atau Tencel (pixabay.com/Pexels)
Sprei lyocell atau Tencel (pixabay.com/Pexels)

Variasi pilihan bahan sprei kini memiliki ragam yang luas. Baik motif, kelembutan, serta harganya terkadang membuat kita kewalahan untuk memilih mana yang cocok. Sulitnya memilih bahan sprei apalagi saat belanja daring sangat terasa. Ini terjadi karena kita tidak dapat menyentuh kain secara langsung untuk merasakan kelembutan atau kenyamanan bahannya. 

Agar kamu tidak salah membeli sprei yang kamu inginkan, berikut beberapa perbandingan bahan sprei dari segi kelembutan dan harganya. Kelembutan bahan dipengaruhi oleh Thread Count (TC) atau kerapatan benang dan bahan bakunya.

Semakin berkualitas bahan baku, maka kain semakin lembut, namun harganya bisa jadi semakin mahal. Mau tahu selengkapnya? Yuk, simak uraiannya berikut.

1. Katun lokal

ilustrasi sprei katun (pexels.com/Cats Coming)
ilustrasi sprei katun (pexels.com/Cats Coming)

Sprei katun lokal sering disebut dengan katun panca. Sejatinya sprei katun terbuat dari bahan 100 persen katun atau kapas alami. Namun, untuk mendapatkan harga ekonomis yang terjangkau bagi masyarakat lokal, produsen katun lokal mencampur komposisi katun dengan poliester. 

Poliester terbuat dari serat sintetis lembut yang cenderung anti air. Poliester memang memiliki kelembutan, namun bahan ini tidak menyerap keringat sehingga sering terasa lengket di iklim tropis.

Campuran poliester dan katun pada sprei katun lokal, yaitu sebesar 75 persen katun dan 25 persen poliester. Komposisi ini masih menghasilkan bahan katun yang cukup nyaman dengan 150 TC. Harga sprei katun lokal berkisar Rp150–400 ribu untuk sprei ukuran queen atau king, tergantung dari merek, desain, dan kualitasnya.

2. Katun Jepang

Sprei katun Jepang (pixabay.com/ErikaWittlieb)
Sprei katun Jepang (pixabay.com/ErikaWittlieb)

Katun Jepang adalah nama dagang untuk bahan dengan komposisi 100 persen katun. Meskipun bernama katun Jepang, produk ini sebenarnya tidak selalu diproduksi di Jepang. Bisa jadi itu diproduksi menggunakan teknik atau bahan yang terinspirasi dari kualitas katun yang dihasilkan di Jepang.

Katun Jepang terkenal karena kelembutannya, teksturnya yang halus, dan ketahanan warna yang baik. Dengan 180-200 TC, katun jenis ini sering kali lebih ringan dan lebih nyaman dipakai di cuaca panas. Sprei katun Jepang juga memiliki desain elegan dan berkualitas tinggi.

Kenyamanan tersebut tentunya sebanding dengan harga yang dibanderol. Sprei katun Jepang ukuran queen dihargai Rp400–800 ribu, sedangkan ukuran king Rp500 ribu–Rp1,2 juta.

3. Katun dobby

Motif salur pada sprei katun dobby (pexels.com/Vincent Rivaud)
Motif salur pada sprei katun dobby (pexels.com/Vincent Rivaud)

Sprei katun dobby adalah sprei dengan bahan 100 persen katun ataupun campuran poliester. Yang menjadi ciri khas sprei ini adalah kerapatan kain dan motif timbulnya. Kain ini ditenun dengan mesin dobby untuk menghasilkan motif timbul yang elegan. Motif yang paling sering ditemui adalah motif geometris dan garis linier timbul.

Sprei katun dobby cenderung lebih kuat dan tahan lama dibandingkan dengan katun biasa. Meskipun teksturnya lebih berstruktur, kain ini tetap nyaman bernapas karena menggunakan katun sebagai bahan dasar. Pada pemakaian awal, bahan ini mungkin terasa kaku, namun setelah beberapa kali pencucian, bahan akan semakin lentur dan lembut.

Kalau kamu mencari sprei berdesain elegan, awet, dan nyaman, katun dobby bisa jadi pilihan utama. Harga sprei katun dobby ukuran queen dan king bervariasi antara Rp500–800 ribu.

4. Tencel

ilustrasi kasur bersprei Tencel (unsplash.com/Kenny Eliason)
ilustrasi kasur bersprei Tencel (unsplash.com/Kenny Eliason)

Tencel merupakan sebuah merek dagang untuk bahan bernama lyocell. Sprei Tencel atau lyocell terbuat dari bahan natural, yaitu selulosa kayu. Kelembutan kain ini melebihi katun, memiliki thread count 300 sampai dengan 600.

Bahan Tencel memiliki sifat termoregulasi yang dapat menjaga suhu tubuh tetap sejuk di cuaca panas dan hangat di cuaca dingin. Meskipun sangat lembut, Tencel juga cukup tahan lama dan mudah dirawat. Namun, kamu harus tetap berhati-hati untuk tidak mencucinya dengan air yang telalu panas agar bahan tidak susut.

Ketika memilih bahan Tencel, kamu akan dihadapkan pada pilihan 40s, 60s, dan seterusnya. Ini adalah ukuran penampang benang. Semakin tinggi angkanya, maka penampang benang semakin kecil dan kain akan semakin halus. Dengan demikian, sprei Tencel 60s tentunya lebih halus daripada 40s.

Tertarik membeli sprei Tencel? Siap-siap merogoh kocek agak dalam. Sprei Tencel memiliki harga relatif mahal, yaitu mulai dari Rp800 ribu untuk matras ukuran queen.

5. Jacquard

Kasur bersprei Jacquard (pexels.com/Jean van der Meulen)
Kasur bersprei Jacquard (pexels.com/Jean van der Meulen)

Sprei ini bisa terbuat dari berbagai jenis bahan seperti katun, poliester, satin, linen, atau bahkan sutra. Dinamakan Jacquard karena kain ditenun menggunakan teknik Jacquard.

Teknik Jacquard adalah metode penenunan kain yang memungkinkan pembuatan pola yang rumit dan kompleks secara langsung dalam proses penenunan, bukan sekadar mencetak pola pada permukaan kain. Teknik ini ditemukan oleh Joseph Marie Jacquard pada awal abad ke-19 dan telah merevolusi industri tekstil, terutama dalam pembuatan kain bermotif.

Sprei Jacquard memiliki tampilan kamar tidur mewah dan elegan. Motif yang timbul atau bertekstur memberikan dimensi dan kedalaman pada tampilan matras. Harga sprei jacquard tergantung dari bahan utamanya. Sprei jacquard dari bahan katun dibanderol mulai dari Rp600 ribu untuk ukuran queen. Sedangkan jacquard dari bahan satin atau sutra diberi harga Rp1 juta untuk matras dobel.

Sekian informasi perbandingan beberapa bahan sprei populer yang ada di pasaran. Tentunya masih banyak lagi jenis sprei yang belum dibahas disini. Paling tidak, kamu gak bingung lagi menentukan pilihan. Semoga informasi ini bermanfaat, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Devia Sagita
EditorDevia Sagita
Follow Us