6 Tips Menyiapkan Kamar untuk Dua Anak, Dipannya Satu atau Pisah?

Idealnya, jumlah kamar tidur di rumah memang sesuai jumlah anggota keluarga dikurangi pasangan suami istri. Misalnya, total anggota keluarga ialah 4 orang dengan dua di antaranya sepasang suami istri. Artinya, jumlah kamar tidur yang diperlukan ialah tiga.
Satu kamar untuk pasutri, misalnya ayah dan ibu. Lalu dua anak menempati kamar masing-masing. Akan tetapi, banyak keluarga muda tinggal di rumah dengan dua kamar tidur saja. Bila ada dua anak, mereka mesti menempati satu kamar.
Bagaimana penataan yang tepat supaya anak-anak tetap nyaman? Ada enam hal yang perlu diperhatikan supaya mereka gak gampang bertengkar. Bukan berarti dirimu dan pasangan sama sekali tidak perlu memikirkan ekstra kamar di kemudian hari.
1. Kalau jenis kelaminnya berbeda, dipannya pisah

Kedua anakmu berjenis kelamin sama atau berbeda? Kalau keduanya sama-sama perempuan atau laki-laki, pengaturannya lebih mudah. Kalian membelikan satu dipan dan kasur yang besar buat berdua pun tidak masalah.
Akan tetapi, anak dengan jenis kelamin berbeda sebaiknya tidur di dipan yang terpisah. Maksud terpisah di sini gak harus dua ranjang single seperti di kamar hotel. Bila luas ruangan terbatas, dipan susun dapat menjadi pilihan. Pembedaan tempat tidur sebagai awal untuk mereka mempelajari batasan kedekatan dengan lawan jenis sekalipun saudara kandung.
2. Storage tetap sendiri-sendiri meski cuma beda rak

Kamar anak juga perlu dilengkapi dengan tempat-tempat penyimpanan. Baik lemari pakaian, rak buku, maupun kotak mainan. Mengingat ada dua penghuni di kamar, pilih perabot yang dapat menampung lebih banyak barang.
Pemisahan antara barang kakak dengan barang adik tetap diperlukan. Apabila barang mereka tercampur bakal sulit mencarinya. Pun anak yang agak sembrono bisa merusak barang saudaranya.
Lalu saudaranya marah, menangis, dan sering terjadi keributan di kamar. Walaupun satu lemari atau satu meja, terpenting kakak serta adik punya jatah rak atau lacinya sendiri-sendiri. Mereka akan belajar mengenai privasi sekalipun menempati kamar yang sama.
3. Meja belajar bisa di dalam atau luar kamar

Perabot yang satu ini memang agak makan tempat. Terutama untuk meja belajar yang dilengkapi kursi serta rak-rak penyimpanan. Bila dua set meja belajar dimasukkan ke satu kamar mungkin tidak muat. Pilihannya adalah setiap anak cuma memakai meja lipat dan lesehan di karpet kamar.
Ini akan lebih menghemat ruang dan fleksibel. Atau, gunakan meja kopi berkaki pendek yang dapat dipakai buat dua anak belajar bersama. Kalau anak tetap ingin satu set meja belajar, mau gak mau minimal salah satunya ditaruh di ruang tengah.
4. Warna dan hiasan gabungan selera keduanya atau netral saja

Selanjutnya mengenai warna serta hiasan kamar anak. Dua anak berjenis kelamin sama saja bisa punya selera yang berbeda. Seperti anak sulung laki-laki suka warna merah. Adiknya ingin warna biru.
Demikian juga anak perempuan sulung mungkin menggemari kartun Doraemon. Sementara itu, adiknya mau kamar bernuansa Hello Kitty. Mana yang hendak dipilih? Biar keduanya gak ribut, secara umum warna kamar bisa dibuat netral.
Contohnya, dinding dicat putih dan gorden berwarna cokelat. Perabot juga warna kayu. Akan tetapi, storage dan meja belajar anak boleh disesuaikan dengan keinginan masing-masing. Meski rak buku cuma satu misalnya, rak jatah anak perempuan pertama bisa dilapisi kertas bergambar Doraemon. Rak adiknya dihiasi stiker Hello Kitty.
5. Semuanya bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian kamar

Kamar yang dihuni bersama berarti soal kebersihan serta kerapiannya juga menjadi tugas bareng. Meski kakak lebih besar, hindari menjadikannya penanggung jawab penuh kebersihan serta kerapian kamar. Adiknya juga kudu diberi tahu dan dilatih.
Kalaupun adik belum bisa menyapu, dia bisa membantu mengelap perabot di kamar. Pokoknya, saat kamar berantakan jangan langsung kakak yang disalahkan. Boleh jadi itu ulah adik.
Ia harus mau mengembalikan mainannya ke kotak penyimpanan miliknya. Kakak cukup kasih contoh ke adik. Bukan ia menjadi pelayan adik walau sekamar.
6. Pisahkan kamar anak beda jenis kelamin begitu puber

Kembali ke orangtua dengan dua anak berjenis kelamin berbeda. Saat mereka kecil memang dapat ditempatkan di satu kamar. Cuma perlu dipan sendiri-sendiri seperti dalam poin pertama. Namun, seiring datangnya masa puber kamar keduanya mesti dipisah.
Pemisahan ini buat mencegah hal-hal yang tak diinginkan. Gak usah menunggu keduanya sama-sama puber. Begitu kakaknya menunjukkan tanda-tanda pubertas, segera siapkan kamarnya sendiri. Seperti anak perempuan mengalami menstruasi dan pertumbuhan payudara.
Kalaupun anak laki-laki gak terbuka tentang mimpi basahnya, suaranya yang mulai berat menjadi tanda pubertas. Kamu tak harus beli rumah baru, kok. Kamar anak saja direnovasi jika memungkinkan. Tambah sedikit luasnya lalu disekat tembok atau papan.
Keterbatasan kamar mesti disiasati agar anak-anak tetap nyaman tidak hanya saat tidur. Namun, juga ketika mereka belajar dan menyimpan berbagai barang pribadinya. Dengan cara di atas, satu kamar buat dua anak masih memadai.