Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

12 Pemakaian Kosakata yang Kerap Salah Kaprah dalam Dunia Pendidikan

ilustrasi pembelajaran di kelas (pexels.com/Max Fischer)

Salah kaprah merupakan istilah untuk kekeliruan yang sudah kaprah atau lazim di masyarakat sehingga tak lagi dianggap sebagai suatu kekeliruan. Fenomena ini sering terjadi dalam penggunaan kosakata bahasa Indonesia, baik dalam ragam lisan maupun tulisan.

Dunia pendidikan pun tak terlepas dari salah kaprah dalam pemakaian kosakata. Daripada dilanda penasaran, mari kita simak beberapa kosakata Indonesia di bawah ini yang kerap disalahartikan. Baca sampai selesai, ya!

1. Pertama ada "absen" yang sering diartikan menjadi 'hadir', padahal memiliki makna sebaliknya, yaitu 'tidak hadir'

ilustrasi kelas yang kosong (pexels.com/Pixabay)

2. Begitu pula dengan kata "absensi" yang kerap kali dipakai untuk merujuk 'kehadiran', padahal definisi tersebut dimiliki oleh "presensi"

ilustrasi siswa mengisi daftar presensi (pexels.com/Katerina Holmes)

3. Kata "alumni" mengacu kepada 'orang-orang yang telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi'

ilustrasi para wisudawati (pexels.com/Pavel Danilyuk)

4. Sementara itu, "alumnus" merupakan 'orang yang telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi'. Bisa melihat perbedaannya?

ilustrasi wisudawan (pexels.com/Vantha Thang)

5. Tahukah kamu, "jenius" adalah penulisan yang keliru, lho. 'Berbakat luar biasa dalam berpikir dan mencipta' merupakan pengertian dari "genius"

ilustrasi siswa genius (pexels.com/MART PRODUCTION)

6. "Legalisasi" ijazah sudah lazim dilakukan alumni seusai tamat dalam suatu jenjang pendidikan. Jangan pakai kata "legalisir" lagi, ya!

ilustrasi legalisasi dokumen (pexels.com/Matthias Zomer)

7. "Notulensi" merupakan penulisan yang keliru. Jika kamu ingin merujuk pada 'catatan singkat mengenai jalannya rapat', gunakanlah "notula"

ilustrasi notula (pexels.com/Jessica Lewis Creative)

8. Di sisi lain, 'orang yang bertugas membuat notula' seharusnya disebut sebagai "notulis". Siapa, nih, yang sudah terbiasa memakai "notulen"?

ilustrasi notulis (pexels.com/Ivan Samkov)

9. Tahu arti kata "pembelajar"? Bukan pelajar atau siswa, makna yang benar berdasarkan KBBI adalah 'orang yang membelajarkan atau pengajar'

ilustrasi pembelajar (pexels.com/Andrea Piacquadio)

10. Kata ini mungkin kurang familier di telinga, namun apabila kamu ingin merujuk kepada 'orang yang mempelajari', gunakanlah "pemelajar"

ilustrasi pemelajar (pexels.com/Agung Pandit Wiguna)

11. Perangkat kelas, ekstrakurikuler, dan organisasi sudah pasti memerlukan kehadiran "sekretaris". Jangan lagi pakai kata "sekertaris", ya!

ilustrasi sekretaris (pexels.com/Andrea Piacquadio)

12. Alat untuk menghitung pada ilustrasi di bawah ini kerap disebut sebagai "sempoa". Padahal, ejaan yang tepat adalah "swipoa", lho!

ilustrasi swipoa (pixabay.com/Pexels)

Tak ada kata terlambat dalam mempelajari seluk-beluk bahasa Indonesia. Begitu pula dengan mengetahui penggunaan kosakata yang tepat sesuai KBBI. Akhir kata, sebarkan artikel ini ke teman-temanmu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Matthew Suharsono
EditorMatthew Suharsono
Follow Us