Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Kesalahan Mahasiswa saat Proses Penulisan Skripsi, Suka Menunda!

ilustrasi seorang mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas (pexels.com/Armin Rimoldi)

Berhasil menyelesaikan skripsi bukan hanya sekadar penanda semakin dekat dengan momen kelulusan, tetapi juga simbol perjuangan untuk menyusun suatu karya ilmiah yang bersejarah bagi kehidupan seorang mahasiswa. Namun, proses menjalani penulisan skripsi ini sering kali tidak pernah mulus saja.

Meski ada beberapa faktor penyebab lambatnya seorang mahasiswa dalam menyelesaikan karyanya, tetapi tentu mahasiswa itu sendiri yang punya peran paling besar dalam menentukan nasibnya. Kalau gak ada kemauan, tentu skripsi gak selesai.

Sampai hari ini, masih banyak mahasiswa yang melakukan banyak hal merugikan dan berdampak buruk bagi kelancaran pengerjaan karya penting tersebut. Sayangnya, mereka terkadang sama sekali tidak sadar akan kekeliruan yang terjadi.

Oleh sebab itu, para mahasiswa wajib mengetahui beberapa kesalahan umum yang muncul saat proses penulisan skripsi berikut ini. Kamu yang sedang menyelesaikan skripsi, jangan sampai melakukannya, ya!

1.Tidak memperhatikan kaidah penulisan skripsi yang baik dan benar

ilustrasi seseorang yang sedang memberi catatan pada tulisan (pexels.com/Monstera Production)

Sebagaimana suatu karya yang penting, skripsi harus dikerjakan sebaik-baiknya. Tidak hanya mengutamakan isi, kaidah penulisannya pun memerlukan perhatian yang besar. Bayangkan, bagaimana bila ada orang yang tertarik dengan penelitianmu, tetapi harus membaca kalimat yang berantakan. Apakah dia akan paham?

Sayangnya, masih ada saja mahasiswa yang kurang memahami kaidah penulisan skripsi yang baik dan benar. Padahal, kesalahan seperti ini juga turut berkontribusi pada banyaknya revisi yang harus ditanggung. Jadi, pelajari lagi aturan yang ada agar proses penyusunan skripsimu lebih lancar, ya!

2.Tidak mengomunikasikan kesulitan yang dialami pada dosen pembimbing

ilustrasi seseorang yang sedang bingung (pexels.com/Monstera)

Salah satu tantangan besar dalam menulis skripsi adalah mencari referensi yang tepat dalam jumlah sebanyak mungkin. Semakin beragam sumber ilmu kredibel yang diperoleh, semakin besar dukungan untuk penelitian yang dilaksanakan. Namun, memang terkadang materi yang dimaksudkan cukup sulit dicari karena mungkin belum banyak penelitian untuk hal tersebut.

Sayangnya, banyak mahasiswa yang pasrah saja dengan kondisi seperti ini, sehingga dosen kerap mengira mereka tidak berusaha dengan sungguh-sungguh. Padahal, bila mahasiswa rajin mengomunikasikan segala kendala yang ditemuinya pada dosen pembimbing, bukan tidak mungkin bantuan itu akan datang dan memudahkan proses penulisan skripsi.

3.Kurang disiplin saat hendak bimbingan skripsi

ilustrasi seorang mahasiswa yang mengantuk saat mengerjakan tugas (pexels.com/RDNE Stock project)

Mahasiswa yang sudah memasuki fase menulis skripsi tentu akrab dengan jadwal bimbingan dengan dosen masing-masing. Biasanya dosen akan mengecek sejauh mana peningkatan yang ditunjukkan oleh mahasiswa tersebut.

Jika tampak tanda-tanda perbaikan yang signifikan, maka tentu akan dimudahkan. Sebaliknya, bila mahasiswa tidak disiplin, seperti kerap tidak menyelesaikan perbaikan yang diminta dosen atau malah hampir selalu terlambat datang ke bimbingan, maka siap-siap saja dengan konsekuensinya.

Kamu harus tahu bahwa tindakan-tindakan buruk tersebut dapat membuat dosen merasa tidak dihargai. Jika sampai pembimbing skripsimu marah, maka jangan heran bila beliau jadi lebih sulit untuk ditemui atau mungkin beliau mendadak suka memberikan tugas tambahan untuk skripsimu, ya!

4.Tidak menjunjung tinggi etika saat berusaha menghubungi dosen

ilustrasi seseorang yang sedang menggunakan ponsel (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Ketika sedang menempuh proses penulisan skripsi, mahasiswa tentu akan perlu sering bertemu dengan dosen pembimbing guna membahas tentang karya ilmiah penting tersebut. Sayangnya, dosen pun punya banyak kesibukan lain yang juga tidak bisa ditinggalkan, sehingga kerap sulit untuk ditemui langsung di ruangannya. Salah satu cara melaksanakan bimbingan adalah menghubungi dosen untuk membuat janji temu.

Namun, ternyata tidak semua mahasiswa menjunjung tinggi etika saat berusaha menghubungi dosennya. Ada yang dengan seenaknya mengirimkan pesan diluar jam kerja, menggunakan diksi yang buruk pula. Kalau begini, wajar saja bila dosen marah dan memutuskan untuk menunda bimbingan untuk sementara waktu. Akibat keteledoran diri, skripsi jadi tidak kunjung selesai dan berpotensi mengganggu proses kelulusan. Rugi, deh!

Mahasiswa bukan lagi anak kecil yang harus diingatkan setiap waktu untuk mengerjakan tanggung jawabnya. Jika sudah menjalani proses penulisan skripsi, maka wajib untuk disiplin dan mendengarkan arahan dosen dengan saksama. Ingat, semakin lancar urusan tersebut, makin dekat pula dengan momen kelulusan yang membahagiakan, bukan begitu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ratna Kurnia Ramadhani
EditorRatna Kurnia Ramadhani
Follow Us