5 Cara Menenangkan Diri Saat Artikel Gagal Tayang, Stop Galau!

Sudah begadang semalam suntuk, naskah di utak-atik hingga terasa menggigit. tapi tetap nihil, hati editor masih telalu dingin untuk luluh. Entah apa yang terjadi, yang jelas hanya ada sepi dan sunyi yang menemani.
Kalau kamu alami itu, jangan buru-buru galau ya. Karena kamu tidak sendirian kok. Gagal tayang itu bukan kutukan, tapi proses menuju pada pendewasaan. Sebelum kamu banting laptopmu atau uninstal aplikasi menulis di ponselmu yuk simak cara menenangkan diri agar kewarasanmu tetap terjaga.
1. Berhenti drama, mulailah menerima

Gagal tayang itu memang nyelekit. Apalagi naskahmu sudah kamu rangkai dengan sepenuh jiwa raga. Sembari memberi pengharapan yang besar, kalau ia bakal terbit. Karena ia akan menginspirasi banyak orang di luar sana.
Tapi, satu hal yang harus kamu pahami, kalau gagal tayang itu bukan vonis mati untuk tulisanmu. Terkadang ia hanya soal waktu, momen, atau sudut pandang yang masih belum pas. Ambil jeda sebentar, segera lakukan revisi, jangan salahkan dirimu. Makin cepat kamu terima kenyataan, makin cepat juga kamu bakal bangkit.
2. Artikel tidak terbit itu bukan berarti kamu gagal total

Ingat, tidak sedikit penulis-penulis besar hari ini lahir dari penolakan. Bukan satu dua kali, tapi lebih dari itu, sampai mereka sudah kenyang akan penolakan. Apakah mereka langsung menyerah begitu saja? Tidak, mereka malah giat untuk semakin bekerja keras.
Nah, sebagai penulis sejati kamu jangan mundur ya. Jangan merasa kalau satu artikelmu gagal tayang, maka dunia berhenti berputar. Nyatanya tidak, kamu masih punya kesempatan untuk terus mendorong, hingga artikelmu diterbitkan dan tembus jutaan pembaca.
3. Lanjut menulis, jangan ngambek

Selain membaca, kekuatan utama penulis adalah menulis. lya, merangkai kata demi kata, sampai terasa klop di hati pembaca. Kalau kamu malah ngambek ketika artikelmu gagal tayang, maka kamu melemahkan reputasimu sebagai seorang penulis.
Makanya itu, jalan yang terbaik adalah berdiri lagi. Tenangkan dirimu. Baca ulang naskahmu. Barangkali baru kalimat pembuka saja editor langsung ragu saking amburadulnya. Poles pelan-pelan sampai benar-benar matang. Kemudian kirim lagi dengan kepercayaan diri yang tinggi. Dunia tulis menulis itu bukan hanya soal inspirasi, tapi juga ketekunan yang tidak pernah mati.
4. Jangan hanya kejar tayang, tapi juga tumbuh dan berkembang

Jika tujuan utamamu hanya sebatas "yang penting artikel naik", kamu bakal gampang tumbang. Karena kamu tidak punya alasan fundamental untuk bertahan. Itulah sebabnya kenapa kamu butuhkan motivasi tambahan.
Salah satunya adalah keinginan untuk terus berkembang. Coba tanya dirimu. Sudah sebagus apa tulisanmu. Sudah seunik apa sudut pandang yang kamu angkat. Kalau ternyata biasa-biasa saja, maka silakan evaluasi diri dengan lapang dada.
5. Rayakan prosesmu

Bukan hanya hasil yang layak untuk dirayakan. Tapi juga proses. Menyelesaikan naskah usai riset yang berbelit-beli, merangkai kata seciamik mungkin, kemudian berani mengirimkannya kepada editor, itu layak untuk dirayakan. Karena kamu mau berusaha, juga mampu menyingkirkan ketakutanmu untuk melangkah.
Jadi, mari duduk sejenak dan rayakan proses yang sudah kamu lalui. Ambil sedikit jeda, untuk kemudian melihat sejauh mana perjuangan yang kamu tempuh. Meski artikelmu belum tayang, setidaknya kamu tengah bertumbuh untuk menjulang lebih tinggi. Bukan, begitu?
Gagal tayang bukan akhir cerita dari perjalananmu sebagai seorang penulis. Tapi justru ia adalah awal yang bijak untukmu berpijak, supaya tahan banting, hingga kamu terlahir sebagai seorang penulis yang profesional, juga dewasa secara emosional.