Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Oxford Word of The Year Selain Brain Rot dan Artinya, Apa Saja?

ilustrasi kata-kata (oexels.com/Jimmy Chan)
ilustrasi kata-kata (oexels.com/Jimmy Chan)
Intinya sih...
  • "Brain rot" terpilih sebagai kata paling dicari tahun ini oleh Oxford University Press.
  • Ada lima kata lain yang juga populer, seperti "Demure", "Dynamic pricing", "Lore", dan "Romantasy".
  • "Slop" adalah konten berkualitas rendah yang dihasilkan menggunakan kecerdasan buatan dan menjadi masalah di web browser.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Setiap akhir tahun, Oxford University Press dan penerbit kamus lainnya di dunia memilih Word of The Year, alias kata yang menjadi highlight di 12 bulan terakhir. Tahun ini, kata "brain rot" yang dinobatkan sebagai pemenangnya. 

Brain rot merupakan 1 dari 6 kata yang paling dicari oleh seluruh orang di dunia menurut basis data Oxford. Kemudian, frasa tersebut memenangkan pemilihan atas 37.000 orang yang menyumbangkan suaranya dalam survei yang dilakukan Oxford University Press.

Brain rot atau pembusukan otak memiliki arti kemunduran kemampuan mental dan intelektual seseorang akibat menghabiskan waktu yang berlebihan untuk membaca informasi, khususnya secara daring, tentang sesuatu yang dianggap remeh atau tidak berarti. Kata ini dianggap mencerminkan kebiasaan manusia di masa sekarang yang sering memanfaatkan media sosial hanya untuk membuang waktu.

Selain brain rot ada lima kata lain yang terpilih sebagai kata-kata yang paling dicari orang tahun ini. Kata apa saja itu? Yuk, simak ulasannya!

1. Demure

ilustrasi demure (pexels.com/Geovane Souza)
ilustrasi demure (pexels.com/Geovane Souza)

"Demure" merupakan kata sifat. Menurut Oxford English Dictionary, kata demure berarti berpenampilan atau berperilaku sopan jika mengenai orang, serta tidak mencolok atau terlalu terbuka jika berhubungan dengan pakaian.

Kata demure pertama kali viral akibat unggahan kreator TikTok asal Amerika bernama Joolie Lebron. Kata ini ia gunakan ketika membuat konten tentang cara merias diri untuk pergi bekerja. Sang kreator berujar, "Very demure, very mindfull".

Beberapa aktor Hollywod kemudian menyukai unggahan Lebron hingga unggahan tersebut viral. Sampai artikel ini dibuat, tercata 848 ribu kiriman di TikTok telah dibuat menggunakan tagar demure.

2. Dynamic pricing

ilustrasi dynamic pricing (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi dynamic pricing (pexels.com/Pixabay)

"Dynamic pricing" adalah kata benda. Menurut Oxford English Dictionary, frasa tersebut memiliki arti praktik mengubah harga suatu produk atau layanan untuk mencerminkan perubahan kondisi pasar, khususnya mengenakan harga yang lebih tinggi pada saat permintaan lebih tinggi.

Frasa dynamic pricing muncul dalam dunia bisnis yang menunjukkan cara menetapkan harga barang secara dinamis. Penenentuan harga barang merupakan salah satu aspek krusial dalam bisnis. Pebisnis tentu menginginkan keuntungan maksimal, namun juga mempertimbangkan kemampuan pasar untuk membeli.

Dengan kemajuan teknologi, pebisnis memiliki kesempatan untuk melihat penawaran pasar secara real-time. Lantas, strategi dynamic pricing dianggap tepat untuk bisnis masa kini.

Jennifer Dublino, seorang pakar operasi bisnis menulis dalam business.com, "Saat ini, perusahaan memiliki lebih banyak informasi tentang penawaran dan permintaan secara real-time, yang memungkinkan mereka untuk memaksimalkan laba dengan menerapkan strategi yang disebut penetapan harga dinamis".

3. Lore

ilustrasi lore (pexels.com/João Jesus)
ilustrasi lore (pexels.com/João Jesus)

"Lore" merupakan kata beda. Menurut Oxford English Dictionary, kata tersebut berarti sekumpulan fakta, informasi latar belakang, dan anekdot yang berhubungan dengan seseorang atau sesuatu, serta dianggap sebagai pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami secara penuh atau diskusi yang mendalam mengenai subjek yang dimaksud.

Kata lore mulai viral di media sosial, terutama TikTok sejak tahun 2022. Kata lore yang viral ini memiliki memiliki arti informasi yang cukup menarik tentang seseorang yang awalnya tidak diketahui. Pengguna TikTok kadang juga menggunakan istilah "personal lore" untuk menceritakan kisah mereka.

4. Romantasy

ilustrasi romantasy (pexels.com/Oleksandra Derkach)
ilustrasi romantasy (pexels.com/Oleksandra Derkach)

"Romantasy" merupakan kata benda. Menurut Oxford English Dictionary, kata tersebut berarti suatu genre fiksi yang menggabungkan unsur-unsur fiksi romantis dan fantasi, biasanya menampilkan tema-tema sihir, supranatural, atau petualangan di samping alur cerita romantis di pusatnya.

Istilah romantasy pertama kali diunggah oleh Urban Dictionary di tahun 2008. Tidak diketahui kapan dan bagaimana genre ini muncul, namun romantasy menjadi salah satu genre yang paling digemari pembaca novel maupun penikmat film. 

Tagar romantasy juga sempat menjadi viral di TikTok, terutama untuk segmen cuplikan novel atau film. Gak heran, jika romantasy jadi salah satu kata populer di tahun ini.

5. Slop

ilustrasi slop (pexels.com/Tara Winstead)
ilustrasi slop (pexels.com/Tara Winstead)

"Slop" merupakan kata benda. Oxford English Dictionary mengartikan slop sebagai seni, tulisan, atau konten lain yang dihasilkan menggunakan kecerdasan buatan, dibagikan, dan didistribusikan secara daring dengan cara yang sembarangan atau mengganggu, dan dicirikan sebagai berkualitas rendah, tidak autentik, atau tidak akurat.

"Kotak masuk emailmu penuh dengan spam. Kotak suratmu penuh dengan surat sampah. Sekarang, web browser milikmu memiliki masalah serupa: slop," kata Dan Milmo serta Alex Hern editor bidang teknologi di The Guardian menulis dalam laman mereka.

Fenomena slop di web browser muncul karena penggunaan artificial intelligence alias AI yang berlebihan, sehingga konten dengan kualitas rendah bermunculan. Konten slop ini bisa berupa tulisan, video, bahkan buku. Konten jenis ini tidak bisa memenuhi kebutuhan pengguna web browser, namun justru hanya berfokus pada keuntungan mereka dalam hal viewer.

Para pakar IT merasa konten slop menimbulkan kerugian bagi para pengguna web browser. Kerugian yang ditimbulkan berupa terbuangnya waktu yang digunakan untuk mencari suatu informasi di tengah tumpukan informasi tidak berarti di internet.

Simon Willison seorang web programer berpendapat dalam The Guardian, “Sebelum istilah 'spam' digunakan secara umum, tidak semua orang paham bahwa pesan pemasaran yang tidak diinginkan adalah perilaku yang buruk. Aku berharap 'slop' memiliki dampak yang sama, hal ini dapat memperjelas kepada orang-orang bahwa membuat dan menerbitkan konten buatan AI yang tidak ditinjau dengan baik adalah perilaku yang buruk”.

Lima kata populer dalam pemilihan Oxford Word of The Year ini agaknya menunjukkan fokus masyarakat di dunia tentang fenomena sosial yang terjadi setahun belakangan. Sayangnya, beberapa justru menunjukkan fenomena negatif. Semoga tahun depan kata-kata baik yang menang, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anita Hadi Saputri
EditorAnita Hadi Saputri
Follow Us