Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Memilih Buku yang Benar-Benar Cocok dengan Kepribadianmu

ilustrasi membaca buku
ilustrasi membaca buku (freepik.com/freepik)

Pernah gak kamu beli buku karena lagi viral di media sosial, tapi akhirnya berhenti di bab pertama karena rasanya gak “nyambung”? Tenang, kamu gak sendiri. Banyak orang mengalami hal yang sama, dan itu bukan berarti kamu gak suka membaca. Bisa jadi, bukunya aja yang belum cocok dengan kepribadian atau suasana hatimu. Sama kayak musik, gaya berpakaian, atau makanan favorit, selera membaca juga sangat personal dan unik bagi setiap orang.

Buku yang bikin orang lain terharu atau terpukau belum tentu punya efek yang sama buat kamu. Karena itu, penting banget buat tahu jenis buku seperti apa yang benar-benar bisa bikin kamu betah berlama-lama membaca tanpa merasa terbebani. Dengan tahu preferensimu sendiri, kamu gak cuma bisa menikmati ceritanya, tapi juga menemukan kembali rasa “jatuh cinta” pada membaca. Yuk, simak lima tips sederhana buat menemukan buku yang paling cocok dengan kamu!

1. Kenali dulu suasana hati dan kepribadianmu

ilustrasi membaca di tempat yang tenang (freepik.com/freepik)
ilustrasi membaca di tempat yang tenang (freepik.com/freepik)

Langkah pertama buat nemuin buku yang cocok adalah memahami dirimu sendiri. Apakah kamu tipe yang suka introspeksi dan merenung, atau lebih suka hal-hal yang ringan dan menghibur? Kalau kamu cenderung berpikir dalam dan reflektif, mungkin kamu bakal menikmati buku bertema psikologi, filosofi, atau kisah personal yang penuh makna. Tapi kalau kamu suka hal yang menghibur dan cepat, novel rom-com atau buku motivasi praktis bisa jadi pilihan yang tepat.

Selain itu, suasana hati juga punya pengaruh besar. Kadang kamu lagi butuh bacaan yang menenangkan, tapi di lain waktu ingin sesuatu yang menantang pikiran. Jangan memaksa baca buku berat saat pikiranmu sedang penuh. Pilih buku yang bisa menemani suasana hatimu, bukan malah menambah beban. Dengan begitu, kegiatan membaca akan terasa lebih alami dan menyenangkan.

Coba bayangkan buku sebagai teman ngobrol. Teman yang cocok bukan yang selalu sepemikiran, tapi yang bisa memahami kamu di waktu yang tepat. Begitu juga dengan buku kalau kamu menemukan yang “klik”, kamu bakal terus ingin membuka halamannya tanpa sadar waktu berjalan.

2. Coba baca genre berbeda untuk tahu seleramu

ilustrasi membaca buku
ilustrasi membaca buku (freepik.com/freepik)

Banyak orang berhenti membaca karena merasa “gak suka buku”, padahal mungkin mereka cuma belum menemukan genre yang cocok. Coba eksplorasi berbagai jenis buku dari fiksi, biografi, esai, hingga buku pengembangan diri. Jangan takut buat mencoba sesuatu di luar zona nyamanmu, karena selera membaca sering kali terbentuk dari pengalaman mencoba berbagai gaya tulisan.

Misalnya, kamu yang suka drama Korea mungkin bakal cocok dengan novel romance berlatarkan Asia. Atau kalau kamu suka film detektif, buku thriller atau misteri bisa jadi pintu masuk yang seru. Dari setiap genre yang kamu coba, kamu akan menemukan pola tema seperti apa yang bikin kamu terus penasaran, atau gaya menulis seperti apa yang paling kamu nikmati.

Eksperimen ini gak harus mahal atau ribet. Kamu bisa mulai dari buku digital, perpustakaan, atau bahkan baca ringkasan cerita dulu sebelum memutuskan beli. Kadang, satu buku dari genre yang tak terduga bisa mengubah cara pandangmu terhadap dunia membaca.

3. Perhatikan gaya bahasa penulis

ilustrasi baca kutipan buku
ilustrasi baca kutipan buku (freepik.com/freepik)

Gaya bahasa penulis punya pengaruh besar terhadap kenyamanan membaca. Ada penulis yang menulis dengan kalimat padat dan filosofis, tapi ada juga yang ringan, mengalir, dan penuh humor. Kamu perlu tahu gaya seperti apa yang paling cocok denganmu. Kalau kamu tipe pembaca yang cepat bosan, pilih penulis dengan gaya bercerita yang hidup dan mudah diikuti. Tapi kalau kamu suka renungan dan kalimat dalam, penulis dengan narasi reflektif bisa jadi pilihan yang pas.

Sebelum beli buku, coba baca beberapa halaman awal atau kutipan dari buku tersebut. Cara ini membantu kamu menilai apakah gaya bahasanya nyaman dibaca atau terasa terlalu “berat”. Kadang, dua buku dengan tema sama bisa punya kesan berbeda hanya karena gaya menulisnya. Jadi, jangan ragu buat menilai bukan hanya isi, tapi juga cara penulis menyampaikan pikirannya.

Gaya bahasa yang cocok itu seperti nada bicara yang nyambung saat ngobrol. Kalau terasa alami dan gak dipaksakan, kamu bakal betah berlama-lama membaca tanpa merasa capek.

4. Pilih buku yang sesuai dengan fase hidupmu

Ilustrasi membaca buku  (unsplash.com/Ben White)
Ilustrasi membaca buku (unsplash.com/Ben White)

Buku yang cocok hari ini belum tentu terasa sama tahun depan. Selera membaca sering berubah seiring bertambahnya pengalaman dan pergeseran prioritas hidup. Misalnya, saat kamu baru mulai karier, buku tentang pengembangan diri atau manajemen waktu mungkin terasa relevan. Tapi ketika kamu sedang mencari makna hidup atau berjuang melewati masa sulit, novel dengan kisah reflektif atau buku spiritual bisa lebih mengena di hati.

Maka dari itu, pilih buku yang bisa “bicara” dengan situasimu sekarang. Bacaan yang tepat di waktu yang tepat bisa memberi efek besar kadang bikin kamu merasa dimengerti, kadang justru memberi semangat baru untuk melangkah. Buku seperti itu gak hanya menghibur, tapi juga bisa jadi cermin yang membantu kamu memahami diri sendiri.

Jadi, setiap kali kamu mau beli buku, tanyakan pada diri sendiri: “Aku sedang butuh apa sekarang?” Jawaban itu sering kali jadi petunjuk terbaik untuk menemukan buku yang benar-benar cocok.

5. Dengarkan rekomendasi, tapi tetap percaya intuisi sendiri

ilustrasi review buku
ilustrasi review buku (freepik.com/garetsvisual)

Rekomendasi dari teman, media sosial, atau ulasan di internet memang bisa jadi panduan bagus, tapi jangan sampai membuatmu kehilangan arah. Gak semua buku yang populer akan cocok untukmu. Kadang, justru buku yang jarang dibicarakan bisa jadi harta karun yang berkesan. Gunakan rekomendasi hanya sebagai titik awal, bukan satu-satunya alasan untuk membaca.

Kalau sebuah buku terasa “memanggil” meski belum banyak ulasannya, ikuti intuisi itu. Mungkin ada hal di dalamnya yang memang sedang kamu butuhkan. Membaca itu bukan tentang mengikuti tren, tapi tentang menemukan koneksi pribadi dengan cerita atau ide yang kamu temui.

Pada akhirnya, selera membaca itu sangat personal. Setiap orang punya perjalanan literasi yang berbeda, dan gak ada yang benar atau salah. Yang penting, kamu menikmati prosesnya dan merasa bertumbuh setelah menutup halaman terakhir buku itu.

Membaca bukan soal seberapa banyak buku yang kamu habiskan, tapi seberapa dalam kamu terhubung dengan apa yang kamu baca.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kirana Mulya
EditorKirana Mulya
Follow Us

Latest in Life

See More

4 Cara Menenangkan Anak yang Sedang Overstimulasi

05 Nov 2025, 14:15 WIBLife