5 Topik dalam Kajian Pragmatik, Mahasiswa Linguistik Wajib Tahu

- Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan dan ditafsirkan dalam komunikasi.
- Topik utama dalam pragmatik meliputi deiksis, tindak tutur, prinsip kesopanan, prinsip kerja sama, dan implikatur.
- Prinsip kesopanan memiliki enam maksim, sedangkan prinsip kerja sama terdiri dari empat sub-prinsip yang disebut dengan maksim.
Pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (pembaca). Dengan kata lain, pragmatik adalah studi tentang maksud penutur. Pragmatik juga didefinisikan sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi. Bidang ini menganalisis bahasa berdasarkan konteks.
Pragmatik memiliki beberapa topik bahasan di dalamnya. Topik-topik tersebut antara lain dieksis, tindak tutur, prinsip kesopanan, prinsip kerja sama, dan implikatur. Untuk lebih jelasnya, simak uraian tentang topik dalam kajian pragmatik, yuk!
1. Deiksis merupakan bentuk linguistik untuk menunjuk sesuatu di luar bahasa

Deiksis di ambil dari bahasa Yunani deiktikos yang berati "penunjukkan". Dalam ilmu pragmatik, deiksis didefinisikan sebagai bentuk linguistik yang digunakan untuk menunjuk sesuatu di luar bahasa. Deiksis memiliki tiga klasifikasi, yakni deiksis persona, deiksis deiksis tempat, dan deiksis waktu. Deiksis persona contohnya adalah saya, kamu, dan dia. Deiksis tempat misalnya di sini, di sana, dan di situ. Deiksis waktu seperti besok, sekarang, dan lusa.
2. Tindak tutur adalah ujaran agar maksud bahasa dipahami lawan bicara

Tindak tutur ialah ujaran yang didahului dan diakhiri dengan kesenyapan pada pihak penutur. Tindak tutur merupakan interaksi antara penutur dan mitra tutur dalam satu kesempatan tertentu.
Tindak tutur dibagi menjadi lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Lokusi merupakan ujaran dengan fungsi ‘menyatakan sesuatu’ (the act of saying something). Berbeda dengan lokusi, ilokusi tidak hanya berfungsi ‘menyatakan sesuatu’, melainkan juga dimaksudkan untuk melakukan sesuatu (the act of doing something). Perlokusi adalah tuturan yang diujarkan untuk mempengaruhi lawan tutur.
3. Prinsip kesopanan mengedepankan aspek penting keberhasilan komunikasi

Prinsip kesopanan atau kesantunan merupakan struktur bahasa yang disusun oleh penutur dalam rangka menjaga perasaan mitra tutur. Kesantunan dalam pemakaian bahasa dapat dilihat dari pilihan kata dan gaya bahasa yang digunakan. Prinsip kesopanan memiliki enam maksim, meliputi: kebijaksanaan, penerimaan, kemurahan, kerendahan hati, kecocokan, dan kesimpatian.
Klasifikasi maksim dalam prinsip kesopanan terbagi menjadi dua, yakni maksim yang berskala dua kutub, dan maksim yang berskala satu kutub. Maksim yang berskala dua kutub terdiri dari maksim kebijaksanaan, maksim penerimaan, maksim kemurahan, dan maksim kerendahakan hati. Sedangkan maksim yang berskala satu kutub terdiri dari maksim kecocokan dan maksim kesimpatian.
4. Topik prinsip kerja sama adalah syarat mutlak efektivitas komunikasi

Dalam komunikasi yang wajar terdapat semacam prinsip kerja sama yang harus dilakukan penutur dan lawan tutur. Orang-orang yang terlibat pembicaraan akan saling bekerja sama agar muncul sejumlah informasi yang dibutuhkan.
Prinsip kerja sama dalam percakapan dapat dirincikan ke dalam empat sub-prinsip yang disebut dengan maksim. Berikut maksim-maksim dalam prinsip kerjasama:
- Maksim Kuantitas
- Maksim Kualitas
- Maksim Relevansi
- Maksim Pelaksanaan atau Tindakan
5. Implikatur merupakan makna tersirat yang terkandung dalam ujaran

Implikatur adalah makna tersirat (tidak langsung) yang ditimbulkan oleh yang tersurat atau eksplikatur. Implikatur dimaksudkan sebagai suatu ujaran yang maknanya berbeda dari yang sebenarnya diujarkan. Implikatur dibagi menjadi dua, yakni konvensional dan percakapan.
Implikatur konvensional ditentukan oleh arti konvensional kata-kata yang dipakai, yakni maksud yang bersifat umum dan harfiah. Sedanglan Implikatur percakapan timbul dari ujaran dua penutur atau lebih yang melaksanakan prinsip kerjasama. Artinya, para penutur mempunyai kesepakatan bersama bahwa hal yang dibicarakan saling terkait.
Kelima topik dalam kajian pragmatik yang sudah dijelaskan di atas sering kali ditemukan dalam penelitian menganalisis bahasa berdasarkan konteks. Dengan memahami prinsip-prinsip pragmatik, kemampuan berbahasa kamu akan makin berkembang. Jangan lupa terapkan dalam komunikasi sehari-hari, ya!