Hanya Anak Manado yang Kuliah di Surabaya Paham Akan 7 Hal Ini!

Menjadi seorang perantau tentu bukanlah hal yang mudah. Apalagi, kalau kamu masih berusia belia, baru pertama kali berpisah dari keluarga, serta mencoba berkuliah di luar pulau. Perasaan harus meninggalkan kampung halaman dan keluar dari zona nyaman kamu... pasti lumayan nyiksa, deh! Kali ini, IDNtimes mendapatkan “curhatan” dari salah satu ex-mahasiswa dari Manado yang jauh-jauh kuliah ke Surabaya bernama Billy. Kalau kamu anak Manado dan kuliah di Surabaya juga, pasti akan paham dengan tujuhhal yang dirasakan oleh Billy!
1. Rasanya benar-benar sendirian, nge-gym sendiri, dan tidak punya teman saat pertama kali datang di Surabaya.

“Saat pertama kali datang di Surabaya, nggak punya teman sama sekali. Akhirnya, terpaksa deh beraktivitas sendiri. Aku emang hobby sih olahraga sama nge-gym, boxing, jadi ya nggak terlalu bosan. Sedihnya pernah juga nonton bioskop sendiri... bosan banget saat hanya berdiam diri dikos atau rumah, mainan sama angie, anjingku."
2. Bagaimana susahnya untuk mengerti percakapan dalam bahasa Surabaya yang begitu “medok” dan segala perkataan “aneh”nya.

“Jelas kaget banget! Apalagi anak-anak Surabaya pada medok semua bahasanya. Awalnya susah banget mengerti dengan apa yang mereka ucapkan. Terus, ada beberapa perkataan aneh, contohnya aja “omah” itu artinya rumah, padahal aku kira “oma” yang artinya “nenek”, macam-macam deh.”
3. Tetapi, kalau sudah kenal, senang banget mendapatkan teman-teman Surabaya yang aslinya asyik dan gokil!

“Siapa sangka, ternyata anak-anak Surabaya juga gokil-gokil abis, kok! Anaknya juga friendly banget, shopaholic – mungkin karena banyak mall ya – juga pada kocak abis kalau becanda. Bahkan, terkadang keceplosan bahasa Jawanya sampai aku nggak ngerti, tetapi lucu juga dengar nada-nada mereka!”
4. Betapa bedanya suasana Manado dengan Surabaya.

“Surabaya kebanyakan gedung semua isinya, dan kurang suasana alam. I prefer Manado for the daily life, because I could easily jump to the beach. Anak Manado emang rata-rata besarnya sebagai #anakpantai gitu deh, hahahaha! Selain itu, model pergaulan antara anak Manado dan Surabaya juga beda. Manado itu partyholic dan lebih kearah western culture alias blak-blakan abis sama teman. Kalau Surabaya, mungkin they still think about feelings dan nggak langsung to the point ya.”
5. Senang karena di Surabaya tinggal sendiri dan bebas, banyak fasilitas, lengkap, serta aneka pilihan untuk hangout.

“Mau kemana-mana bebas, nggak ada yang mengatur *evil smile*, terus keluar kota seperti Malang, Batu, dan sekitarnya dekat banget. Mallnya juga banyak, seru juga kok tinggal di Surabaya – meskipun I really miss those beaches!”
6. Namun, terkadang rindu juga dengan Manado, apalagi dengan segala macam masakannya yang top markotop itu (nggak jarang sampai kebawa mimpi, lho!)

“Pernah sekali kejadian – konyol abis, I know – terlalu kangen dengan suasana serta makanan Manado, sampai-sampai mimpi makan ikan mas bakar rica di tepi danau! Hahahaha...
Eh tetapi, kalau kalian anak Manado lagi kangen masakan Manado, di Surabaya ada yang lumayan mirip. Lokasinya dekat di foodcourt mall Lenmarc Surabaya – entah masih ada apa nggak – pilihannya macam-macam mulai Tinorangsak, woku, dan rasanya lumayan mirip. Sayang banget di Surabaya nggak ada bumbu-bumbu seperti garo rica, rica blanga, padahal itu enak abis! Nah.. giliran makanan aja bahasnya lama ya.”
7. Perasaan kangen dengan Surabaya, apalagi kalau sudah lulus kuliah. Tinggal di Surabaya menyenangkan banget, sih!

“Nggak terasa banget empat tahun sudah berlalu – waktu benar-benar cepat – dan aku harus meninggalkan Surabaya untuk sementara. Pasti kangen banget, terutama dengan teman-teman serta suasana dari kota Surabaya. Meskipun di hati nomor satu masih Manado, tetapi Surabaya benar-benar berkesan!”
“Overall, I really love my four years journey in Surabaya. Aku yakin kalian juga!”