Bahaya: Pengertian, Jenis dan Manajemennya

Situasi yang dirasa mengancam keselamatan manusia dalam berbagai bentuk merupakan sebuah kondisi yang berbahaya. Kondisi bahaya ini membuat seseorang mengalami kesengsaraan, dan hal-hal negatif lainnya.
Kondisi berbahaya bisa disebabkan oleh kesalahan manusia sendiri, atau juga dari faktor eksternal. Manusia hanya bisa melakukan antisipasi dalam meminimalkan risiko saja.
Nah, apa itu bahaya dan bagaimana cara memanajemen diri agar terhindar dari situasi yang berbahaya tersebut?
1. Apa itu bahaya?

Bahaya adalah merupakan kondisi yang bisa membuat seseorang mendapatkan dampak buruk. Bahaya dalam hal ini bisa dalam bentuk kondisi, kejadian, dampak, situasi, dan lain sebagainya.
Bahaya sendiri mempunyai makna kata yang luas. Dalam konteks tertentu bahaya bisa diganti dengan berbagai kata, seperti bencana, rawan, kesusahan, musibah, risiko, mara, malapetaka, dan lain sebagainya.
2. Jenis-jenis bahaya

Nah, apa saja jenis-jenis bahaya yang sesuai dengan konteks tersebut?
- Bahaya mekanik, bahaya ini diakibatkan oleh benda-benda dan mesin yang bergerak. Bahaya mekanik ini mampu mengakibatkan luka, kecelakaan, dan sebagainya
- Bahaya fisik, bahaya jenis ini berupa situasi yang bisa menyebabkan kecelakaan. Seperti suhu ekstrim, pencahayaan, radiasi, dan sebagainya.
- Bahaya kimia, bahaya yang disebabkan oleh reaksi kimia suatu zat dalam bentuk padat, cair, maupun gas.
- Bahaya biologi, merupakan bahaya dari hewan dan mikroorganisme yang berpotensi menyerang manusia.
- Bahaya psikososial, merupakan bahaya berupa konflik antara manusia. Adanya pertengkaran, bahkan hingga pembunuhan bisa terjadi dari bahaya ini.
- Bahaya ergonomi, merupakan bahaya karena adanya ketidaksesuaian dengan alat kerja dengan kenyamanan pengguna. Bahaya ini bisa menyebabkan sakit pada tubuh manusia.
3. Manajemen risiko

Dari setiap jenis bahaya yang telah disebutkan sebelumnya, memiliki manajemen risiko masing-masing sesuai dengan konteksnya. Seperti dalam bidang pekerjaan ada yang namanya manajemen risiko K3.
Nah, berikut ini beberapa contoh beberapa manajemen risiko sesuai dengan jenis bahaya tersebut.
Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Dalam manajemen ini, perlu beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu:
- Identifikasi Bahaya
Langkah ini setiap perusahaan harus mampu menentukan apa saja hal yang bisa membahayakan bagi pekerja. Dari mulai risiko paling rendah hingga paling tinggi.
- Analisis Risiko
Selanjutnya harus ditentukan risiko yang sudah diidentifikasi tersebut dengan berbagai macam kriteria tertentu. Seperti bahaya tidak berdampak, hingga bahaya yang bisa menyebabkan kritis.
- Menentukan Dampak Risiko
Memasukkan semua bahaya yang sudah dianalisis tersebut ke dalam tingkatan bahaya. Dari mulai rendah hingga yang mengancam jiwa.
- Memprioritaskan Risiko
Prioritas ini bisa dijadikan pertimbangan suatu perusahaan dalam memberikan pencegahan tertentu. Seperti membuat fasilitas tambahan, atau juga dengan pencegahan lainnya.
4. Manajemen risiko bencana alam

Dalam konteks bahaya yang disebabkan oleh bencana alam ini cakupannya sangat luas. Karena harus disesuaikan dengan masing-masing daerah dengan potensi bencananya masing-masing.
Ada daerah yang punya potensi bencana banjir, longsor, gempa, erupsi gunung berapi, bahkan hingga tsunami. Nah, bagaimana cara menghadapi situasi bencana alam ini?
Penanggulangan Banjir
Dalam penanggulangan banjir, beberapa hal yang harus dilakukan adalah:
- Menjaga kebersihan alam sekitar. Seperti membersihkan selokan agar tetap terjaga aliran airnya, dan lain sebagainya.
- Tidak membangun rumah di pinggir sungai. Rumah di pinggir sungai akan merusak fungsi sungai, dan lama-lama akan mempersempit aliran sungai, sehingga berdampak pada banjir.
- Tebang pilih pohon, dan reboisasi. Tidak menebang pohon sembarang, dan aktif menanam pohon, sehingga menjaga serapan tanah terhadap air.
- Membuang sampah dengan disiplin. Sampah yang tercecer akan membuatnya menyumbat berbagai saluran yang menyebabkan banjir.
- Pengurangan Dampak Puting Beliung
Bencana ini merupakan bencana yang tidak bisa dikontrol manusia. Namun, setiap orang bisa melakukan upaya untuk mengurangi dampaknya.
- Membuat bangunan dengan standar teknis yang mampu menahan angin besar.
- Melakukan penghijauan dari pohon yang mampu meredam angin besar.
- Memperkuat bagian dari struktur bangunan yang bisa diterbangkan angin.
- Menyiapkan rencana mitigasi ketika terjadi bencana puting beliung.
- Menebang bagian pohon yang rapuh ketika musim hujan datang.
- Penanggulangan Bencana Longsor
Bahaya longsor bisa terjadi karena ulah dari manusia sendiri. Nah, bagaimana upaya penanggulangannya?
- Mengenali kawasan yang rawan terjadi longsor.
- Tidak membangun bangunan di lereng yang labil.
- Menjaga drainase agar bekerja sesuai dengan fungsinya.
- Membuat terasering di daerah yang rawan longsor.
- Melakukan penghijauan dengan pohon yang memiliki akar kuat. Pohon ini akan menjaga struktur tanah sehingga semakin kuat menahan longsor.
- Membangun tanggul penahan longsor. Tanggul ini biasanya dibuat dari batuan atau rock fall.
Banyak jenis bahaya lainnya yang disesuaikan dengan konteks bahaya. Masing-masing juga punya manajemen tersendiri dalam upaya meminimalisir dampak maupun pencegahannya.
Itulah apa yang dinamakan bahaya dan berbagai cara untuk mengatasinya. Setiap bencana memiliki faktor risiko masing-masing yang harus dipelajari.