Apa Itu Pantun Jenaka? Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Pantun menjadi salah satu jenis karya sastra yang begitu populer di kalangan masyarakat. Bahkan dalam budaya Betawi, tradisi saling balas pantun saat acara pernikahan masih dilestarikan hingga saat ini, lho!
Salah satu kategori pantun yang masih banyak dipakai atau ditemui adalah pantun jenaka. Namun, ternyata masih banyak orang yang tidak begitu mengetahui arti dari pantun jenaka itu sendiri. Bagi yang penasaran, mari simak ulasannya berikut ini. Check this out!
1. Arti pantun jenaka

Pantun sebenarnya menjurus pada tradisi Suku Melayu. Karenanya, pantun-pantun lawas banyak menggunakan Bahasa Melayu yang kadang terdengar asing bagi sebagian orang.
Dilansir buku Arif Cerdas untuk Sekolah Dasar Kelas 5 oleh Christiana Umi (2020:129), pantun jenaka adalah jenis pantun yang dibuat hanya untuk lucu-lucuan dan bertujuan untuk menghibur pembaca atau pendengar. Bahkan, arti kata jenaka sendiri berarti lucu.
Dengan demikian, pantun jenaka adalah pantun yang bersifat lucu. Adapun ciri-ciri pantun jenaka sama dengan pantun pada umumnya, seperti berikut:
- Terdiri dari empat baris dalam setiap bait.
- Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
- Baris pertama dan kedua disebut dengan sampiran.
- Baris ketiga dan keempat disebut dengan isi.
- Memiliki pola sajak A-B-A-B.
- Isi bisa berupa nasihat, petuah, atau cerita.
2. Contoh pantun jenaka

Karena bersifat lucu, tidak heran jika pantun jenaka akan menyebabkan gelak tawa. Untuk lebih memahami terkait pantun jenaka, ada baiknya mengecek beberapa contohnya dari berbagai sumber berikut ini. Check this out!
Anjing bermain dengan tali,
Kera duduk membaca koran.
Bagaimana hati tak geli,
Kepala botak suka sisiran.
Jika sudah namanya cinta,
Hati suka berbunga-bunga.
Kalau sudah terbawa suasana,
Senyum sendiri kayak orang gila.
Duduk manis di bibir pantai,
Lihat gadis tiada dua.
Masa muda kebanyakan santai,
Sudah renta sulit tertawa.
Berenang jauh para ikan,
Mereka bebas hatinya senang,
Badan kurus kurang makan,
Kalau ditiup goyang-goyang.
Tetangga baru namanya Rahmat,
Punya istri namanya Cua,
Kakek cerita terlalu semangat,
Gigi palsunya copot semua.
Sore-sore bermain wayang,
Sambil main memakan biskuit,
Banyak uang abang disayang,
Abang pailit disemprit peluit.
Pergi ke pasar mencari melati,
Pulang ke rumah membawa delima,
Bagaimana hati tidak geli,
Lihat gajah bermain mata.
Ke ladang membawa karung,
Karung dibawa dengan jerami,
Wajah kamu janganlah murung,
Kayak belum makan lima hari.
Di dekat sungai ada rumah kosong,
Di sampingnya pohon tembakau,
Bukannya aku berbohong,
Memang ada katak memikul kerbau.
Buah yang busuk harus dibuang,
Jangan disimpan walaupun sayang,
Seandainya teman seperti uang,
Asli atau palsu bisa diterawang.
Itulah arti, ciri-ciri, beserta contoh pantun jenaka. Karena bersifat lucu, tidak heran jika pantun jenaka bisa mengocok perut siapa pun yang mendengar atau membacanya.