Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Piramida Maslow? Berikut Penjelasan dan Contohnya

ilustrasi Piramida Maslow (Wikimedia/Nmilligan)
ilustrasi Piramida Maslow (Wikimedia/Nmilligan)

Setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi untuk menopang kehidupannya. Sebagai makhluk yang sangat kompleks, kita tidak hanya memerlukan makan dan minum, tetapi juga kebutuhan-kebutuhan lain yang bersifat fisik maupun psikologis. Dalam perjalanan untuk memahami kebutuhan manusia, dicetuskanlah sebuah piramida kebutuhan manusia yang disebut dengan Hierarki Kebutuhan Maslow atau sering juga dikenal sebagai Piramida Maslow. Ide ini muncul dari seorang psikolog bernama Abraham Maslow.

Dalam piramida ini, Abraham Maslow mengelompokkan beberapa kebutuhan manusia ke dalam tingkatan-tingkatan tertentu. Kebutuhan yang dimaksud meliputi kebutuhan fisiologis, rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Meskipun Piramida Maslow bukanlah suatu klasifikasi yang mutlak untuk memahami kebutuhan manusia, dengan memahami piramida ini, kita dapat memiliki visi dan perencanaan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang kita butuhkan. Berikut ini disajikan penjelasan untuk tiap kebutuhan yang terdapat dalam Piramida Maslow.

1. Kebutuhan fisiologis

ilustrasi kebutuhan fisiologis (Pixabay/Silviarita)
ilustrasi kebutuhan fisiologis (Pixabay/Silviarita)

Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan paling dasar yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan ini meliputi segala kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh untuk menopang keberlangsungan hidup manusia. Tanpa terpenuhinya kebutuhan ini, kehidupan kita sebagai manusia akan terganggu.

Kebutuhan-kebutuhan vital yang dapat digolongkan ke dalam kebutuhan fisiologis adalah makanan,minuman, dan sumber daya untuk bernapas. Jika kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka akan ada dampak atau efek samping terhadap fisik manusia. Efek samping ini mulai dari kekurangan tenaga hingga dampak yang lebih buruk seperti kerusakan fisik.

2. Kebutuhan rasa aman

ilustrasi secure attachment dengan anak (pexels.com/Vlada Karpovich)
ilustrasi secure attachment dengan anak (pexels.com/Vlada Karpovich)

Setelah manusia mampu memenuhi kebutuhan fisiologis bagi tubuhnya, maka menurut Piramida Maslow, manusia memerlukan rasa aman. Rasa aman ini dapat diwujudkan dalam bentuk keamanan fisik maupun psikologis. Keamanan fisik seperti rasa aman dari segala ancaman yang dapat melukai ataupun memberikan dampak buruk bagi tubuh. Kemudian, keamanan psikologis seperti keamanan dari berbagai pengaruh luar yang dapat mengancam kesehatan mental seseorang. Selain keamanan fisik dan psikologis, keamanan akan kepemilikan materi juga dapat dimasukkan ke dalam bentuk kebutuhan rasa aman. 

Dengan mewujudkan tipe kebutuhan ini, diharapkan kita sebagai manusia dapat mencapai potensi penuh dalam kehidupan. Kebutuhan rasa aman akan mengurangi perasaan khawatir bagi diri manusia dalam menggapai tujuan dan cita-cita yang didambakan.

3. Kebutuhan sosial

ilustrasi sekumpulan pria sedang bersosialisasi (istockphoto.com/Prostock-Studio)
ilustrasi sekumpulan pria sedang bersosialisasi (istockphoto.com/Prostock-Studio)

Setelah berhasil memenuhi kebutuhan fisiologis dan rasa aman, kita akan membahas mengenai kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial adalah sebuah pilar penting bagi manusia yang ingin mencapai tujuan dan cita-citanya. Kebutuhan ini mencakup hasrat manusia untuk membentuk ikatan emosional dan berkumpul dengan orang lain dalam sebuah komunitas. Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan sosial diwujudkan dengan pembangunan ikatan antarmanusia seperti persahabatan, rasa cinta, empati dan semacamnya.

Kebutuhan sosial sangat bergantung dari timbal balik yang diberikan oleh seseorang terhadap lingkungannya. Pemberian perhatian oleh satu pihak saja tidak dapat mencukupi kebutuhan ini. Diperlukan suatu lingkungan dan masyarakat yang suportif untuk menyelesaikan jenis kebutuhan ini.

4. Kebutuhan penghargaan

ilustrasi memberikan apresiasi (pexels.com/fauxels)
ilustrasi memberikan apresiasi (pexels.com/fauxels)

Melangkah lebih jauh lagi, akan kita temukan sebuah kebutuhan baru yaitu kebutuhan akan penghargaan. Ketika manusia sudah mampu memenuhi kebutuhan sosial dengan baik, maka dapat muncul rasa untuk dihargai sebagai sebuah eksistensi yang unik di tengah masyarakat. Kebutuhan penghargaan ini dapat muncul dengan kesadaran bahwa masing-masing manusia memiliki kontribusi berbeda di dalam lingkungan. Kontribusi-kontribusi tersebut dapat memicu perilaku orang-orang untuk menunjukkan kemampuannya dan meraih prestasi lewat kemampuan tersebut.

Beberapa contoh kebutuhan penghargaan adalah kebutuhan akan pengakuan atau penghormatan dari orang lain. Pengakuan dan penghormatan yang diberikan dapat disesuaikan dengan standar serta norma yang berlaku di lingkungan masyarakat. Bentuk-bentuk pengakuan dan penghormatan akan berbeda sesuai dengan lokasi dan waktu tertentu. Maka, tidak ada standar yang baku untuk semua orang dalam tipe kebutuhan penghargaan.

5. Kebutuhan aktualisasi diri

ilustrasi kebutuhan akan aktualisasi diri (Pixabay/Gerd Altmann)
ilustrasi kebutuhan akan aktualisasi diri (Pixabay/Gerd Altmann)

Puncak dari piramida Maslow adalah kebutuhan terhadap aktualisasi diri. Aktualisasi diri merujuk pada realisasi diri terhadap segala potensi yang dapat dicapai lewat perkembangan secara personal. Tingkatan kebutuhan ini memerlukan kesadaran dari seseorang dalam memahami potensi yang dia miliki untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.

Disebabkan oleh pengertian yang cukup abstrak dari aktualisasi diri, kebutuhan ini akan lebih sulit untuk diamati ketercapaiannya. Beberapa contoh upaya untuk memenuhi kebutuhan ini adalah eksplorasi kreativitas dan mengusahakan pencapaian tujuan secara progresif.

Meskipun piramida Maslow dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengembangkan bukan diri, bukan berarti Piramida Maslow menjadi tuntunan yang mutlak. Tentunya ada pendapat-pendapat lain tentang klasifikasi kebutuhan yang bisa dijadikan rujukan sebagai sarana pengembangan diri. Hal yang terpenting adalah keinginan untuk terus belajar dan memahami hal baru.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifsani Amirrul Rasyidhin
EditorArifsani Amirrul Rasyidhin
Follow Us