Apa Perbedaan Cara Berpikir Sinkronis dan Diakronis? Ini Penjelasannya

Saat belajar sejarah di sekolah, mungkin kamu pernah mendapatkan istilah sinkronis dan diakronis. Ya, sinkronis dan diakronis merupakan konsep berpikir yang ada dalam sejarah. Sinkronis dan diakronis merupakan sudut pandang dalam melakukan penelitian sejarah.
Lalu, apa perbedaan cara berpikir sinkronis dan diakronis? Simak penjelasan lengkapnya mulai dari pengertian hingga ciri-cirinya di bawah ini!
1. Apa itu sinkronis dan diakronis?

Sinkronis dan diakronis merupakan konsep berpikir yang dipelajari dalam sejarah. Kata sinkronis berasal dari bahasa Yunani, yakni kata "sync" yang punya arti bersamaan, sementara "chronos" berarti waktu. Jika diartikan secara menyeluruh, sinkronis berarti mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada masa tertentu.
Sama seperti sinkronis, diakronis juga berasal dari bahasa Yunani, yakni kata "dia" yang berarti melintas, melampaui dan kata "chronoss" yang berarti waktu. Bisa diartikan secara luas, diakronis adalah ilmu yang melintas atau melampaui.
2. Cara berpikir sinkronis dan diakronis

Jika dikaitkan dengan sejarah, cara berpikir sinkronis dan diakronis memiliki beberapa perbedaan. Adapun perbedaannya dapat dilihat dari kondisi-kondisi yang dihadapi, misalnya saja ruang dan waktu.
Cara berpikir sinkronis adalah suatu keadaan menganalisis sesuatu pada kondisi tertentu dan menekankan pada struktur. Hal ini dilakukan berdasarkan tujuan yang ada, seperti mengkaji pola-pola, gejala-gejala, serta karakter sebuah peristiwa masa tertentu.
Sementara itu, cara berpikir diakronis akan mengajarkan seseorang untuk lebih teliti dalam mengamati gejala atau fenomena tertentu.
3. Ciri-ciri cara berpikir sinkronis dan diakronis

Nah, biar lebih memahami perbedaan cara berpikir sinkronis dan diakronis, simak ciri-ciri cara berpikir sinkronis dan diakronis berikut ini.
Ciri-ciri cara berpikir sinkronis:
- Mempelajari peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu
- Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan karakter
- Bersifat horizontal
- Tidak memiliki konsep perbandingan
- Jangkauan kajian lebih sempit
- Memiliki kajian yang sangat sistematis
- Kajian bersifat serius dan mendalam
Ciri-ciri cara berpikir diakronis:
- Penjelasan bersifat vertikal dan runut
- Menekankan proses durasi
- Cakupan kajian atau pembahasan lebih luas
- Mengurai pembahasan pada satu peristiwa
- Mengkaji kesinambungan antara satu peristiwa dengan yang lain
- Terdapat konsep perbandingan
Jika disimpulkan, cara berpikir sinkronis dan diakronis bisa dilihat salah satunya dari cara pengkajiannya. Kedua konsep berpikir ini memang digunakan untuk satu hal tertentu terkait sejarah.
Nah, itulah informasi mengenai cara berpikir sinkronis dan diakronis. Dari penjelasan di atas, cara berpikir mana yang lebih dominan dengan kamu?
Oleh: Srikandy Indah Karina S.B