Arti Reorientasi: Pengertian, Struktur, Fungsi, dan Contohnya

Dalam sebuah teks seperti biografi, reorientasi menjadi salah satu aspek yang bisa dikatakan gak terlalu krusial, tetapi jika dihadirkan bisa menambah daya tarik pembaca. Secara sederhana, bagian ini berisikan peninjauan kembali terhadap isi teks yang dimuat sebagai sebuah penjelas atau kesimpulan dari sang penulis.
Ingin tahu lebih jauh mengenai reorientasi dalam teks biografi? Yuk, simak penjelasannya sampai selesai lewat ulasan di bawah ini!
1. Apa itu reorientasi?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reorientasi didefinisikan sebagai peninjauan kembali wawasan untuk menentukan sikap dan sebagainya. Dalam teks biografi, bagian ini berisikan penutup dari pandangan sang penulis terhadap tokoh yang dibahasnya. Sebenarnya bagian ini opsional, bisa ditulis atau tidak.
Selain itu, beberapa ahli seperti David Osborne dan Peter Plastrik, mengungkapkan bahwa reorientasi disebut juga dengan "re-agaivisioning", sebagai the core strategy: creating clarity purposes. Maksudnya adalah memutuskan kembali secara cerdas dan bijaksana mengenai arah yang hendak dicapai.
2. Di mana letak reorientasi?

Reorientasi berisikan pandangan atau tinjauan kembali penulis terhadap tokoh yang dibahasnya. Sehingga, dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa reorientasi berada di bagian akhir dalam sebuah teks biografi.
Jika pada bagian awal biografi penulis hanya bisa menceritakan rentetan fakta peristiwa dari tokoh yang dibahas, maka pada bagian akhir ini ia bisa juga menuliskan pendapatnya. Selain menuliskan kesimpulan, penulis juga bisa mengungkapkan pemikiran dari sudut pandang pribadinya.
3. Struktur reorientasi

Selanjutnya, terkait struktur yang terkandung dalam reorientasi umumnya berisikan kesimpulan dari teks biografi. Selain itu, pada bagian ini juga bisa disisipkan penghargaan, motivasi, atau kata-kata mutiara dari tokoh yang dibahas tersebut.
Gak berhenti sampai di sana, pada reorientasi juga penulis bisa melampirkan komentar evaluatif dari keseluruhan isi biografi yang diceritakannya. Sehingga meskipun gak wajib, tetapi bagian ini bisa menambah daya tarik pembaca.
4. Fungsi dari reorientasi

Meskipun bersifat opsional, tapi bukan berarti reorientasi gak punya fungsi penting dalam teks biografi. Sebaliknya, bagian ini berfungsi sebagai "wadah" yang gak cuman menyajikan fakta dan data dari kisah sang tokoh, melainkan juga menyajikan pikiran atau pendapat pribadi penulis mengenai sosok yang ditulisnya.
Di bagian ini, penulis bisa membagikan perasaannya tentang kehidupan sang tokoh. Misalnya, jika tokoh tersebut melakukan sesuatu yang dianggap "istimewa", maka penulis bisa memasukan alasan mengapa momen itu penting untuk dibahas dan bagaimana peristiwa tersebut bisa berpengaruh dan apa artinya untuk pembaca atau masyarakat secara keseluruhan.
Sehingga gak hanya memuat rentetan peristiwa hidup seseorang berdasarkan fakta dan data, dalam tulisan tersebut juga berisikan pemikiran dan gambaran lebih mendalam untuk pembaca. Dengan begitu, pembaca bisa lebih paham dengan isi dari biografi tersebut.
5. Contoh reorientasi dalam teks biografi

Contoh Reorientasi dalam Biografi Jenderal Soedirman
Sudirman yang pada masa pendudukan Jepang menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Keresidenan Banyumas ini pernah mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan. Jenderal yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi ini akhirnya harus meninggal pada usia yang masih relatif muda, 34 tahun.
Pada 29 Januari 1950, Panglima Besar ini meninggal dunia di Magelang dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan.
Contoh Reorientasi dalam Biografi Ki Hajar Dewantara
Setelah pulang dari pengasingan, Ki Hajar Dewantara memutuskan untuk mendirikan sekolah Taman Siswa pada 3 Juli 1929. Sekolah tersebut termasuk sebagai perguruan nasional yang berupaya menanamkan rasa kebangsaan dalam jiwa murid-muridnya. Namun, saat itu Belanda justru mempersulit kegiatan Taman Siswa.
Dengan gigih dan semangat, Ki Hajar Dewantara terus memperjuangkan haknya. Setelah era kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. Beliau meninggal dunia pada 26 April 1959 dan dikebumikan di Yogyakarta.
Itu dia penjelasan mengenai reorientasi yang bisa kamu temukan dalam biografi seseorang. Semoga bisa menjawab pertanyaanmu, ya!