Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Novel tentang Politik Kantor, Didominasi Satire dan Komedi

novel May You Have Delicious Meals dan Supermarket (penguin.co.uk | macmillan.com)
novel May You Have Delicious Meals dan Supermarket (penguin.co.uk | macmillan.com)
Intinya sih...
  • Politik kantor adalah masalah universal dan tergantung pada budaya kerja.
  • Novel Jepang menggambarkan dinamika relasi pegawai di kantor dengan pendekatan komedi dan tragedi.
  • Rekomendasi novel beragam genre untuk menertawakan politik kantor dan fenomena janggal di masyarakat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam hal pekerjaan, sebenarnya semua orang hanya ingin menyelesaikan tugasnya, dapat kompensasi yang setimpal, dan melanjutkan hidup. Namun, kadang drama tetap muncul karena perbedaan kepentingan dan nilai antar individu. Ketika itu terjadi, seyogyanya kamu gak sendirian. 

Politik kantor adalah masalah universal yang muncul hampir di seluruh penjuru dunia. Memang tetap tergantung kultur kerja yang diterapkan di tiap kantor, sih. Namun, boleh coba hibur diri dengan membaca pengalaman orang lain lewat lima rekomendasi novel ini. Latarnya beragam, tapi genrenya didominasi satire dan komedi. Cara epik untuk menertawakan nasib, nih!

1. May You Have Delicious Meals

May You Have Delicious Meals (penguin.co.uk)
May You Have Delicious Meals (penguin.co.uk)

Judulnya boleh berbau makanan, tetapi sebenarnya novel ini membahas dinamika relasi beberapa pegawai di sebuah kantor di Jepang. Mereka adalah Nitani, Oshio, dan Ashikawa. Cara Takase memotret relasi mereka cukup menarik. Nitani dipakainya untuk mengamati dan mengkritik Ashikawa dan sebaliknya, Oshio dipakainya untuk mengkritik karakter Nitani. Menariknya lagi, Takase menggunakan makanan favorit mereka sebagai salah satu alat untuk mendeskripsikan watak dan preferensi mereka. 

2. Then We Came to the End

Then We Came to the End (penguin.co.uk)
Then We Came to the End (penguin.co.uk)

Then We Came to the End mengikuti sekelompok pegawai perusahaan agensi periklanan di Chicago yang terancam kena PHK. Dengan sisa waktu yang ada, mereka mencoba mengerjakan apa yang bisa sebelum kantor itu benar-benar tutup.

Dengan pendekatan tragikomedi, novel ini berhasil memotret dinamika hubungan orang-orang yang sekantor. Mulai dari persamaan nasib, tetapi juga kebohongan serta rahasia yang mereka simpan rapat untuk membuat batasan antara kehidupan pribadi dengan profesional.

3. Diary of a Void

Diary of a Void (penguinrandomhouse.com)
Diary of a Void (penguinrandomhouse.com)

Diary of a Void adalah sebuah kritik terhadap kantor-kantor Jepang yang masih menganut nilai patriarki. Emi Yagi menggunakan karakter bernama Shibata, perempuan yang di kantor barunya secara tak langsung diberi tugas-tugas di luar jobdesk yang seharusnya. Seperti menyiapkan minuman untuk rekan kerjanya sampai membereskan kursi setelah rapat. Muak dengan perlakuan itu, Shibata nekat berpura-pura hamil agar dapat hak istimewa dan menghindari tugas-tugas menyebalkan tadi. 

4. Supermarket: A Novel

Supermarket: A Novel (us.macmillan.com)
Supermarket: A Novel (us.macmillan.com)

Sesuai judulnya, Supermarket adalah sebuah novel yang berkutat pada keseharian orang-orang yang bekerja di sebuah toko swalayan di Jepang. Terdengar murung dan biasa saja, nyatanya latar setelah Perang Dunia II jadi daya tarik novel ini.

Jepang mulai mengimpor banyak konsep bisnis ala Barat dan supermarket adalah salah satunya. Novel kemudian berfokus pada Kojima, pria yang setelah keluar dari pekerjaannya di bank mendarat di sebuah toko swalayan di pinggiran kota. Sesuai dugaan, supermarket itu benar-benar butuh restrukturasi dan sentuhan modern. 

5. Small Pleasures

Small Pleasures (weidenfeldandnicolson.co.uk)
Small Pleasures (weidenfeldandnicolson.co.uk)

Small Pleasures sebenarnya gak hanya berkutat pada politik kantor, tetapi juga sebuah fenomena janggal yang jadi sensasi di masyarakat. Lakon novelnya, Jean, penulis di surat kabar lokal yang tiba-tiba dapat tugas dari editornya untuk mewawancarai seorang perempuan.

Bukan sembarang orang, Jean jadi magnet media, karena melahirkan bayi perempuan tanpa pasangan laki-laki. Pertemuannya dengan subjek wawancaranya itu secara tidak langsung berefek terhadap kehidupan pribadi dan profesional Jean. 

Politik kantor memang gak bisa dihindari, tetapi bisa dihadapi dengan kontrol emosi yang baik. Salah satu cara untuk meregulasinya adalah tak ambil pusing dan luangkan waktu untuk menghibur diri. Membaca bisa jadi alternatif hiburan yang dimaksud. Setuju?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us