5 Fakta Novel Persuasion, Karya Jane Austen yang Dijadikan Film

Berbicara sastra rasanya tidak lengkap jika tidak membahas karya Jane Austen. Ia merupakan novelis perempuan terkenal dengan tulisan tentang isu feminisme. Beberapa karyanya yang fenomenal yakni Pride and Prejudice, Emma, dan Sense and Sensibility. Semua tulisannya pun sering kali diadaptasi ke dalam layar lebar.
Baru-baru ini, salah satu novel Jane Austen berjudul Persuasion juga dibuat film oleh Netflix. Film ini dibintangi oleh Dakota Johnson dan Henry Golding.
Sebelum menonton filmnya yang rilis pada Juli kemarin, berikut beberapa fakta novel Persuasion yang dapat menambah pengetahuanmu. Tertarik membacanya?
1. Persuasion adalah novel terakhir yang ditulis Jane Austen

Jane Austen menulis Pride and Prejudice, Northanger Abbey, dan Sense and Sensibility pada 1790-an sebelum direvisi untuk diterbitkan. Ketiga novel tersebut akhirnya diterbitkan pada 1810. Setelah itu, Austen menulis Emma, Mansfield Park, dan Persuasion yang menjadi novel terakhirnya.
Sebelumnya, Jane tidak berniat untuk menerbitkan Persuasion. Ia berencana menerbitkan novel lain, yakni Sanditon.
Sayangnya, Austen meninggal pada 18 Juli 1817 sebelum menyelesaikan tulisannya. Persuasion pun menjadi karangan terakhir yang diselesaikan oleh Austen dan diterbitkan setelah sang penulis meninggal karena menderita lymphoma.
2. Persuasion tidak diterbitkan secara anonymous

Sangat sulit bagi perempuan untuk menerbitkan tulisannya pada abad 19 ketika Jane Austen masih hidup. Kala itu, kebanyakan penulis perempuan menggunakan nama pena seperti laki-laki atau menerbitkannya secara anonymous. Sebelumnya, Austen tidak menggunakan nama aslinya saat menerbitkan novel Pride and Prejudice.
Setelah wafatnya Jane Austen, kedua kakaknya, Henry dan Cassandra, menerbitkan novel Persuasion secara anumerta. Ditulis bahwa pengarang novel Persuasion merupakan penulis dari Sense and Sensibility dan Mansfield Park yang disertai biografi dari Jane Austen yang kemudian membongkar identitas aslinya.
3. Bukan Jane Austen yang memilih judulnya

Judul sangat esensial dalam sebuah karya tulis. Sering kali beberapa penulis memilih judul di akhir setelah menyelesaikan tulisannya. Jane Austen membiarkan draft novel Persuasion tanpa judul karena memang tidak berniat untuk menerbitkannya.
Sampai akhirnya, kedua kakaknya memutuskan untuk merilis karyanya tersebut setelah meninggalnya Jane Austen. Judul Persuasion kemungkinan dipilih oleh Henry atau Cassandra Austen yang bertanggungjawab pada karya-karyanya.
4. Jane Austen terinspirasi dari saudaranya yang berprofesi sebagai angkatan laut

Jane Austen memiliki dua adik yang bekerja di Angkatan Laut (AL), yakni Charles dan Francis. Keduanya menjadi tentara AL Inggris saat Perang Napoleonic.
Pekerjaan adik-adiknya tersebut yang menginspirasi dirinya untuk menulis Persuasion. Pasalnya, ada beberapa tokoh yang dinilai sangat mirip dengan kedua saudaranya tersebut.
Frank atau Francis menginspirasi tokoh Captain Harville dengan pembawaan serius, tetapi tetap tenang. Apalagi keduanya juga sama-sama menyibukkan diri dengan membuat mainan dari kayu.
Sedangkan Charles sering kali dikaitkan dengan karakter Captain Wentworth. Keduanya sama-sama memiliki jabatan sebagai kolonel.
5. Awalnya, Persuasion memiliki akhir yang berbeda

Dalam novel Persuasion, dituliskan bahwa Captain Wentworth tidak sengaja mendengar percakapan antara Anne dan Captain Harville. Merasa masih memiliki harapan, Wentworth pun menulis surat pada Anne yang berisi perasaan cintanya. Anne yang terkejut pun langsung pergi menemui Wentworth dan keduanya kemudian bertunangan.
Versi awal Persuasion memiliki klimaks yang berbeda. Pasalnya, Wentworth diberi tahu bahwa Anne akan bertunangan dengan Mr. Elliott.
Namun, Anne kemudian menemui Wenthworth langsung dan mengatakan bahwa rumor pertunangan tersebut tidak benar. Sepupu Austen, James, mengganti bagian ini karena menurutnya terlalu datar.
Persuasion berisi tentang perjalanan cinta Anne dengan Captain Wentworth yang rumit tetapi manis. Meski adaptasi terbaru Persuasion sempat mendapat kritikan pedas karena dialognya, tidak ada salahnya untuk membaca novel aslinya, nih.