Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Masalah Mental yang Sering Terjadi di Usia 20an, Sudah Tahu?

Ilustrasi seseorang yang depresi
Ilustrasi seseorang yang depresi (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Kecemasan berlebih (Anxiety disorder) sering dialami di usia 20an karena tekanan kerja, takut gagal, perbandingan di media sosial, dan ekspektasi keluarga yang tinggi.
  • Depresi bukan hanya soal sedih sesaat, tapi juga perasaan kosong, lelah, kehilangan semangat hidup akibat tekanan hidup yang menumpuk.
  • Krisis identitas dan bingung arah hidup umum terjadi di usia 20an karena tuntutan untuk cepat mapan dan tekanan sosial yang nggak habis-habis.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Usia 20an sering dibilang sebagai masa emas, tapi kenyataannya enggak selalu seindah itu. Di balik semangat meraih mimpi, banyak yang justru diam-diam berjuang menghadapi tekanan mental, meski tampak baik-baik saja di luar. Tekanan dari karier, hubungan, dan ekspektasi sosial bisa membuat hari-hari terasa penuh kecemasan dan kebingungan. Sayangnya, masalah kayak gini sering kali berdampak langsung ke produktivitas dan cara kita memandang diri sendiri.

Masalah mental di usia 20an seringnya nggak kelihatan di permukaan. Ada yang masih bisa tertawa dan terlihat produktif, padahal hatinya penuh tekanan. Rasa cemas sampai kehilangan arah bisa datang secara tiba-tiba. Luka semacam ini memang nggak selalu terlihat, tapi dampaknya nyata dan bisa menghambat banyak hal kalau dibiarkan. Nah, daripada telat mengenalinya, yuk, cari tahu masalah mental yang sering dialami Gen Z atau mereka yang sedang ada di fase usia 20an berikut ini!

1. Anxiety disorder (kecemasan berlebih)

Ilustrasi orang dengan masalah mental anxiety
Ilustrasi orang dengan masalah mental anxiety (freepik.com/jcomp)

Kecemasan itu wajar, tapi kalau berlebihan sampai membuat aktivitas terganggu, itu udah beda cerita. Banyak orang usia 20an sering merasa khawatir terus-menerus tanpa tahu penyebab pastinya. Rasanya kayak dikejar sesuatu, padahal nggak ada yang ngejar. Jantung berdebar, susah fokus, bahkan sampai susah tidur.

Pemicunya bisa datang dari berbagai arah. Mulai dari tekanan kerja, takut gagal, perbandingan di media sosial, hingga ekspektasi keluarga yang terlalu tinggi. Masalah mental anxiety membuat otak kita selalu siaga dan over-alert, seolah semua hal bisa salah. Kalau nggak ditangani, bisa berkembang jadi serangan panik atau bahkan fobia sosial. Makanya, penting buat belajar mengenali tanda-tandanya sejak awal.

2. Depresi

Ilustrasi seseorang yang depresi
Ilustrasi seseorang yang depresi (freepik.com/freepik)

Depresi bukan cuma soal sedih sesaat atau bad mood yang bisa hilang setelah tidur. Ini adalah kondisi mental yang jauh lebih dalam. Seseorang bisa terlihat baik-baik saja, tapi merasa kosong, lelah, dan kehilangan semangat menjalani hidup. Bahkan hal-hal yang dulu terasa menyenangkan bisa mendadak kehilangan makna.

Tekanan hidup di usia 20an sering datang bertubi-tubi. Dari krisis karier, hubungan yang rumit, hingga masalah keuangan, semuanya bisa menumpuk jadi beban yang tak terlihat. Lama-lama, muncul perasaan tidak berdaya, tidak layak, atau bahkan merasa gagal tanpa tahu harus mulai dari mana lagi.

Ketika perasaan lelah terus-menerus, kehilangan minat, merasa tidak berguna, dan sulit berkonsentrasi mulai muncul dan berlangsung dalam waktu lama, itu bisa jadi tanda awal depresi. Gejala ini sering tidak disadari karena tersembunyi di balik aktivitas harian. Jika mengalaminya, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional, ya!

3. Krisis identitas dan bingung arah hidup

Ilustrasi pria yang sedang mencari jati diri dan arah hidup
Ilustrasi pria yang sedang mencari jati diri dan arah hidup (freepik.com/freepik)

Pernah nggak sih ngerasa semua orang tahu harus ke mana, sedangkan kita masih bingung mau jadi apa? Itu tandanya kita sedang mengalami krisis identitas yang sangat umum di usia 20an. Masa transisi dari remaja ke dewasa sering membuat kita merasa harus cepat-cepat 'jadi orang.' Padahal, nggak semua jawaban bisa ditemukan dalam semalam.

Di tengah tuntutan untuk cepat mapan, banyak yang mulai mempertanyakan siapa dirinya sebenarnya. Kalau krisis ini nggak segera ditemukan jalan keluarnya, perlahan bisa mengarah ke masalah mental yang lebih serius. Apalagi kalau dibarengi tekanan sosial yang nggak habis-habis. Rasa nggak cukup, takut salah arah, dan terus membandingkan diri justru bikin makin jauh dari versi diri yang sebenarnya.

4. Bipolar

Ilustrasi orang dengan gangguan mental bipolar
Ilustrasi orang dengan gangguan mental bipolar (freepik.com/freepik)

Bipolar gangguan suasana hati yang membuat penderitanya mengalami dua fase ekstrem: mania dan depresi. Pada fase mania, seseorang bisa merasa sangat bersemangat, impulsif, percaya diri berlebihan hingga bisa merasa melakukan apa saja. Namun setelah itu, bisa langsung terjatuh ke fase depresi yang sangat dalam, seperti merasa hampa, menarik diri, hingga kehilangan motivasi buat melakukan sesuatu yang penting.

Masalahnya, di usia 20an, kondisi ini sering nggak dianggap serius. Banyak yang menganggap itu cuma efek burnout, atau mood swing biasa karena tekanan kerja atau kuliah. Padahal, perubahan suasana hati yang ekstrem dan terus berulang bisa jadi tanda bipolar, lho. Kalau nggak ditangani, bisa membuat hubungan berantakan, produktivitas anjlok, dan mental yang semakin nggak stabil.

5. Overthinking

Ilustrasi Gen Z yang overthinking
Ilustrasi Gen Z yang overthinking (pexels.com/Nathan Cowley)

Setiap keputusan kecil bisa terasa kayak pilihan hidup dan mati. Mau balas chat sekarang atau nanti? Mau lanjut kerja di sini atau resign aja? Semua dipikirin berulang-ulang sampai capek sendiri. Kebiasaan overthinking ini sering muncul karena takut salah langkah, takut bikin orang kecewa, terlalu perfeksionis dan terlalu memikirkan omongan orang lain.

Overthinking juga termasuk masalah mental yang paling sering dialami anak muda. Kalau dibiarkan terus, kebiasaan ini bisa menguras energi mental dan bikin kita susah fokus. Pikiran yang muter terus tanpa ujung juga bisa jadi pintu masuk ke kecemasan berlebih atau bahkan depresi ringan. Nggak semua hal harus dianalisis sampai tuntas. Kadang, mengambil langkah kecil jauh lebih baik daripada terjebak di kepala sendiri.

Usia 20an itu bukan cuma soal mengejar mimpi, tapi juga belajar berdamai dengan diri sendiri. Nggak semua orang punya ritme yang sama, dan itu nggak apa-apa. Masalah mental bukan tanda kalau kita lemah, tapi sebagai proses pendewasaan. Yuk, lebih peka sama kondisi mental, sambil terus tumbuh jadi versi terbaik diri sendiri!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us