5 Kalimat yang Sering Dipakai Orang buat Fishing Compliment

- Mengkritik penampilan diri sendiri secara berlebihan untuk memancing pujian dari orang lain
- Merendahkan pencapaian yang sudah diraih sebagai cara mendapat pengakuan tanpa terkesan sombong
- Membandingkan diri dengan orang lain secara negatif untuk memaksa lawan bicara memberikan pujian sebagai penghiburan
Dalam pergaulan sehari-hari, kamu mungkin pernah mendengar teman atau kerabat mengucapkan kalimat yang seolah merendahkan diri sendiri, padahal tujuan sebenarnya adalah mencari pujian. Fenomena ini dikenal dengan istilah fishing compliment, yaitu perilaku memancing pujian dari orang lain dengan cara yang terkesan tidak langsung.
Meski terlihat sepele, kebiasaan fishing compliment dapat mengganggu kenyamanan dalam berkomunikasi dan membuat orang lain merasa terpaksa memberikan validasi. Memahami pola-pola kalimat yang sering digunakan akan membantumu lebih peka terhadap situasi ini, baik untuk mengenali perilaku tersebut pada diri sendiri maupun orang lain. Yuk, kenali berbagai kalimat yang kerap dipakai untuk memancing pujian!
1. Mengkritik penampilan diri sendiri secara berlebihan

"Aduh, aku jelek banget hari ini" atau "Baju ini bikin aku terlihat gendut, ya?" merupakan contoh klasik fishing compliment. Orang yang mengucapkan kalimat seperti ini biasanya justru sudah merasa cukup percaya diri, namun ingin mendengar bantahan dari lawan bicaranya.
Kalimat semacam ini membuat orang lain merasa harus memberikan pujian untuk menenangkan si pengucap. Padahal, kepercayaan diri sejati gak membutuhkan validasi eksternal secara terus-menerus. Jika kamu sering mengucapkan hal serupa, coba untuk lebih menghargai dirimu sendiri tanpa memerlukan konfirmasi dari orang lain.
2. Merendahkan pencapaian yang sudah diraih

"Ah, nilai A-ku cuma kebetulan aja, kok" atau "Proyekku gak sebagus itu, masih banyak kekurangan" sering terdengar dari orang yang sebenarnya bangga dengan pencapaiannya. Mereka menggunakan cara ini untuk mendapat pengakuan tanpa terkesan sombong.
Merendahkan pencapaian diri bisa jadi menunjukkan ketidakpercayaan diri yang mendalam atau justru strategi untuk mendapat pujian lebih banyak. Daripada meremehkan kerja kerasmu, lebih baik terima pencapaian dengan rendah hati namun tetap bangga. Kamu sudah berusaha maksimal, jadi gak perlu malu untuk mengakuinya.
3. Membandingkan diri dengan orang lain secara negatif

"Kamu lebih pintar dariku, aku mah gak ada apa-apanya" atau "Dia jauh lebih cantik, aku mah biasa aja" merupakan bentuk fishing compliment yang melibatkan perbandingan. Kalimat ini memaksa lawan bicara untuk menyangkal dan memberikan pujian sebagai bentuk penghiburan.
Membandingkan diri dengan orang lain secara terus-menerus bisa merusak kepercayaan diri dan hubungan pertemanan. Setiap orang punya kelebihan masing-masing yang unik. Fokus pada pengembangan diri akan jauh lebih produktif daripada mencari validasi melalui perbandingan negatif.
4. Mengeluhkan kemampuan yang sebenarnya dikuasai

"Masakanku pasti gak enak, jangan berharap banyak, ya" padahal sudah sering dipuji, atau "Presentasiku pasti berantakan nanti" meski sudah berlatih berkali-kali. Kalimat seperti ini sering diucapkan untuk mendapat pujian dan dukungan ekstra dari orang sekitar.
Perilaku ini bisa membuat orang lain merasa lelah karena harus terus memberikan validasi. Kepercayaan diri yang sehat berarti mengakui kemampuan tanpa perlu penegasan berulang dari orang lain. Jika kamu sudah berusaha maksimal, percayalah pada hasil kerjamu tanpa perlu merendahkan diri terlebih dahulu.
5. Mengungkapkan keraguan berlebihan tentang keputusan yang sudah diambil

"Kayaknya pilihanku salah, deh" atau "Aku pasti bikin keputusan yang bodoh, ya?" sering diucapkan untuk mencari persetujuan dan dukungan. Padahal, si pengucap mungkin sudah yakin dengan pilihannya tapi ingin mendapat konfirmasi tambahan dari orang lain.
Meminta pendapat memang wajar, tapi terus-menerus meragukan diri sendiri bisa menunjukkan ketergantungan pada validasi eksternal. Belajar percaya pada intuisi dan kemampuan analisis sendiri akan membantumu menjadi pribadi yang lebih mandiri. Keputusan yang sudah diambil dengan pertimbangan matang layak untuk dihargai, meski tanpa pujian dari orang lain.
Mengenali pola fishing compliment dalam komunikasi sehari-hari bisa membantumu membangun kepercayaan diri yang lebih sehat. Daripada mencari validasi eksternal secara terus-menerus, lebih baik fokus pada pengembangan diri dan self-acceptance yang tulus. Ingat, nilai dirimu gak ditentukan oleh seberapa banyak pujian yang kamu terima dari orang lain.


















