Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Langkah Mengatasi Sampah Pembalut Sekali Pakai saat Menstruasi

ilustrasi pembalut sekali pakai (unsplash.com/natracare)

Pembalut menjadi kebutuhan pokok perempuan saat masa menstruasi. Sayangnya, produk penyelamat perempuan ini bisa membahayakan lingkungan ketika menjadi sampah. Pembalut sekali pakai tidaklah ramah lingkungan karena mengandung bahan kimia dan mikroplastik.

Menurut laman Sustaination, setiap harinya, 26 ton sampah dihasilkan dari pemakaian pembalut sekali pakai. Mirisnya, sampah-sampah tersebut tidak dikelola dengan baik dan bercampur dengan sampah jenis lain. Bila kamu masih menggunakan pembalut sekali pakai, ikuti langkah-langkah berikut untuk mengatasinya. Cuci dan buang sampah pembalut dengan benar, ya!

1. Cuci pembalut dengan benar

ilustrasi pembalut sekali pakai (pexels.com/karolina-grabowska)

Sebenarnya, pembalut sekali pakai tidak perlu dicuci dan bisa langsung dibuang ke tempat sampah. Namun, Sebagian perempuan menganggap mencuci pembalut adalah sebuah kaharusan untuk menjaga higienitas. 

Saat mencuci, isi pembalut sebaiknya tidak perlu dikeluarkan. Pembalut terbuat dari bahan selulosa yang mengandung butir-butir mikroplastik. Cukup dialiri dengan air tanpa dicamur detergen, kemudian kucek dan peras dengan pelan. Jangan sampai serat atau lapisan pembalut rusak, yang kemudian menyebabkan isi pembalut keluar dan terburai.

Jika cara mencuci tidak benar, maka butir-butir mikroplastik akan luruh mengikuti aliran air dan berakhir di saluran pembuangan. Butir-butir mikroplastik yang ikut ke saluran pembuangan air bisa mengalir ke sungai, hingga berakhir ke laut. Mikroplastik yang berakhir di laut hanya akan merusak dan mengotori ekosistem.

2. Bungkus sampah pembalut dengan benar

ilustrasi pembalut sekali pakai (pexels.com/karolina-grabowska)

Sebelum membuang pembalut ke tempat sampah, pastikan kamu sudah membungkus pembalut dengan benar. Kamu tidak perlu memisahkan atau mengeluarkan isi pembalut. Karena baik bagian luar atau bagian isi pembalut, keduanya sama-sama tidak dapat diuraikan. Jadi pemisahan sampah pembalut hanya sia-sia.

Bungkus atau tutup pembalut dengan kertas, baik itu kertas koran maupun kertas bekas. Lalu, ikat menggunakan tali. Mengikat pembalut bertujuan supaya bakteri dan mikroplastik yang ada dalam pembalut tidak menyebar di dalam tempat sampah.

3. Sediakan tempat sampah khusus pembalut

ilustrasi pembalut sekali pakai (pixabay.com/pikulkeaw_333)

Sampah pembalut harus dipisahkan dengan jenis sampah lainnya. Terutama sampah-sampah organik yang berpotensi untuk didaur ulang. Pemisahan sampah pembalut bertujuan supaya pembalut tidak mengontaminasi sampah-sampah lain.

Sediakan tempat sampah khusus pembalut sekali pakai. Ini akan memudahkanmu memilah sampah-sampah yang ada di rumahmu.

4. Kumpulkan bungkus pembalut

ilustrasi ecobrick (wikimedia.org/Josephine Chan)

Selain pembalut, bungkus pembalut yang terbuat dari plastik juga termasuk sampah. Dari pada terbuang sia-sia dan menambah jumlah sampah, bungkus pembalut bisa dimanfaatkan menjadi barang yang lebih berguna. Yaitu membuatnya sebagai bahan isian ecobrick.

Ecobrick merupakan batu bata ramah lingkungan yang terbuat dari botol plastik yang diisi dengan potongan-potongan plastik. Ecobrick lebih kuat dan tahan lama karena terbuat dari material plastik.

Pisahkan bungkus dari pembalut, dan potong bungkus pembalut menjadi beberapa bagian. Kemudian, masukkan potongan-potongan plastik ke dalam botol plastik. Botol plastik ecobrick juga bisa kamu isi dengan berbagai jenis plastik lainnya, misalnya bungkus snack, hingga kresek.

5. Beralih pada pembalut reusable atau menstrual cup

ilustrasi pembalut kain (pexels.com/karolina-grabowska)

Kita tahu bahwa pembalut sekali pakai, selain menambah tumpukan sampah, juga menambah jumlah karbon yang dilepaskan ke udara. Beralih pada produk-produk reusable yang dapat digunakan berkali-kali, adalah solusi berkelanjutan untuk tetap menerapkan kebiasaan hijau selama menstruasi.

Pembalut kain dan menstrual cup bisa jadi produk pilihan untuk mengganti pembalut sekali pakai. Awalnya, memakai pembalut kain dan menstrual cup sedikit ribet karena harus mencuci, lalu mengeringkan. Namun, jika kamu melakukannya terus menerus, kamu akan terbiasa dan bisa meninggalkan pembalut sekali pakai. 

Pembalut sekali pakai masih menjadi pilihan perempuan saat menstruasi, karena penggunaannya yang praktis. Cara mengatasinya adalah mengupayakan untuk mencuci dan membuang sampah pembalut sekali pakai dengan benar. Supaya isi pembalut yang mengandung mikroplastik tidak mengontaminasi ekosistem laut ataupun darat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us