Mengenal Tatarucingan atau Teka-teki Sunda Beserta Contohnya!

Terdapat banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang agar tidak bosan. Tak sedikit orang-orang mencari hal yang bisa menghibur di waktu yang bosan. Salah satu cara orang Sunda untuk mengisi waktu luang yaitu dengan tatarucingan atau melemparkan teka-teki yang lucu.
Perkembangan zaman yang pesat membuat permainan tatarucingan Sunda asing di telinga para generasi muda, bahkan bagi orang Sunda sekalipun. Maka dari itu, perlu keingintahuan untuk mengenal tatarucingan sunda.
Untuk lebih mengenal permainan khas Sunda satu ini, simak ulasannya berikut ini!
1. Apa itu tatarucingan sunda?

Tatarucingan merupakan salah satu permainan tradisional khas Sunda yang berisi tentang pertanyaan dan jawaban yang bertujuan untuk menghibur. Jika padanan kata dalam bahasa Indonesia, tatarucingan bisa dikatakan sebagai teka-teki. Menurut kamus tarucing itu adalah perkataan yang tidak sewajarnya serta harus dipikir maksudnya atau isinya.
Dikutip dari buku "Tatarucingan Urang Sunda" karya Rachmat Taufiq H., menyampaikan bahwa tatarucingan memiliki arti macam-macam tarucing atau saling menyampaikan tarucing sambil menanyakan isinya kepada yang lain.
Namun, sampai sekarang tatarucingan menjadi luas artinya dengan adanya tarucing caraka (untuk mengganti istilah teka-teki silang). Untuk itu buku ini memuat contoh- contoh tatarucingan dalam bahasa sunda dulu dan tatarucingan saat ini.
2. Contoh tatarucingan sunda

Mengutip dari buku karangan Rachmat Taufik Hidayat Darpan dalam bukunya berjudul "Tatarucingan urang Sunda", begini contoh-contoh tatarucingan yang bisa kamu jadikan candaan saat berkumpul bersama orang terdekat:
- Anjing naon nu sukuna dua? (Anjing apa yang kakinya dua). Jawaban: Anjing pipis bari nangtung (anjing kencing sambil berdiri).
- Asup tarik kaluar laun (masuk cepet keluar lambat). Jawaban: leho (ingus).
- Aya tilu cakcak, dua garelut, ari nu hiji tuluy murag, naon sababna? (Ada 3 cicak, yang dua bertengkar, sedangkan yang satunya lagi jatuh, apa sebabnya). Jawaban: sabab keprok (karena tepuk tangan).
- Bisa naek teu bisa turun (bisa naik gak bisa turun). Jawaban: haji (naik haji).
- Bujurna ditiup, awakna dirampaan (bokongnya ditiup, badannya disentuh). Jawaban: suling (alat musik suling).
- Candi naon anu jabrig? (Candi apa yang gondrong). Jawaban: can dicukur (belum dicukur).
- Dibaju bodas lain dokter, dihelem lain tentara (pakai baju putih bukan dokter, pakai helm bukan tentara). Jawaban: toge (kecambah).
- Endog asin sieuneun ku endog puyuh, naon sababna? (Telur asin takut sama telur puyuh, kenapa). Jawaban: sabab endog puyuh mah ditato (karena kalau telur puyuh ditato).
- Jelema jadi hayam, embe jadi hayam, oray jadi hayam, tangkal cau jadi hayam, ari hayam jadi naon? (Manusia jadi ayam, kambing jadi ayam, ular jadi ayam, pohon pisang jadi ayam, sedangkan ayam jadi apa?). Jawaban: jadi loba (jadi banyak).
- Ngaran saha anu pangpanjangna? (Nama siapa yang paling panjang). Jawaban: IIM/sabelas meter (IIM/sebelas meter).
3. Jenis-jenis tatarucingan sunda

Terdapat beberapa jenis tatarucingan sunda, di antaranya:
- Tatarucingan dalam wawangsalan/pantun bahasa Sunda
- Tatarucingan dalam puisi
- Tatarucingan dalam paguneman/dialog
Contoh tatarucingan dalam wawangsalan atau pantun sunda:
Teu puguh monyet hideungna,
Asa teu puguh tungtugna.
Wangsalna: (1) oa (2) surili (3) gorila.
Contoh tatarucingan dalam puisi:
Sinom
Aya hiji rupa kembang,
Raranggeuyan tapi leutik,
Rupana bodas kacida,
Matak lucu liwat saking,
Hanjakalna teu seungit,
Lamun ku urang diambung,
Kitu soteh tibeurang,
Tapi seug mungguh ti peuting,
Sumeleber nyambuang sapakarangan.
Puisi di atas membuat bertanya-tanya tentang bunga apa yang dimaksud. Melihat dari ciri-ciri bunga dari kata-kata pada puisi di atas, bisa diterka-terka yang dimaksud adalah bunga sedap malam.
Dilansir dari A. Suhara dalam Mangle contoh tatarucingan dalam paguneman/dialog yaitu;
Uci: "Cing cu, teguh tarucing Aa!"
Ucu:"Tatarucing naon Aa?"
Uci:"Tum, tum, lain setum. Jalanna ka Rajapolah, unggal imah barogaeun. Naon cing?"
Ucu:"Nya tumbila, hayoh. Pan unggal imah oge barogaeun."
Setelah mengenal tatarucingan, kamu sudah siap nih buat menerapkan tatarucingan di atas ke orang terdekatmu. Menurutmu, tatarucingan mana nih yang paling lucu?