Ilustrasi belajar (unsplash.com/Kinga Howard)
Untuk membantu kamu agar lebih memahami perbedaan kohesi dan koherensi, perlu adanya contoh kalimatnya. Dengan begitu kamu bisa melihat perbedaan masing-masing dan bagaimana cara penulisan yang benar.
Contoh kalimat kohesi
”Budi membeli sebuah buku. Dia sangat suka dengan isi buku itu.”
Kata ganti “dia” dan frasa “buku itu” merujuk ke subjek dan objek yang telah disebutkan sebelumnya, untuk menjaga keterhubungan antarkalimat. Jadi, kalimat ini mengandung kohesi.
"Bapak dan Ibu sudah mudik. Mereka naik mobil listrik buatan Indonesia."
Pada kalimat kedua, kata “mereka” merujuk pada kata “bapak dan ibu” yang terdapat dalam kalimat pertama. Oleh karena itu, kalimat ini juga memiliki hubungan kohesi.
Contoh paragraf koherensi
"Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang biasanya dilaksanakan tiap akhir tahun dalam bentuk laporan keuangan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 27, laporan keuangan koperasi yang tetap terdiri dari neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus khas, dan catatan atas laporan keuangan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU). Jumlah piutang yang dapat ditagih adalah jumlah piutang bruto setelah dikurangi dengan taksiran jumlah piutang yang tidak dapat ditagih. Data mengenai pinjaman yang dibelikan dapat dilihat pada tabel berikut ini."
Contoh wacana tersebut kurang mencerminkan koherensi atau kesatuan ide. Pasalnya, ide utamanya adalah pelaksanaan RAT (rapat anggota tahunan), dengan pengembangan ide tujuan laporan keuangan, dan jenis-jenis laporan keuangan. Namun muncul kalimat, "jumlah piutang yang dapat ditagih adalah jumlah piutang broto setelah dikurangi dengan taksiran jumlah piutang yang tidak dapat ditagih."
Kalimat itu mengganggu ide utamanya yakni pelaksanan RAT, tujuan RAT, dan bagian-bagian laporan keuangan. Jadi, seharusnya kalimat yang mengganggu itu dihilangkan. Atau jika tidak, sebaiknya kalimat, "jumlah piutang yang dapat ditagih adalah jumlah piutang broto setelah dikurangi dengan taksiran jumlah piutang yang tidak dapat ditagih" ditempatkan pada alinea yang berbeda, sehingga tidak mengganggu ide utama dalam paragraf rapat anggota tahunan.
Itulah tadi perbedaan kohesi dan koherensi yang bisa kamu lihat dari sisi pengertian, ciri, fungsi hingga contohnya. Jadi sekarang sudah paham ‘kan?