Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Sejarah Bidan di Indonesia dan Dunia

Ilustrasi bidan merawat bayi (pexels.com/Vicki Yde)

Bidan adalah profesi yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan di Indonesia. Pasalnya, mereka sering bertugas di daerah terpencil dengan keterbatasan akses ke rumah sakit. Peran mereka tak hanya terbatas sebagai membantu ibu melahirkan atau merawat bayi baru lahir, melainkan juga menjaga kesehatan secara umum dan reproduksi.

Lalu seperti apa sih sejarah bidan di Indonesia dan dunia? Yuk, langsung simak penjelasan lengkapnya dalam artikel di bawah ini.

1. Arti Hari Bidan Nasional

Bidan (unsplash.com/Iwaria Inc.)

Tak lengkap rasanya jika membahas mengenai sejarah bidan, tapi tidak mengetahui arti dari Hari Bidan Nasional itu sendiri. Hari yang penting ini jatuh setiap tanggal 24 Juni, yang menjadi momentum bagi dunia kesehatan di Indonesia.

Pasalnya pada tahun 1951, landasan kokoh perjuangan bidan di seluruh Indonesia diprakarsai melalui kelahiran organisasi profesi yang bersifat nasional dan berazaskan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945. Kelahiran organisasi itu bernama Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Mengutip laman Kemkes, pada waktu itu mereka menggelar konferensi bidan pertama oleh bidan-bidan senior di Jakarta. Di dalamnya tercetus tujuan-tujuan utama IBI. Berikut di antaranya!

  • Menggalang persatuan dan persaudaraan antarsesama bidan serta kaum perempuan pada umumnya, dalam rangka memperkokoh persatuan bangsa.
  • Membina pengetahuan dan keterampilan anggota dalam profesi kebidanan, khususnya pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta kesejahteraan keluarga.
  • Membantu pemerintah dalam pembangunan nasional, terutama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
  • Meningkatkan martabat dan kedudukan bidan dalam masyarakat.

Setelah itu, IBI menjadi anggota Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pada 15 Oktober 1954. Organisasi tersebut diakui secara sah sebagai organisasi yang berbadan hukum dan tertera dalam Lembaga Negara nomor: J.A.5/927 (Departemen Dalam Negeri). Pada tahun 1956 IBI diterima sebagai anggota ICM (International Confederation of Midwives).

2. Sejarah bidan di Indonesia

Bidan (unsplash.com/Iwaria Inc.)

Melansir laman Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Brawijaya, pendidikan bidan pertama kali dibuka di Batavia oleh dokter militer Belanda, DR. W. Bosch tahun 1851. Tapi karena kekurangan peserta didik, program ini pun tak berlangsung lama.

Lalu pada tahun 1902, Rumah Sakit Militer di Batavia kembali membuka pendidikan bidan bagi perempuan pribumi. Hal ini karena pendidikan bidan adalah sebuah gerakan positif yang akan berpengaruh dalam perjalanan dunia kebidanan di Indonesia.

Lalu pada tahun 1904, pendidikan bidan resmi dibuka di Makassar. Lulusan dari Batavia harus bersedia ditempatkan di mana saja berdasarkan daerah yang membutuhkan. Mereka harus mau menolong masyarakat bahkan secara cuma-cuma.

Adanya pendidikan bidan ini, pada masa itu mendorong berbagai rumah sakit untuk meningkatkan kualitas tenaga kerjanya. Kemudian tahun 1911, pendidikan tenaga keperawatan dimulai di RSUP Semarang dan Batavia.

Awalnya rumah sakit itu hanya menerima peserta didik pria saja. Tapi tiga tahun setelahnya, mulai menerima peserta didik perempuan dengan masa pendidikan selama 4 tahun.

Pendidikan bidan semakin berkembang pada pemerintah kolonial Belanda tahun 1935. Banyak sekolah bidan yang dibuka di kota-kota besar. Lalu setelah kemerdekaan Indonesia sekitar tahun 1950-1953, sekolah bidan dari lulusan SMP dengan masa pendidikan tiga tahun dibuka.

Sejak masa itu mulai banyak tenaga kesehatan yang dibutuhkan untuk persalinan. Jadi pendidikan pembantu bidan pun dibuka sampai sekitar tahun 1976. Pendidikan pembantu bidan ini disebut dengan Penjenang Kesehatan E, yang merupakan lulusan SMP dengan tambahan dua tahun pendidikan kebidanan dasar.

Pendidikan kebidanan di Indonesia pun terus mengalami perkembangan yang signifikan, hingga pada akhirnya tanggal 24 Juni 1951. Konferensi bidan pertama Indonesia berhasil diselenggarakan bernama IBI atau Ikatan Bidan Indonesia.

Adanya IBI menunjukkan bahwa tenaga bidan sangat krusial di Indonesia. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, diharapkan bisa menunjang pemerataan bidan di seluruh pelosok Indonesia.

3. Sejarah bidan di dunia

ilustrasi Hari Bidan Sedunia (freepik.com/Freepik)

Mengutip laman Kemkes, Hari Bidan Sedunia atau International Day of The Midwife jatuh pada tanggal 5 Mei. Penetapan ini dimulai sejak tahun 80-an. Tapi baru diresmikan secara formal pada tahun 1992.

Melansir International Midwives, sejarah praktik kebidanan sudah ada sejak era Paleolitik (40.000 SM), di mana pada masa itu kehamilan dan persalinan sangat menantang dan mengancam jiwa perempuan. Itulah kenapa perempuan pada masa itu menghidupi dirinya sendiri selama kelahiran berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari dari mengamati mamalia lain.

Budaya asli di seluruh dunia mempraktikkan berbagai tradisi seputar kelahiran. Banyak di antaranya bersifat spiritual dan berakar pada alam serta pengobatan tradisional. Lalu dari 3500 SM hingga 300 SM, era Mesir dan Yunani-Romawi melihat kemajuan besar dalam pengembangan dan kebidanan sebagai profesi berbayar yang otonom, ilmiah, dan dihormati.

Tapi pada akhir tahun 300 SM, sikap sosial tentang bidan perempuan berubah. Profesi ini menjadi di bawah hirarki kedokteran yang diawasi pria. Di Eropa dan Mediterania, era Alkitab (2.200 SM – 1.700 SM) melihat pemberdayaan perempuan berperan besar dalam membangun profesionalisme kebidanan.

Namun, dengan kedatangan Abad Pertengahan  (1.000-1.250 M), bidan atau tabib perempuan dianggap bidat atau penyihir, mereka akan digantung atau dibakar sampai mati. Di Tiongkok, bidan perempuan mempraktikkan kebidanan melalui pengobatan tradisional selama ribuan tahun.

Mereka buta huruf, dan sebagian besar praktik ini terbatas dalam komunitas kecil dan dilakukan di rumah. Praktik ini tetap sama hingga abad ke-13, ketika praktisi medis pria mulai memformalkan dan mengontrol kedokteran dan kebidanan.

Sedangkan di Thailand maupun Cile, praktik kebidanan telah ada berabad-abad. Pada awalnya dan secara historis, praktik ini merupakan layanan yang diperuntukkan bagi orang miskin dan kurang mampu. Kemudian di Afrika, bidan tradisional menjadi bagian integral dari pengobatan selama berabad-abad.

Tetapi ketika orang Eropa membawa orang Afrika ke Amerika Serikat dan memperbudak mereka pada abad ke-17, beberapa perempuan Afrika diperbudak untuk dilatih dan dijadikan bidan. Bidan masih menjadi penyedia layanan kesehatan utama saat melahirkan pada masa itu. Mereka terus melayani perempuan Afrika dan ras lain saat melahirkan.

Itulah tadi penjelasan lengkap sejarah bidan di Indonesia dan dunia. Jadi kamu sekarang sudah tahu kan seperti apa awal mulanya? Semoga informasi ini menambah wawasan kamu, ya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
Stella Azasya
3+
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us