Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Teknik Catat Isi Buku yang Bikin Kamu Gampang Ingat

ilustrasi menulis (pexels.com/energepic.com)
Intinya sih...
  • Gunakan teknik mind mapping untuk merangkum ide utama
  • Tulis catatan dengan gaya bahasa sendiri, bukan salin mentah
  • Terapkan teknik Cornell Notes untuk catatan yang rapi dan terstruktur

Banyak orang merasa rajin membaca, tapi sering lupa apa yang dibaca hanya seminggu kemudian. Penyebab utamanya adalah teknik mencatat yang kurang efektif. Hanya menandai bagian penting dengan highlighter memang terlihat rapi, tapi sayangnya nggak cukup buat membuat isi buku benar-benar melekat dalam ingatan.

Catatan yang baik bukan cuma soal merangkum, tapi juga soal mengolah dan menghubungkan informasi dengan cara yang sesuai dengan cara berpikirmu. Dengan teknik mencatat yang tepat, kamu bisa lebih cepat paham isi buku, ingat lebih lama, dan bahkan lebih siap menjelaskannya ke orang lain. Nah, berikut ini enam teknik mencatat isi buku yang bikin kamu makin paham dan nggak gampang lupa!

1. Gunakan teknik mind mapping untuk merangkum ide utama

ilustrasi mind mapping (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mind mapping adalah teknik mencatat dengan cara visual yang sangat efektif untuk memahami struktur isi buku. Dalam metode ini, kamu menuliskan ide utama di tengah, lalu cabang-cabangnya berisi sub-poin, contoh, atau detail penting lainnya. Teknik ini memudahkan otak untuk melihat hubungan antar ide dan memahami alur logika penulis.

Mind mapping sangat cocok untuk buku-buku nonfiksi yang punya banyak konsep. Daripada mencatat dalam paragraf panjang, mind map menyajikan informasi secara ringkas tapi padat. Kamu juga bisa menambahkan gambar kecil atau warna berbeda untuk memperkuat ingatan visual. Hasilnya, kamu nggak cuma ngerti apa isi buku itu, tapi juga cara menyusunnya secara logis.

2. Tulis catatan dengan gaya bahasa sendiri, bukan salin mentah

ilustrasi sedang menulis (pexels.com/Danik Prihodko)

Kesalahan umum dalam mencatat buku adalah menyalin kalimat dari buku secara langsung. Padahal, mencatat dengan bahasa sendiri jauh lebih efektif untuk memperkuat pemahaman. Ketika kamu menulis ulang ide dengan caramu sendiri, otakmu terlibat lebih aktif dalam proses berpikir dan mencerna informasi.

Catatan dengan gaya sendiri membuat kamu lebih mudah memahami dan mengingat isinya di kemudian hari. Kamu juga bisa menyisipkan komentar pribadi, pertanyaan, atau analogi yang relevan dengan kehidupan sehari-harimu. Teknik ini membantu kamu membentuk koneksi personal dengan materi buku, yang pada akhirnya bikin isi buku itu terasa lebih ‘masuk akal’ dan relate.

3. Terapkan teknik Cornell Notes untuk catatan yang rapi dan terstruktur

ilustrasi menulis di kertas note (pexels.com/Bruno Bueno)

Cornell Notes adalah teknik catat yang terkenal di kalangan pelajar dan mahasiswa karena formatnya yang sistematis. Lembar catatan dibagi menjadi tiga bagian, kolom kanan untuk mencatat isi utama, kolom kiri untuk kata kunci atau pertanyaan, dan bagian bawah untuk rangkuman. Teknik ini membantu kamu mencatat, menganalisis, dan menyimpulkan dalam satu halaman.

Dengan metode ini, kamu nggak cuma sekadar mencatat, tapi juga dilatih untuk mengorganisasi pikiran dan mengevaluasi informasi. Formatnya sangat cocok untuk mencatat buku-buku pelajaran atau buku pengembangan diri yang kaya teori. Selain itu, catatan Cornell bisa kamu gunakan untuk review cepat sebelum ujian atau saat ingin mengulang isi buku tanpa harus baca ulang semuanya.

4. Buat bullet journal atau catatan tematik berdasarkan topik buku

Ilustrasi sedang menulis (pexels.com/George Milton)
Ilustrasi sedang menulis (pexels.com/George Milton)

Kalau kamu suka mencatat secara kreatif dan tematik, teknik bullet journal bisa jadi pilihan seru. Kamu bisa membuat halaman khusus untuk buku yang kamu baca, lalu mencatat poin penting, kutipan favorit, insight pribadi, dan bahkan ilustrasi atau grafik sederhana. Teknik ini menggabungkan antara fungsi catatan dan jurnal pribadi.

Bullet journal bikin proses mencatat jadi menyenangkan dan penuh ekspresi. Kamu bisa bebas mengatur layout dan memilih elemen mana yang ingin kamu soroti dari buku tersebut. Catatan semacam ini juga lebih menggugah emosi karena terasa personal, bukan seperti mencatat untuk tugas. Hasilnya, kamu jadi lebih antusias untuk membuka ulang catatan dan mengingat isi bukunya.

5. Gunakan teknik Feynman untuk menjelaskan ulang secara sederhana

Ilustrasi membaca hasil tulisan (pexels.com/RDNE Stock project)
Ilustrasi membaca hasil tulisan (pexels.com/RDNE Stock project)

Teknik Feynman adalah metode belajar yang mengandalkan kemampuan menjelaskan kembali sebuah konsep dengan cara paling sederhana seolah-olah kamu menjelaskannya ke anak kecil. Setelah selesai membaca bab atau bagian tertentu, coba tulis ringkasannya seolah kamu harus mengajarkannya ke orang lain.

Saat kamu bisa menjelaskan ulang dengan kata-kata sendiri secara jelas dan sederhana, itu tandanya kamu benar-benar mengerti. Namun kalau kamu masih bingung atau merasa sulit menyederhanakan, berarti kamu perlu memahami ulang bagian itu. Teknik ini sangat cocok untuk memperdalam materi yang kompleks atau filosofis, karena kamu dipaksa untuk memprosesnya lebih dalam, bukan sekadar hafal.

6. Catat pertanyaan atau refleksi pribadi setelah membaca

ilustrasi belajar (pexels.com/Mikhail Nilov)

Mencatat pertanyaan atau refleksi pribadi adalah cara ampuh untuk memperdalam keterlibatan emosional dan intelektual dengan buku yang kamu baca. Setelah selesai satu bab, sempatkan waktu untuk menulis pertanyaan yang muncul di benakmu, hal yang kamu setujui atau gak setujui, atau perasaan yang kamu rasakan saat membacanya.

Teknik ini membuat proses membaca jadi dialog dua arah, bukan sekadar menerima informasi. Kamu diajak untuk berpikir kritis, mempertanyakan argumen penulis, dan menghubungkannya dengan pengalaman pribadi. Ini sangat penting, terutama untuk buku-buku bertema sosial, psikologi, atau filsafat. Catatan reflektif ini juga bisa jadi bahan menarik untuk diskusi atau tulisan panjang di kemudian hari.

Membaca buku dengan serius nggak cukup hanya dengan menandai bagian penting atau menyelesaikannya sampai akhir. Teknik mencatat yang efektif bisa jadi kunci untuk benar-benar memahami dan mengingat isi buku, sekaligus memperkaya pengalaman membaca. Dengan catatan yang terstruktur dan personal, kamu akan lebih mudah mengolah informasi dan bahkan membagikannya ke orang lain.

Enam teknik di atas bisa kamu sesuaikan dengan gaya belajar dan jenis buku yang kamu baca. Mulai dari visual seperti mind map, reflektif seperti bullet journal, sampai analitis seperti Cornell Notes, semua punya manfaatnya masing-masing. Jadi, yuk mulai mencatat dengan cerdas dan nikmati hasilnya dalam jangka panjang!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us