Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Alasan Anak Sering Berbicara Sendiri, Gak Perlu Langsung Khawatir

ilustrasi anak introvert (unsplash.com/Joseph Gonzalez)
ilustrasi anak introvert (unsplash.com/Joseph Gonzalez)
Intinya sih...
  • Anak berbicara sendiri merupakan bagian dari perkembangan kognitif dan emosional yang sehat pada usia dini.
  • Berbicara sendiri membantu anak memproses informasi baru, menguatkan koneksi antara bahasa dan pikiran, serta melatih keterampilan sosial dan bahasa.
  • Berbicara sendiri juga menjadi cara anak menenangkan diri, mengelola emosi, dan latihan komunikasi dalam proses tumbuh kembangnya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Orangtua mungkin sering merasa khawatir atau penasaran pada saat melihat anaknya sering berbicara sendiri, sehingga memunculkan pertanyaan apakah memang hal seperti itu sebetulnya normal atau pun tidak. Pada kenyataannya berbicara sendiri merupakan bagian dari perkembangan kognitif dan emosional yang sehat pada anak, terutama pada saat usia dini.

Kebiasaan berbicara sendiri biasanya memang muncul sebagai respon terhadap proses berpikir, imajinasi yang bekerja dengan aktif, atau sekadar berusaha menenangkan diri. Untuk memahami perilaku ini, maka penting bagi orangtua untuk mengenali beberapa alasan berikut ini terkait kebiasaan anak berbicara sendiri, sehingga nantinya tidak lagi merasa khawatir.

1. Proses belajar dan berpikir kritis

ilustrasi anak tersenyum (unsplash.com/Edward Cisneros)
ilustrasi anak tersenyum (unsplash.com/Edward Cisneros)

Anak-anak sering kali berbicara sendiri sebagai bagian dari cara mereka untuk memproses informasi baru yang diperolehnya. Dengan mengucapkan sesuatu secara lantang, maka mereka akan secara otomatis mengingat mengulang atau bahkan memahami hal-hal yang mungkin baru saja mereka alami atau pun dengar.

Contohnya seorang anak yang sedang belajar berhitung, mungkin akan menghitung mainannya sambil menyebutkan angka-angka tersebut menggunakan suara yang terdengar pelan. Hal ini cukup efektif untuk bisa memperkuat koneksi antara bahasa dan juga pikiran anak, sekaligus dapat mendukung adanya perkembangan dari kemampuan berpikir kritis yang dimilikinya.

2. Menyalurkan imajinasi dan bermain peran

ilustrasi anak bermain (pexels.com/Polesie Toys)
ilustrasi anak bermain (pexels.com/Polesie Toys)

Anak-anak ternyata memiliki dunia imajinasi yang sangat beragam dan hal ini mungkin akan diekspresikan olehnya melalui percakapan imajiner. Pada permainan pura-pura atau ketika mereka sedang bermain dengan boneka, maka mereka akan terlihat berbicara sendiri untuk bisa menghidupkan karakter atau pun menyusun adanya alur cerita yang mereka buat.

Aktivitas ini bukan hanya menyenangkan bagi anak, namun juga cukup efektif untuk bisa melatih keterampilan sosial dan juga bahasa, sebab mereka akan berlatih bagaimana caranya untuk menyampaikan emosi, ide, dan juga dialog secara efektif. Imajinasi yang aktif tentu merupakan tanda bahwa anak sedang berusaha mengembangkan kreativitas dan juga pemahaman sosial yang dimilikinya.

3. Upaya menenangkan diri atau mengelola emosi

ilustrasi anak marah (pexels.com/Allan Mas)
ilustrasi anak marah (pexels.com/Allan Mas)

Berbicara sendiri ternyata bisa menjadi cara untuk menenangkan diri pada saat sedang merasa bingung, kesal, atau cemas. Anak biasanya akan menggunakan kalimat-kalimat sederhana sebagai bentuk dari self talk yang positif dan juga kerap dilakukan secara spontan, sehingga tidak lagi membuat mereka merasa khawatir secara berlebih.

Kebiasaan ini juga menunjukkan bahwa anak mulai belajar mengenali dan juga mengelola berbagai emosi secara mandiri, meski memang belum sepenuhnya paham terkait konteks tersebut. Ini menunjukkan bahwa perkembangan regulasi emosi yang dimiliki anak sudah cukup sehat, sehingga dapat mendukung ketahanan mental yang mereka miliki di masa depan.

4. Belum menguasai sosialisasi atau bahasa secara penuh

ilustrasi anak marah (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi anak marah (pexels.com/RDNE Stock project)

Pada usia-usia awal anak mungkin belum sepenuhnya menguasai kemampuan sosial atau pun bahasa pada saat berinteraksi dengan orang lain. Tidak heran apabila mereka akan lebih nyaman untuk berbicara dengan dirinya sendiri sebagai bentuk dari latihan komunikasi, sehingga hal ini merupakan sesuatu yang sering terjadi.

Langkah ini merupakan tahapan wajar dalam proses tumbuh kembang, yaitu pada saat anak sedang menguji kata-kata baru, struktur kalimat, hingga cara mengungkapkan ide. Seiring berjalannya waktu, kemampuan bahasa dan interaksi sosial anak pun akan secara otomatis berkembang, sehingga kebiasaan inilah yang nantinya akan berkurang dengan sendirinya.

Berbicara dengan diri sendiri merupakan perilaku umum dan sehat pada anak terutama dalam masa tumbuh kembang awalnya. Selama perilaku tersebut tidak disertai dengan tanda-tanda gangguan lain yang mungkin mengkhawatirkan, maka orangtua tidak perlu merasa cemas. Justru dengan memahami apa yang menjadi alasan di balik perilaku tersebut, maka orangtua dapat memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan anak!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us