Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Ajaran Orangtua pada Anak yang Bikin Kaya Tujuh Turunan, Bisa Ditiru

ilustrasi lansia mapan (pexels.com/SHVETS production)

Kaya ada caranya, bukan sekadar kebetulan atau melakukan segala hal semata-mata agar memiliki lebih banyak uang. Ini sebabnya, orang yang lahir atau dibesarkan oleh orangtua kaya menjadi lebih mudah untuk mengikuti kemapanannya. Minimal, hidupnya jarang menjadi amat sengsara.

Kecuali, ia benar-benar tidak mau belajar dari kesuksesan orangtuanya. Ini tidak berarti orang yang lahir dan besar di keluarga menengah ke bawah tak dapat meningkatkan kelas ekonominya. Namun, tak ada salahnya untuk siapa pun ikut mempelajari apa saja yang biasanya diajarkan oleh orangtua yang sukses secara finansial kepada anak-anaknya.

Mungkin ada beberapa hal yang masih kurang dipahami oleh orang-orang yang lebih suka meributkan privilese. Sementara mereka sibuk mencibir kekayaan orang lain, orangtua yang kaya serius mempersiapkan anak-anaknya untuk menjadi sekaya bahkan lebih kaya dari mereka. Ikuti ulasannya dan ambil pelajarannya.

1. Cara mendapatkan, mempertahankan, serta menambah kekayaan

ilustrasi banyak uang (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Meski kekayaan di suatu keluarga sudah berlangsung sekian generasi, tentu tetap ada awalnya. Ada generasi perintis yang berjuang dari nol sampai kekayaannya terus bertambah dari waktu ke waktu. Maka sekalipun makin lama makin banyak kekayaan yang diwariskan, mereka juga tidak berhenti mencetak pendapatan.

Itu sebabnya kamu justru menjumpai orang-orang kaya yang tidak mengenal pensiun dini. Mereka masih terus berusaha mendapatkan kekayaan dengan berbagai cara. Sebab sebanyak apa pun uang yang sudah dikumpulkan pasti bakal habis juga apabila tidak ada pendapatan. 

Orangtua kaya ingin mengajarkan pada anak-anaknya tentang apa saja yang bisa dilakukan untuk memperoleh uang dengan lebih efisien. Kemudian cara mempertahankannya yang lebih banyak godaannya. Orangtua mapan tidak mau hasil kerja keras mereka habis dalam sekejap. 

Usaha mempertahankan kekayaan bisa kombinasi antara mengurangi pengeluaran yang tidak perlu sekaligus memastikan selalu ada pemasukan. Makin jauh selisih antara pengeluaran dengan uang yang dihasilkan makin cepat pula pertumbuhan kekayaan mereka. Kekayaan tersebut tidak hanya gak habis, melainkan justru terus bertambah.

2. Memilih circle yang tepat untuk pengembangan diri dan meluaskan relasi

ilustrasi lansia sukses (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Orang kaya dapat saja terlihat mau bergaul dengan siapa pun karena dia rendah hati. Tapi hampir semua orang kaya pasti punya circle khusus yang amat dijaganya. Lingkaran pergaulan ini penting guna memastikan dirinya terus berkembang serta memiliki relasi bisnis yang luas.

Orangtua dengan kekayaan berlimpah pun berusaha mengarahkan anak-anaknya agar berada di circle yang tepat. Berteman bisa dengan siapa saja, tapi bertumbuh butuh syarat-syarat tertentu. Sama seperti agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dibutuhkan media tanam, kualitas tanah, pemupukan, penyiraman, serta iklim yang tepat.

Ada kawan yang hanya sebatas kenal dan mengobrol sesekali. Ada pula teman yang sekaligus mentor dan rekan bisnis. Kalau kamu ingin meniru kesuksesan mereka, pastikan dirimu menempatkan setiap orang dengan tepat. Apakah ia hanya cocok sebagi teman biasa atau harus masuk dalam circle istimewa untuk membantumu bertumbuh?

3. Keseimbangan antara menerima dengan memberi

ilustrasi orangtua kaya (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Orang kaya dan kedermawanan bukan hal baru. Bila sekarang lebih mudah untukmu melihatnya, itu karena adanya media sosial. Tapi jauh sebelum medsos berkembang, orang kaya umumnya juga berkontribusi lebih besar minimal untuk lingkungan terdekatnya.

Seperti mereka memberikan tanah buat fasilitas umum, rutin berbagi pada tetangga, serta menjadi donatur dalam berbagai acara warga. Seandainya mereka tidak melakukan semua itu, apakah kekayaan mereka berlipat-lipat dari sekarang? Belum tentu bahkan boleh jadi mereka lekas bangkrut dan kehilangan segalanya.

Orangtua kaya sejak dini mengajarkan anak-anaknya untuk berbagi bukan semata-mata buat pencitraan. Tapi lebih karena mereka sadar bahwa memberi tidak pernah membuatnya miskin. Justru berbagi sebagian rezeki terbukti memperlancar pekerjaan dan usaha mereka. Kalau kegiatan berbagi dihentikan, aliran rezeki mereka boleh jadi akan pampat.

4. Selektif memilih pasangan biar gak jatuh miskin

ilustrasi ayah dan putranya (pexels.com/RDNE Stock project)

Siapa yang gak mau menjadi pasangan dari orang kaya? Kebanyakan orang tentu menginginkannya terlebih dengan karakternya yang baik. Namun, tentu saja orang kaya tidak sembarangan dalam memilih calon pasangan. Orangtua mereka telah mengajarkan pentingnya bersikap selektif terkait pasangan hidup.

Pasangan yang cocok bisa bikin mereka tambah kaya. Sebaliknya pasangan yang buruk dapat menghabiskan kekayaan yang susah payah dikumpulkan oleh leluhur. Punya pasangan yang satu visi memudahkan mereka menjaga bahkan menambah kekayaan. 

Calon pasangan itu tidak selalu berasal dari keluarga yang sekaya mereka. Sedikit di bawahnya pun masih oke. Akan tetapi, orang itu mesti memiliki mindset yang bagus tentang kekayaan serta punya sifat dasar lebih suka menghasilkan uang daripada menghabiskannya. Orangtua kaya paling takut membayangkan kekayaan yang mereka wariskan pada anak diludeskan menantu.

5. Cara membawa diri di hadapan orang-orang

ilustrasi ayah dan putrinya (pexels.com/RDNE Stock project)

Keluarga kaya yang tidak terlihat terlalu kaya bukan semata-mata karena kepribadiannya memang sederhana. Mereka biasanya punya tujuan mengapa amat berhati-hati dalam membawa diri dalam pergaulan sehari-hari. Ada kecenderungan orangtua yang berlimpah kekayaan tidak ingin memperlihatkannya pada sembarang orang.

Selain untuk menghindari potensi terjadinya kejahatan, mereka juga tak mau menciptakan kesenjangan yang begitu mencolok dengan orang-orang di sekitarnya. Ketika mereka bersama-sama dengan rekan bisnisnya, boleh jadi mereka tidak ragu untuk menunjukkan kelasnya. Tapi dalam keseharian, penampilan bahkan gaya bicaranya sangat berbeda.

Mereka ingin terlihat seperti orang kebanyakan saja. Hal ini juga diajarkan pada anak-anak agar mereka lebih diterima dalam pergaulan. Juga supaya mereka tidak terlalu menarik perhatian yang dapat menimbulkan kurangnya kenyamanan. Makin banyak orang yang tahu betapa kayanya mereka, makin banyak pula orang yang datang dengan berbagai kepentingan dan ini merepotkan.

Tentu ajaran yang baik tidak hanya berasal dari orangtua yang mapan secara finansial. Semua orangtua pasti berusaha membekali anak dengan berbagai nilai-nilai kehidupan. Tapi jika kamu kurang bahkan belum pernah mendapatkan lima ajaran di atas dari orangtua, belajarlah sendiri sekarang juga. Boleh jadi ini akan menjadi titik balik untuk kondisi finansialmu sehingga menjadi jauh lebih baik dan kelak diikuti oleh anak dan cucumu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us