Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan untuk Gak Terlalu Kaku dalam Parenting

default-image.png
Default Image IDN
Intinya sih...
  • Setiap anak adalah individu yang unik, membutuhkan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan potensinya.
  • Terlalu kaku dalam parenting dapat menghambat kreativitas dan kemandirian anak, sementara fleksibilitas membantu mereka berkembang secara optimal.
  • Fleksibilitas dalam parenting membangun hubungan yang kuat dan saling percaya antara orangtua dan anak, serta memungkinkan penyesuaian dengan perubahan zaman.

Dalam dunia yang semakin penuh dengan berbagai macam informasi, banyak orangtua merasa tertekan untuk jadi sempurna dalam mengasuh anak. Media sosial, buku parenting, dan nasihat dari teman atau keluarga gak jarang akan bikin kamu merasa bahwa ada satu cara benar untuk membesarkan anak.

Padahal, jadi terlalu kaku dalam hal parenting, justru bisa menyebabkan stres bagi orangtua dan anak itu sendiri. Kenapa begitu? Ini nih lima alasan kenapa orangtua gak perlu terlalu kaku dalam pendekatan parenting, dan bagaimana sikap yang lebih fleksibel bisa memberi manfaat besar bagi seluruh keluarga. Check it out!

1. Setiap anak unik dan punya kebutuhan berbeda

ilustrasi anak bermain (pexels.com/Tatiana Syrikova)

Wajib diingat nih, salah satu alasan utama untuk gak terlalu kaku dalam parenting adalah bahwa setiap anak adalah individu yang unik. Walaupun ada banyak panduan dan metode parenting yang tersedia, gak semua metode cocok untuk setiap anak. Pasalnya, anak punya kepribadian, bakat, dan kebutuhan yang berbeda, dan orangtua perlu menyesuaikan hal ini agar sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak.

Dampaknya, terlalu kaku dalam parenting bisa mengabaikan perbedaan ini dan bikin orangtua ataupun anak jadi tertekan. Sementara, dengan bersikap fleksibel, orangtua bisa memberi support yang tepat dan membantu anak berkembang sesuai dengan potensi masing-masing. Juga, orangtua jadi lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan anak-anaknya.

2. Mendorong kreativitas dan kemandirian anak

ilustrasi bermain dengan anak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Gak hanya itu, terlalu kaku dalam parenting bisa membatasi peluang anak untuk mengeksplorasi kreativitas dan mengembangkan kemandirian. Lantara, saat orangtua terlalu kaku dalam menetapkan aturan, anak mungkin akan merasa tertekan untuk selalu mengikuti instruksi tanpa punya kesempatan untuk berpikir kreatif atau mengambil inisiatif.

Padahal, mendorong kreativitas dan kemandirian adalah aspek penting dalam parenting yang fleksibel. Dengan memberi anak kebebasan untuk mencoba hal-hal baru, bereksperimen, dan mengeksplorasi bakat mereka, orangtua justru membantu anak mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan problem solving. Anak yang diberi kesempatan untuk menentukan pilihan sendiri dan belajar dari kesalahan biasanya cenderung tumbuh jadi individu yang lebih percaya diri dan mandiri.

3. Mengurangi stres dan tekanan pada orangtua

ilustrasi bermain cat (pexels.com/Helena Lopes)

Apa kamu pernah merasa tertekan karena gak bisa menerapkan metode parenting tertentu? Nah, jadi orangtua yang terlalu kaku dan berusaha mengontrol setiap aspek kehidupan anak memang bisa menyebabkan stres dan menambah tekanan yang gak perlu.

Sementara, fleksibilitas dalam parenting memungkinkan orangtua untuk mengambil cara yang lebih santai dan realistis. Daripada fokus mencapai standar yang gak realistis, orangtua bisa menerima kenyataan bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar dan bahwa gak ada yang sempurna. Positifnya lagi, orangtua yang gak terlalu kaku akan lebih mampu beradaptasi dengan situasi yang gak terduga dan menyesuaikan rencana sesuai kebutuhan.

4. Membangun hubungan yang lebih kuat dengan anak

ilustrasi bermain dengan anak (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi bermain dengan anak (pexels.com/Gustavo Fring)

Lebih jauh lagi, fleksibilitas dalam parenting bisa membantu membangun hubungan yang lebih kuat dan saling percaya antara orangtua dan anak. Bayangkan deh, saat orangtua bersikap terlalu kaku, anak mungkin akan merasa kurang dihargai atau gak didengar. Akhirnya, ini bisa menyebabkan ketegangan dan konflik yang bisa mengganggu hubungan antara orangtua dan anak.

Dengan bersikap lebih fleksibel, orangtua bisa menciptakan komunikasi yang lebih terbuka dan jujur dengan anak. Ini memungkinkan anak merasa nyaman untuk membicarakan perasaan, masalah, atau kekhawatirannya tanpa takut dihakimi atau dihukum. Sehingga, orangtua bisa membantu anak untuk tumbuh jadi individu yang bahagia dan percaya diri.

5. Menyesuaikan diri dengan perubahan dan tantangan

ilustrasi bermain dengan anak (pexels.com/Gustavo Fring)

Dunia terus berubah, dan anak juga mengalami berbagai tahap perkembangan yang mempengaruhi kebutuhan dan perilakunya. Nah, jadi orangtua yang fleksibel memungkinkan kamu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan ini dan menghadapi berbagai tantangan dengan lebih efektif. Sementara, terlalu kaku dalam parenting bisa bikin kamu sulit beradaptasi dengan situasi baru atau menghadapi tantangan yang gak terduga.

Selain itu, dunia yang terus berkembang memperkenalkan tantangan baru yang mungkin gak pernah kamu bayangkan sebelumnya, seperti perubahan teknologi atau tantangan lingkungan dan lainnya. Fleksibilitas memungkinkanmu untuk tetap terbuka terhadap pembelajaran dan penyesuaian, sehingga kamu bisa membimbing anakmu melalui dunia yang terus berubah ini.

Bisa disimpulkan bahwa menjadi orangtua adalah perjalanan dan sebuah proses yang penuh dengan tantangan dan kegembiraan. Meskipun banyak panduan dan metode parenting yang bisa diikuti, ketahuilah bahwa gak ada satu cara yang benar dalam membesarkan anak. Justru dengan bersikap lebih fleksibel, kamu bisa membantu anak untuk tumbuh jadi individu yang bahagia, percaya diri, dan mampu menghadapi tantangan kehidupan. Sepakat?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Desria
EditorDesria
Follow Us