Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Faktor yang Membuat Anak Menjadi Asing dengan Ibunya

ilustrasi seorang ibu(pexels.com/jennifermurray)
ilustrasi seorang ibu(pexels.com/jennifermurray)

Ikatan antara ibu dan anak merupakan salah satu hubungan terkuat yang ada. Namun, dalam beberapa situasi, jarak emosional mungkin terbentuk antara mereka, sehingga anak merasa asing terhadap ibunya. Penting bagi para ibu untuk selalu menyadari dan memahami perubahan emosional atau perilaku pada anak-anak mereka.

Melalui komunikasi yang efektif, empati, dan waktu kualitas yang dihabiskan bersama, hubungan ibu dan anak dapat tetap erat meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan.

Setiap ibu mendambakan hubungan yang hangat dan erat dengan anaknya. Namun, kadang-kadang ada beberapa faktor yang dapat menghalangi ikatan tersebut, membuat anak merasa asing atau teralienasi dari ibunya. Berikut adalah lima faktor yang dapat menyebabkan anak menjadi asing dengan ibunya.

1. Kurangnya waktu bersama

ilustrasi seorang ibu(pexels.com/jennifermurray)
ilustrasi seorang ibu(pexels.com/jennifermurray)

Dalam era yang sibuk ini, banyak ibu yang harus berjuang untuk memenuhi tuntutan pekerjaan dan tanggung jawab lainnya. Akibatnya, waktu yang dapat dihabiskan bersama anak menjadi terbatas. Anak yang jarang mendapat perhatian dan waktu dari ibunya bisa merasa terabaikan dan mungkin akan mencari kenyamanan di tempat lain.

Banyak ibu yang sibuk dengan pekerjaan dan tanggung jawab lainnya. Kurangnya waktu kualitas yang dihabiskan bersama dapat menyebabkan anak merasa tidak dikenali atau dimengerti oleh ibunya, yang pada akhirnya bisa menyebabkan anak menjadi asing.

2. Komunikasi yang kurang efektif

ilustrasi seorang ibu(pexels.com/jennifermurray)
ilustrasi seorang ibu(pexels.com/jennifermurray)

Komunikasi adalah kunci dari setiap hubungan yang sehat, termasuk hubungan antara ibu dan anak. Ketika seorang ibu tidak mampu mendengarkan atau memahami perasaan dan pemikiran anaknya, atau sebaliknya, anak merasa tidak dapat berbagi cerita dan masalah dengan ibunya, jarak emosional bisa terbentuk.

Tidak hanya waktu yang penting, tetapi juga kualitas komunikasi. Jika seorang ibu tidak membangun komunikasi dua arah dengan anaknya atau seringkali tidak hadir secara emosional saat berkomunikasi, hal ini bisa membuat anak merasa terisolasi atau tidak didengar.

3. Komunikasi dan lingkungan yang berbeda

ilustrasi seorang ibu(pexels.com/jennifermurray)
ilustrasi seorang ibu(pexels.com/jennifermurray)

Terkadang, perbedaan lingkungan tempat anak tumbuh besar, seperti sekolah atau pergaulan, dibandingkan dengan latar belakang pendidikan dan budaya dari ibunya dapat menciptakan jurang pemahaman. Hal ini mungkin akan membuat anak merasa kesulitan untuk berbagi atau berkomunikasi tentang pengalamannya kepada ibunya.

Anak yang sedang dalam fase remaja atau yang baru saja pindah ke lingkungan baru (seperti perguruan tinggi) mungkin akan mengalami perubahan identitas atau cara berpikir. Ini bisa membuat mereka merasa asing terhadap ibunya, khususnya jika ibunya kesulitan beradaptasi dengan perubahan tersebut.

 

4. Harapan dan tekanan yang berlebihan

ilustrasi seorang ibu(pexels.com/jennifermurray)
ilustrasi seorang ibu(pexels.com/jennifermurray)

Beberapa ibu memiliki harapan tinggi terhadap anak-anak mereka, baik dalam bidang akademik, olahraga, atau aspek kehidupan lainnya. Tekanan yang berlebihan ini bisa membuat anak merasa tertekan dan mungkin memilih untuk menjauh dari ibunya agar terhindar dari rasa kecewa atau kritik.

Terkadang, ibu mungkin tanpa sadar menetapkan standar atau ekspektasi yang tinggi bagi anaknya. Hal ini bisa membuat anak merasa tidak mampu memenuhi harapan tersebut dan mungkin akan menjauh untuk menghindari rasa kecewa atau kritik.

5. Trauma atau pengalaman buruk di masa lalu

ilustrasi seorang ibu(pexels.com/jennifermurray)
ilustrasi seorang ibu(pexels.com/jennifermurray)

Trauma atau pengalaman buruk yang dialami oleh anak, seperti perceraian orangtua atau kekerasan dalam rumah tangga, dapat mempengaruhi hubungan antara ibu dan anak. Anak mungkin akan membangun tembok pertahanan untuk melindungi dirinya dari rasa sakit, yang pada akhirnya membuatnya teralienasi dari ibunya.

Situasi keluarga seperti perceraian, konflik dengan pasangan, atau kejadian traumatis lainnya bisa mempengaruhi hubungan ibu-anak. Anak mungkin memilih untuk menarik diri sebagai cara untuk melindungi dirinya dari rasa sakit atau kebingungan yang muncul akibat situasi tersebut.

Meskipun ada berbagai faktor yang membuat anak menjadi asing dengan ibu, penting bagi sang ibu untuk selalu mencari dalam membangun kembali ikatan tersebut. Dengan kesabaran, empati, dan komunikasi yang terbuka, hubungan ibu dan anak dapat diperkuat kembali.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us