6 Step Parenting Cerdas Manfaatkan Teknologi

Tak dipungkiri kemajuan teknologi digital saat ini banyak memudahkan aktivitas sehari-hari. Apalagi sekarang sudah ada kecerdasan buatan AI (artificial intelligence) yang mengefisienkan pekerjaan. Kemudian sosial media yang juga memperluas dan mempermudah akses informasi kapan pun d imana pun.
Dunia parenting juga turut berpengaruh di sini. Dimana orangtua yang cerdas mereka mampu memanfaatkan digitalisasi teknologi untuk pengasuhan dan pendidikan anak. Nah, ini yang disebut dengan Smart-Techno Parenting. Parenting seperti ini tidak hanya memberikan aturan kepada anak, tetapi juga memberikan anak peluang untuk mengeksplorasi diri secara terarah.
Parenting ini dapat menjadi solusi bagi orangtua masa kini. Sehingga anak dapat terhindar dari dampak negatif yang ditimbulkan. Akan tetapi, mereka masih bisa memaksimalkan potensi dan perkembangannya memanfaatkan kemajuan dunia digital. Wah menarik, bukan? Mau tahu apa saja langkahnya? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini yang dikutip dari jurnal yang berjudul “Smart Techno Parenting: Alternatif Pendidikan Anak Pada Era Teknologi Digital”. Jangan terlewat satu pun!
1. Mengkolaborasikan kemajuan teknologi dengan pendidikan anak

Step pertama adalah orangtua dapat mengolaborasikan dunia digital untuk membantu pendidikan anak. Bisa menggunakan seperti video YouTube, video Tiktok, buku digital, atau bisa juga game edukasi, untuk mengajari anak tentang suatu hal. Hal ini bukan berarti memberikan smartphone dengan bebas anak mengakses apa pun, ya. Tetapi orangtua tetap menyertai anak saat belajar menggunakan dunia digital tersebut.
Contohnya mendongengkan anak menggunakan buku digital bergambar. Hal ini juga bisa menambah akses dongeng dan nilai moral yang diajarkan kepada anak. Kemudian bisa juga menggunakan video atau musik dari aplikasi digital untuk membantu mengajari anak tentang lagu-lagu anak. Atau menggunakan video digital untuk anak membantu membaca atau belajar berbahasa.
2. Melek literasi informasi dan teknologi

Langkah kedua, orangtua harus melek terhadap perkembangan informasi dan teknologi. Orangtua harus update dan upgrade agar tahu mana teknologi yang benar-benar memberikan manfaat untuk memaksimalkan perkembangan anak. Sehingga orangtua dapat mengarahkan anak memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi tersebut secara positif dan menghindarkan hal negatif.
Contohnya orangtua memanfaatkan Youtube Kids untuk membatasi anak mengeksplor video Youtube yang belum sesuai dengan perkembangannya. Orangtua juga menggunakan bisa dan tahu fitur pengawasan anak dalam aplikasi atau penggunaan smartphone. Kemudian bisa juga membatasi penggunaan aplikasi tertentu untuk menghindarkan kecanduan.
3. Membatasi waktu pemakaian digital

Orangtua memang tidak melarang anak untuk mengenali dunia digital dalam parenting ini. Tetapi tetap memberikan batas penggunaan teknologi tersebut. Seperti mendiskusikan langsung dengan anak kapan mereka bisa menggunakan gawai dan selama berapa jam pemakaiannya.
Bisa juga orangtua memanfaatkan fitur yang disediakan aplikasi atau gawai sehingga gawai atau aplikasi tersebut dapat otomatis mati atau keluar saat melebihi batas waktunya. Ini juga turut membantu dalam menghindari efek adiktif dari teknologi tersebut bagi anak.
4. Mengoptimalkan aktivitas positif

Mengoptimalkan aktivitas positif di sini tidak hanya terpaku pada aktivitas digital. Orangtua juga harus menyeimbangkan kegiatan yang dapat dilakukan langsung. Seperti membantu pekerjaan rumah, bermain dengan teman sebayanya, membaca buku, outdoor learning, dan aktivitas gerak aktif lainnya.
Dengan keseimbangan tersebut diharapkan anak tetap aktif pada dunia nyata tetapi juga tidak membatasi diri dari dunia digital. Selain itu, keseimbangan ini juga tetap menjaga feel anak sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi langsung dengan dunia sekitarnya. Anak pun dapat mengeksplorasi dunia secara langsung bukan hanya secara digital.
5. Selektif memilih media untuk anak

Paparan hal negatif dari digitalisasi yang sangat mudah diakses dapat menjadi ancaman yang juga berdampak negatif bagi perkembangan anak. Orangtua harus dapat tegas membatasi mana yang diperbolehkan anak eksplor secara digital dan mana yang tidak.
Mana media dan tayangan yang sesuai dengan usia dan karakter anak dan mana yang tidak. Orangtua harus dapat memfasilitasi namun juga benar-benar selektif untuk memberikan yang terbaik bagi anak.
6. Monitoring lingkungan anak (baik dunia maya maupun dunia nyata di sekitarnya)

Monitoring dan pengawasan haru selalu dilakukan kepada anak. Apalagi tidak semua situs digital pantas untuk diakses atau ditonton anak. Kemudian juga pergaulan dari media sosial juga harus terus diawasi. Karena banyak kasus pergaulan buruk anak juga bersumber dari media sosial dan dunia digital.
Monitoring ini dilakukan agar mengontrol perilaku dan aktivitas anak di dunia digital terarah kepada hal yang positif. Mereka juga tetap harus diawasi secara langsung bagaimana lingkungan nyata anak. Dalam dunia digital, orangtua harus dapat mengawasi keseluruhan, baik menggunakan fitur yang disediakan teknologi maupun juga secara langsung melihatnya. Contohnya bisa dengan memanfaatkan aplikasi atau fitur histori pencarian untuk memastikan anak tidak mengakses hal yang tidak semestinya.
Era digital bukanlah hal yang dapat orangtua hindari. Banyak tantangan yang harus orangtua hadapi untuk menyesuaikan dengan kemajuan digital tersebut. Akan tetapi, orangtua yang cerdas mampu memanfaatkan era digital tersebut untuk terus memaksimalkan perkembangan dan potensi anak. Yuk, terus bantu anak eksplor diri lebih luas!