Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Perilaku Anak yang Menyusahkan Orangtua, Bukan untuk Ditiru!

ilustrasi ayah dan putranya (pexels.com/Ron Lach)

Orangtua memang harus bisa sabar dalam menghadapi anaknya. Anak masih butuh banyak bimbingan dari orangtua. Namun, sebagai anak kamu juga tidak boleh bersikap keterlaluan di rumah.

Terlebih sekarang dirimu telah masuk usia remaja atau bahkan dewasa. Perilakumu seharusnya juga sesuai dengan usiamu. Sikap pengertian pada keadaan orangtua mesti ada.

Kamu pun wajib tahu hal-hal yang penting atau tidak dalam hidupmu. Jangan buat kedua orangtua sedih dengan lima perilakumu berikut ini. Sebisa mungkin buatlah mereka bangga padamu.

1. Meminta hal-hal di luar kemampuan orangtua

ilustrasi dua remaja (pexels.com/Pixabay)

Boleh saja kamu memiliki berbagai keinginan. Namun, siapa yang harus memenuhinya? Jika kamu berharap orangtua yang mewujudkannya, berarti kamu juga mesti mempertimbangkan kemampuan mereka.

Orangtua pun pasti sayang padamu sehingga akan berusaha memenuhi keinginanmu. Akan tetapi, bagaimana kalau permintaanmu jauh lebih besar dibandingkan kemampuan mereka? Tentu sulit untuk orangtua memenuhinya.

Walaupun teman-temanmu dengan mudah memiliki sesuatu, kamu gak perlu menginginkannya juga. Kamu harus paham, bahwa kemampuan ekonomi setiap keluarga berbeda. Pendapatan orangtuamu juga dipakai buat mencukupi beragam kebutuhan, bukan cuma satu keinginanmu yang berbiaya tinggi.

2. Permintaan harus dituruti saat itu juga

ilustrasi seorang remaja (pexels.com/cottonbro studio)

Meski permintaanmu bukan tentang barang-barang mahal, mengharuskan orangtua untuk seketika itu juga memenuhinya pun menyusahkan. Contohnya, kamu ingin makan makanan yang bahan-bahannya saja belum dibeli. Kalau membeli makanan siap santap terbilang mahal dan orangtua perlu memasaknya dulu, sampaikan keinginanmu setidaknya sehari sebelumnya.

Jangan malah kamu mengambek dan gak mau makan bila keinginanmu tak terpenuhi. Orangtua kan, punya banyak kesibukan dan tidak bisa langsung pergi berbelanja atau memasak. Keinginan-keinginan sederhana pun dapat menyusahkan mereka apabila kamu mendesak untuk segera.

Jika orangtua gak bisa memenuhi permintaanmu saat itu juga, bersabarlah atau lakukan sendiri, andai kamu mampu. Kemampuan orangtua yang wajib dirimu pahami bukan cuma terkait uang, tapi juga waktu serta tenaga. Belajarlah buat memiliki kendali atas keinginanmu.

3. Selalu melawan nasihat orangtua dan guru

ilustrasi remaja putri (pexels.com/Monstera)

Meski orangtua dan guru tidak berkomunikasi setiap hari, nasihat keduanya selalu punya maksud yang sama. Ini tak lain agar masa depanmu baik dan kamu terjaga dari hal-hal yang berbahaya. Maka dari itu, setiap perlawananmu terhadap nasihat yang diberikan bakal bikin mereka cemas.

Perilakumu pasti menjauhi masa depan yang baik dan justru mendekati keburukan. Kamu yang masih belia mungkin tidak memahami hal ini bahkan nasihat merekalah terasa buruk untukmu. Pahami, bahwa pengalaman hidupmu masih terbatas dibandingkan orangtua serta guru.

Kamu tidak dilarang untuk bersikap kritis terhadap suatu nasihat. Dirimu juga boleh menyampaikan keinginan pribadi yang terasa gak pas dengan nasihat itu. Akan tetapi, tetap dengarkan penjelasan mereka dan jangan asal berbuat sebaliknya dengan apa yang dinasihatkan.

4. Tidak sungguh-sungguh dalam belajar bahkan mogok sekolah

ilustrasi ibu dan putranya (pexels.com/Kindel Media)

Menyelesaikan pendidikan sebenarnya tidaklah sulit. Ikuti saja setiap tahapannya. Kamu gak harus menjadi murid paling pintar sepanjang masa bersekolahmu. 

Namun, tetaplah sungguh-sungguh dalam menempuh studi hingga kamu menyelesaikannya. Waktunya belajar, belajarlah. Kerjakan PR atau tugas dan ikuti ujian.

Meski sekolah dan kuliah sering terasa membosankan, ini fondasi untuk masa depanmu. Jangan berdalih orang dengan pendidikan rendah saja bisa sukses. Kegigihan memang diperlukan agar orang dapat meraih keberhasilan, bukan cuma kepintaran.

Namun, ilmu yang dipadukan dengan kegigihan hasilnya akan lebih baik lagi. Jika di masa muda dirimu setengah hati dalam belajar bahkan menyia-nyiakan kesempatan bersekolah, di masa depan kamu bakal menyesal.

Walaupun ada program kejar paket yang bisa diambil, tidak mudah untukmu memiliki tekad yang besar buat mengejar ketertinggalan, sambil memikirkan berbagai kebutuhan hidup.

5. Malas sampai tidak mau bekerja

ilustrasi pengangguran (pexels.com/Serg Alesenko)

Kalau kamu menempuh pendidikan dan bekerja sama malasnya, bagaimana masa depanmu nanti? Pun keenggananmu untuk giat bekerja bahkan lebih suka menganggur berarti ada orang yang akan direpotkan. Mereka adalah orang-orang terdekatmu, khususnya orangtua.

Kamu akan terus meminta uang pada mereka buat bertahan hidup. Padahal, orangtua juga gak bisa selamanya bekerja atau masih bekerja tetapi adik-adikmu juga perlu dibiayai. Saat kamu sebenarnya telah mampu bekerja tetapi menolak melakukannya, inilah yang disebut sebagai beban keluarga.

Juga jangan sampai kamu ingin menikah sebelum punya penghasilan sendiri yang memadai. Nanti baik orangtua maupun mertuamu sama-sama dibuat pusing. Pasangan dan anakmu akan mengalami kesulitan hidup dengan layak.

Orangtua yang demokratis tidak menuntut kepatuhan penuh darimu. Namun, hindari perilaku-perilaku yang besar kemungkinan akan menyusahkan mereka. Belajarlah lebih dewasa dari waktu ke waktu karena kelak kamu yang akan bergantian menjaga orangtua ketika mereka makin lemah oleh usia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us