Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Pesan Moral Serial Adolescence, Reminder untuk Orangtua

cuplikan serial Adolescence (youtube.com/Netflix)
Intinya sih...
  • Serial Adolescence di Netflix memperlihatkan dampak perundungan dan tekanan sosial terhadap remaja
  • Edukasi orangtua dan lingkungan sekolah penting dalam mencegah perundungan dan mengawasi aktivitas digital anak
  • Pentingnya mengajarkan empati, pengelolaan emosi, dan komunikasi sehat kepada anak sejak dini

Serial Adolescence yang tayang di Netflix pada 13 Maret 2025 menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan, terutama di antara para orangtua, pendidik, dan psikolog anak. Serial ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sebuah cermin realitas yang mengajak kita untuk merenungkan dampak lingkungan sosial dan media digital terhadap perkembangan anak-anak dan remaja.

Mengangkat kisah seorang remaja bernama Jamie Miller yang dituduh membunuh teman sekelasnya, Katie Leonard, Adolescence menggambarkan bagaimana tekanan sosial, perundungan di sekolah, serta pengaruh internet dapat membentuk perilaku anak. Seiring dengan perkembangan cerita, kita disadarkan bahwa peristiwa tragis ini bukan hanya kesalahan satu individu, tetapi juga akibat dari berbagai faktor yang saling berkaitan.

Bagi para orangtua, serial ini menjadi wake-up call yang kuat. Ada banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik untuk membantu kita lebih memahami dunia anak-anak kita serta peran kita dalam mendidik mereka dengan lebih bijaksana. Berikut pesan moral yang dapat kita ambil dari serial Adolescence.

1. Perundungan bukan hal sepele, bisa berujung tragedi

cuplikan serial Adolescence (dok. Netflix/Adolesence)

Dalam Adolescence, Katie dan beberapa teman sekelasnya sering mengejek Jamie di media sosial menggunakan kode emoji dan bahasa sandi. Meskipun tampaknya hanya sekadar candaan bagi mereka, kenyataannya ejekan tersebut memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi Jamie. Hal ini memperlihatkan bahwa perundungan, baik secara langsung maupun melalui dunia maya (cyberbullying), bisa berakibat fatal.

Sebagai orangtua, kita harus lebih peka terhadap tanda-tanda perundungan yang mungkin dialami anak-anak kita, baik sebagai korban maupun pelaku. Ajarkan mereka untuk tidak ikut-ikutan menindas orang lain dan dorong mereka untuk berbicara jika merasa tidak nyaman dengan perlakuan teman-temannya. Sekolah dan lingkungan juga harus lebih aktif dalam mencegah perundungan sebelum terlambat.

2. Dampak media sosial terhadap anak sangat nyata

cuplikan serial Adolescence (dok. Netflix/Adolesence)

Kita hidup di era digital di mana anak-anak sangat mudah terpapar konten dan interaksi di internet. Serial ini menunjukkan bagaimana media sosial tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga bisa menjadi ladang perundungan yang sulit dikendalikan. Katie dan teman-temannya menggunakan media sosial untuk mengolok-olok Jamie, sementara Jamie sendiri mencari pelarian di komunitas online yang memperparah cara berpikirnya.

Orangtua perlu lebih terlibat dalam aktivitas digital anak. Bukan berarti kita harus mengontrol setiap gerak-geriknya, tetapi penting untuk memberikan pemahaman tentang etika dalam berinternet serta potensi bahayanya. Diskusikan dengan mereka tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dunia maya agar mereka bisa lebih bijaksana dalam menggunakannya.

3. Komunikasi dalam keluarga adalah kunci

cuplikan serial Adolescence (dok. Netflix/Adolesence)

Dalam serial ini, orangtua Jamie, Eddie dan Manda, merasa sangat terpukul ketika mengetahui bahwa anak mereka terlibat dalam pembunuhan. Namun, sejak awal, mereka kurang memahami tekanan yang dialami oleh Jamie. Mereka tidak menyadari perubahan emosional anak mereka dan tidak cukup mendukungnya saat ia berjuang menghadapi perundungan.

Banyak orangtua yang mungkin merasa sudah cukup dekat dengan anak mereka, tetapi kenyataannya, tidak semua anak merasa nyaman berbicara tentang masalah mereka. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu membuka ruang komunikasi yang sehat dengan anak-anak, bukan hanya ketika ada masalah, tetapi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Tanyakan bagaimana hari mereka, dengarkan tanpa menghakimi, dan pastikan mereka tahu bahwa mereka selalu bisa mengandalkan kita.

4. Komunitas online bisa berbahaya jika tidak diawasi

cuplikan serial Adolescence (dok. Netflix/Adolesence)

Salah satu faktor yang memengaruhi perubahan perilaku Jamie adalah komunitas online yang ia ikuti. Ia menemukan pelarian di sebuah forum yang memperkuat pandangan misoginis dan kebencian terhadap perempuan, hingga akhirnya berpikir bahwa kekerasan adalah solusi.

Sebagai orangtua, kita perlu tahu dengan siapa anak kita berinteraksi di internet. Jangan ragu untuk menanyakan platform apa yang mereka gunakan dan bagaimana mereka berkomunikasi dengan orang lain. Jika perlu, gunakan fitur parental control untuk membatasi akses mereka ke situs-situs yang tidak sesuai. Yang lebih penting lagi, bangun kepercayaan dengan anak agar mereka mau bercerita jika mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan di dunia maya.

5. Pendidikan emosi dan empati itu penting

cuplikan serial Adolescence (dok. Netflix/Adolesence)

Banyak konflik yang terjadi di Adolescence sebenarnya bisa dihindari jika anak-anak sejak kecil diajarkan tentang empati dan bagaimana mengelola emosi dengan baik. Jika Jamie memiliki keterampilan untuk mengungkapkan perasaannya dengan cara yang sehat, atau jika Katie dan teman-temannya lebih peka terhadap dampak dari tindakan mereka, mungkin tragedi ini tidak akan terjadi.

Sebagai orangtua, kita bisa mengajarkan anak tentang empati sejak dini. Ajak mereka untuk memahami perasaan orang lain, ajarkan bagaimana mengekspresikan emosi dengan sehat, dan beri contoh perilaku yang penuh kasih sayang. Dengan begitu, mereka akan tumbuh menjadi individu yang lebih peduli terhadap orang lain dan tidak mudah terbawa oleh pengaruh negatif dari lingkungan sekitar.

Adolescence adalah pengingat bahwa tanggung jawab kita bukan hanya mengasuh, tetapi juga mendampingi dan memahami anak-anak kita dalam perjalanan mereka menuju kedewasaan. Mari belajar dari kisah ini dan berusaha menjadi orangtua yang lebih baik, sebelum semuanya terlambat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us