5 Tanda bahwa Kamu Belum Siap Menjadi Seorang Ibu

Gak sedikit perempuan yang menikah hanya bermodalkan cinta dan keyakinan akan hidup bahagia bersama pasangan. Setelah menikah dia membayangkan akan memiliki anak lucu menggemaskan dan hidupnya akan dipenuhi canda tawa setiap harinya. Sayangnya, kebanyakan khayalan tersebut gak diiringi dengan persiapan dan bekal yang matang.
Banyak perempuan yang buru-buru memiliki anak setelah menikah, sementara mentalnya belum siap. Gak bisa diukur menggunakan usia semata, kesiapan mental setiap orang untuk mengemban peran sebagai seorang ibu jelas berbeda-beda.
Nah, agar kamu bisa cek kesiapanmu, berikut ada lima tanda bahwa kamu sebenarnya belum siap jadi seorang ibu, nih. Apa saja tandanya? Let's check this out!
1. Kamu belum bisa mengelola emosimu dengan baik

Pengelolaan emosi erat hubungannya dengan matangnya mental seseorang. Saat kamu bisa meredam emosimu ketika sedang naik pitam, itu tandanya kamu sudah siap untuk punya momongan. Mengapa demikian? Karena untuk merawat dan membesarkan anak nantinya kamu akan menghadapi banyak pergolakan emosi.
Saat menjadi orangtua, kamu berperan penting untuk memberikan contoh dari bagaimana mengelola emosi kepada anak. Jangan sampai kamu melampiaskan emosimu dengan memarahi atau menghardik anakmu. Jika kamu saja belum bisa mengendalikan emosimu sendiri, bagaimana bisa kamu mengajari anakmu untuk mengendalikan emosinya, kan?
2. Kamu masih kesulitan membagi waktu antara pekerjaan dan rumah tangga

Saat kamu punya anak, peranmu sebagai istri tentu bukan lagi sekadar mengurus rumah tangga. Terlebih jika kamu juga bekerja, tentu kamu juga harus meningkatkan kemampuan multitasking. Jika selama ini kamu masih suka kewalahan dalam mengatur waktu dan menyelesaikan peran-peranmu dalam rumah tangga, berarti kamu harus memperbaiki hal ini terlebih dahulu sebelum memutuskan memiliki anak.
Anakmu tentu memerlukan perhatian kedua orang tuanya. Nantinya kamu gak bisa menyerahkan anakmu kepada orang tuamu atau pengasuh sepanjang hari. Anakmu perlu peran kedua orang tuanya untuk membantunya berkembang dengan baik. Jika kamu dan pasangan masih kesulitan membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga, ada baiknya urungkan dulu rencana punya momongan hingga kamu benar-benar siap.
3. Kamu belum punya bayangan bagaimana nantinya mendidik anak

Memiliki anak bukan hanya urusan melahirkan dan membesarkan, tetapi juga mendidiknya. Sekarang ini gak sedikit perempuan yang menyerahkan semua urusan pengasuhan dan pendidikan anaknya kepada lembaga pendidikan tanpa ikut berpartisipasi sedikitpun. Padahal kita pun tahu bahwa tempat pertama anak belajar adalah rumah dan perilaku kedua orangtuanya.
Seorang perempuan yang telah siap menjadi ibu tentu paham betul bahwa anak bukan cuma dilahirkan dan dicukupi kebutuhannya, tetapi juga diajarkan nilai-nilai yang baik. Sebaliknya, jika mentalmu belum siap menjadi seorang ibu nantinya kamu hanya membiarkan anakmu seperti kertas kosong yang bebas diisi tulisan oleh siapa saja. Perbaiki pemahamanmu mulai sekarang, ya, ladies!
4. Masih berpikir memiliki anak-anak merupakan sumber kelengkapan hidupmu dan pasangan

Berhenti untuk menganggap bahwa anak adalah pelengkap dalam rumah tangga. Berhenti juga berpikiran bahwa perempuan yang gak bisa memberi pasangannya keturunan adalah perempuan yang gak sempurna. Setiap perempuan tetaplah perempuan seutuhnya terlepas dirinya bisa memiliki anak ataupun tidak.
Jika kamu dan pasangan masih menganggap anak sebagai pelengkap dalam rumah tangga itu artinya kalian belum benar-benar siap menjadi orangtua. Mengapa? Karena memiliki anak itu bukan melengkapi yang kurang tetapi menambah lengkap yang sudah lengkap.
Jika kamu masih menganggap anak sebagai pelengkap, itu sama saja kamu merasa hidupmu saat ini terasa belum cukup dan kurang. Introspeksi dulu tujuanmu memiliki anak itu untuk apa? Jangan sampai kamu berkata siap, sementara hatimu berkata sebaliknya.
5. Kamu masih ingin jalan-jalan dan meninggalkan rumah dengan bebas

Siap menikah sebenarnya gak bisa dikatakan harus siap memiliki anak. Pada dasarnya setiap pasangan berhak menentukan apakah mereka ingin memiliki momongan ataupun tidak. Namun, pembicaraan mengenai hal ini harus lebih dulu kamu dan pasangan bicarakan saat kalian memutuskan menikah.
Jangan sampai pasanganmu nanti sangat ingin memiliki keturunan sementara kamu masih ingin hidup bebas tanpa tanggungan. Yang ada rumah tangga kalian nantinya akan dihiasi permasalahan.
Coba cek apa sekarang kamu masih ingin hidup bebas dan masih berkeinginan jalan-jalan ke sana kemari bersama teman-temanmu yang masih single? Jika masih, bisa jadi sebenarnya mentalmu belum sepenuhnya siap mengemban peran sebagai ibu.
Menjadi ibu bukanlah peran yang mudah. Jangan paksakan dirimu jika kamu sendiri belum siap mengemban peran tersebut. Perbaiki dirimu dulu, ya, ladies, agar suatu hari nanti kamu bisa menjadi ibu sekaligus contoh yang baik untuk anak-anakmu kelak.