5 Tantangan IRT Atur Keuangan Keluarga, Biar Gak Terjebak Utang

Mengatur keuangan keluarga itu salah satu tugas yang gak mudah. Apalagi bagi seorang ibu rumah tangga yang punya peran utama dalam hal keuangan keluarga. Tugas ini jadi lebih rumit kalau dipengaruhi faktor luar seperti adanya inflasi, kebutuhan yang mendadak, atau gaya hidup yang makin banyak.
Salah satu tantangan terbesarnya adalah kemungkinan menambah utang yang bisa bikin pusing. Ini bisa saja terjadi kalau pengeluaran lebih besar daripada pemasukan atau karena pengelolaan yang kurang efektif. Berikut lima tantangan utama yang sering dihadapi IRT dalam mengatur keuangan keluarga.
1. Pendapatan keluarga yang terbatas

Salah satu tantangan yang sering dihadapi oleh IRT adalah keterbatasan pendapatan keluarga. Kadang ada keluarga yang punya satu sumber pendapatan utama. Pendapatan ini gak sebanding dengan kebutuhan yang terus meningkat, apalagi kalau keluarga tinggal di kota besar dengan biaya hidup tinggi.
Keterbatasan ini akhirnya mengarah pada keputusan finansial yang kurang bijak untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Tanpa ada rencana yang baik, utang jadi solusi yang cepat untuk menutupi kekurangan, tapi ini justru makin nambah beban finansial di masa depan.
2. Kebutuhan keluarga yang gak terduga

Setiap keluarga punya kebutuhan pokok, tapi kadang ada kebutuhan yang gak terduga datang tiba-tiba. Kalau kebutuhan mendesak ini muncul, ibu terpaksa mencari pinjaman atau utang untuk menutupi kekurangan biaya.
Tantangan ini makin berat kalau mereka gak punya dana darurat yang cukup. Akhirnya, utang jadi pilihan utama biar bisa menutupi kekurangan dana yang gak terencana. Ini lebih berisiko kalau utang tersebut gak bisa segera dilunasi.
3. Kurangnya pengetahuan cara atur keuangan

Banyak IRT yang masih belum paham soal pengelolaan keuangan. Mereka gak tahu cara bikin anggaran yang realistis, atur utang, atau nabung. Bahkan, pengeluaran biasanya terjadi tanpa perencanaan yang jelas, bikin keuangan keluarga makin berantakan.
Pengetahuan yang masih kurang ini menyebabkan kebocoran keuangan yang besar. Tanpa pengelolaan yang baik, utang makin bertambah, menyebabkan stres dan semakin sulit keluar dari lingkaran utang.
4. Gaya hidup yang konsumtif

Tantangan dalam mengelola keuangan keluarga adalah gaya hidup konsumtif yang biasanya justru disebabkan oleh lingkungan sosial. Banyak IRT yang merasa perlu mengikuti trend biar gak ketinggalan entah dalam hal fashion, teknologi atau liburan.
Tekanan sosial seperti ini menyebabkan pengeluaran jadi kurang bijak. Kartu kredit justru sering digunakan untuk memenuhi gaya hidup yang konsumtif, meski akhirnya hal tersebut hanya nambahin beban utang keluarga.
5. Kurangnya sistem keuangan yang tertata

Sistem keuangan yang kacau juga bisa jadi masalah keuangan terbesar. Banyak keluarga yang gak punya catatan jelas tentang pemasukan dan pengeluaran, jadi gak tahu berapa utang atau berapa yang harus ditabung. Kalau keuangan gak teratur makin gampang kehilangan jejak pengeluaran yang gak perlu.
Gak ada pemantauan yang baik, pengeluaran terus berjalan tanpa kendali, dan utang pun bisa makin meningkat. IRT juga bingung harus mulai dari mana untuk atur keuangan keluarga dengan lebih baik. Kondisi ini akhirnya berujung pada penambahan utang yang lebih banyak, sehingga makin sulit untuk keluar dari masalah keuangan tersebut.