Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tingkah Menggemaskan Anak, Tanda Ia sedang Belajar

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Barbara Olsen)
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Barbara Olsen)

Mendampingi tumbuh kembang anak memang tugas yang menantang, ya? Dalam keseharian biasanya ada saja tingkah anak yang di satu sisi menguji kesabaran orangtua, tetapi di sisi lain juga terasa lucu.

Ayah dan Bunda mungkin kadang ingin memarahinya. Namun tidak tega setelah melihat raut wajah polos atau penuh penyesalannya. Pengendalian diri Ayah Bunda sudah tepat. Dalam proses belajar, anak memang sering melakukan hal-hal unik seperti di bawah ini.

1. Katanya ingin membantu, ternyata cuma bikin berantakan

ilustrasi anak di dapur (pexels.com/Yan Krukov)
ilustrasi anak di dapur (pexels.com/Yan Krukov)

Anak-anak biasanya akan bersemangat sekali kalau diajak membantu orangtua. Misalnya, memasak di dapur. Akan tetapi, pengalaman yang sudah-sudah bikin orangtua kapok dan sengaja menjauhkan anak dari dapur serta bahan makanan.

Bukannya membantu pekerjaan orangtua supaya cepat selesai, keberadaan anak malah mengacaukan semuanya. Ayah Bunda jadi bekerja dua kali untuk membereskan kekacauan yang dibuat anak.

Sabar, ya, tetaplah menghargai niat baik anak walaupun kenyataan masih jauh dari harapan. Paling tidak, dalam diri anak telah tumbuh kepedulian akan kesibukan orangtuanya dan keinginan untuk membantu. Daripada anak selalu cuek sampai masa dewasanya kelak, kan?

2. Meniru semua yang dilakukan orangtua

ilustrasi anak yang mengimitasi atau meniru ibu (pexels.com/RODNAE Productions)
ilustrasi anak yang mengimitasi atau meniru ibu (pexels.com/RODNAE Productions)

Anak memang peniru yang ulung. Jika Bunda punya anak perempuan; perlengkapan berdandan pasti sudah biasa hilang, rusak, atau cepat sekali habis. Jelas bukan suami yang diam-diam menggunakannya melainkan anak coba meniru Bunda berdandan.

Untuk urusan kosmetik, orangtua perlu lebih tegas dan berhati-hati, nih. Sebab kulit anak yang masih sangat sensitif bisa mengalami iritasi bila terkena produk kosmetik untuk orang dewasa. Jelaskan pada anak tentang hal-hal yang tak boleh serta-merta ia tiru lengkap dengan alasan yang masuk akal.

3. Cuma percaya pada gurunya, tidak pada orangtua

ilustrasi anak menyimak (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi anak menyimak (pexels.com/Kampus Production)

Satu sisi, orangtua pasti senang mendapati anak yang menurut pada ajaran dan nasihat guru di sekolah. Akan tetapi di sisi lain, repot juga jadinya apabila anak seolah-olah hanya percaya pada guru dan tidak pada kedua orangtua.

Saat ia mengerjakan PR yang sulit, misalnya. Upaya orangtua buat membantu mendampingi anak belajar dapat berbuah rasa kesal karena ia meragukan kemampuan orangtua. Padahal, Ayah Bunda juga pernah bersekolah bahkan sampai lulus kuliah.

4. Tanya terus tentang segala hal sampai orangtua capek menjawab

ilustrasi anak bertanya (pexels.com/Yan Krukov)
ilustrasi anak bertanya (pexels.com/Yan Krukov)

Anak itu gudangnya pertanyaan. Apa, mengapa, di mana, siapa, dan kapan akan selalu terlontar darinya. Masalahnya, anak kerap tidak puas hanya dengan sekali bertanya. 

Ia dapat mengulang-ulang sebuah pertanyaan sampai orangtua tidak tahu lagi bagaimana harus memberikan jawaban yang memuaskan baginya. Namun demikian, jangan asal-asalan dalam menjawab apalagi memarahinya, ya!

Bagaimanapun, orangtua ialah pendidik utama dan pertama dalam kehidupan anak. Cara orangtua dalam menjawab pertanyaan anak bakal amat menentukan karakter dan kepandaiannya kelak.

5. Keras kepala saat dinasihati sampai kena 'batunya'

ilustrasi menasihati anak (pexels.com/Kampus Production)
ilustrasi menasihati anak (pexels.com/Kampus Production)

Pikir orangtua, anak seharusnya menurut ketika dinasihati. Orangtua jelas jauh lebih berpengalaman dan tidak mungkin menasihati untuk keburukan. Sayangnya, anak gak serta-merta percaya tuh.

Ia akan terus mengeyel dan berpegang pada keyakinannya sendiri. Setelah kena batunya, barulah anak pelan-pelan menyadari kebenaran nasihat orangtua dan menyesali sifat keras kepalanya.

Meski terasa mengesalkan bagi orangtua, lima tingkah anak di atas sebenarnya menunjukkan ia sedang belajar banyak hal. Anak mulai punya inisiatif, pendapat sendiri, keingintahuan yang tinggi, dan tidak mudah memercayai orang lain.

Ayah Bunda mesti sabar dan terus membimbingnya. Jangan justru sedikit-sedikit anak dimarahi, ya! Nanti dia ketakutan dan tidak berani melakukan apa pun karena khawatir bakal dinilai salah oleh orangtua.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us