Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara Mengatasi Rintangan dalam Potty Training Anak

ilustrasi keluarga kecil (pexels.com/ellyfairytale)
ilustrasi keluarga kecil (pexels.com/ellyfairytale)

Potty training adalah salah satu tonggak penting dalam perkembangan anak yang bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Meskipun setiap anak memiliki waktu dan cara belajar yang berbeda, menghadapi rintangan dan kemunduran dalam potty training adalah hal yang umum terjadi selama proses ini.

Namun, dengan pendekatan yang tepat dan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan dan perilaku anak, orangtua dapat membantu anak mereka mengatasi rintangan ini dengan lebih efektif. Kira-kira bagaimana cara mengatasi rintangan dalam potty training anak? Langsung saja simak artikel di bawah ini!

1. Identifikasi faktor penyebab rintangan potty training

ilustrasi anak kecil bermain (pexels.com/cottonbro)
ilustrasi anak kecil bermain (pexels.com/cottonbro)

Identifikasi faktor penyebab menjadi langkah penting dalam mengatasi rintangan dalam pelatihan toilet anak. Dengan mencoba mengidentifikasi faktor-faktor tertentu yang mungkin menjadi penghalang, seperti rasa takut, ketidaknyamanan, atau ketidaksukaan terhadap toilet atau kursi toilet yang digunakan, kita dapat memahami perasaan anak dengan lebih baik.

Melalui pemahaman ini, orangtua dapat menemukan solusi yang sesuai untuk membantu anak mengatasi rintangan yang mereka hadapi. Misalnya, jika anak merasa takut atau tidak nyaman dengan toilet atau kursi toilet yang digunakan, orangtua dapat mencari alternatif yang lebih nyaman bagi mereka, seperti menggunakan kursi toilet yang berwarna-warni atau memiliki desain yang menarik bagi anak.

2. Hindari memaksa anak

ilustrasi ayah menggendong anak menangis (pexels.com/baphi)
ilustrasi ayah menggendong anak menangis (pexels.com/baphi)

Potty training dengan pendekatan yang memaksa dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan kecemasan pada anak. Ketika anak merasa terpaksa atau dipaksa untuk melakukan sesuatu yang mereka belum siap atau nyaman lakukan, mereka cenderung menolak atau menahan diri, bahkan mungkin mengalami stres.

Potty training merupakan proses yang membutuhkan kerjasama dan kesiapan dari anak. Memaksa anak untuk melakukannya tidak hanya dapat mengganggu kepercayaan diri anak, tetapi juga dapat memperburuk rasa takut atau kecemasan terkait dengan penggunaan toilet.

"Ada dua hal yang mengejutkan dalam pelatihan penggunaan toilet, yaitu bahwa prosesnya tidak berlangsung dengan cepat dan tanpa hambatan," kata Dr. Maureen O'Brien, Ph.D., seorang direktur pengasuhan dan perkembangan anak di The First Years di Avon, Massachusetts, dilansir Parents.

3. Berikan perhatian ekstra kepada anak

ilustrasi bermain dengan anak (pexels.com/tatianasyrikova)
ilustrasi bermain dengan anak (pexels.com/tatianasyrikova)

Kecemasan pada anak bisa menjadi salah satu rintangan dalam potty training. Beberapa anak mengalami ketakutan terhadap hal-hal tertentu terkait dengan penggunaan toilet, seperti suara disiram yang keras atau ketakutan akan disiram ke dalam toilet. Selain itu, anak juga mungkin merasa cemas ketika harus menggunakan kamar mandi di tempat yang tidak dikenal, seperti di luar rumah.

Untuk mengatasi rintangan ini, orangtua perlu memberikan perhatian khusus terhadap kebutuhan dan kekhawatiran anak mereka. Salah satu langkah penting adalah dengan memberikan waktu dan kesabaran ekstra dalam membantu anak mengatasi kecemasannya. Berlatih duduk di toilet untuk jangka waktu yang singkat setiap hari dapat membantu anak merasa lebih nyaman dengan proses tersebut.

4. Jangan pernah menghukum anak karena kesalahannya

ilustrasi mengganti pakaian anak (pexels.com/paveldanilyuk)
ilustrasi mengganti pakaian anak (pexels.com/paveldanilyuk)

Menghukum anak atas kecelakaan atau mengompol dapat menciptakan lingkungan yang cemas dan menekan untuk anak. Tentu saja ini dapat menghambat kemajuan mereka dalam proses belajar. Saat anak mengalami masalah, menunjukkan dukungan dan pengertian merupakan hal penting untuk membimbing anak sampai bisa.

Merespon dengan penuh kesabaran dan tanpa hukuman membantu anak merasa aman dan percaya diri untuk terus mencoba. Pendekatan yang positif dan penuh dukungan akan membantu anak memahami bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar, dan mereka dapat belajar dari kesalahan tersebut.

5. Mengingatkan anak dengan lembut

ilustrasi bermain dengan balita di tempat tidur (pexels.com/paveldanilyuk)
ilustrasi bermain dengan balita di tempat tidur (pexels.com/paveldanilyuk)

Seringkali, anak mengalami kecelakaan seperti buang air di tempat karena terlalu asyik bermain atau terlibat dalam aktivitas lainnya, sehingga mereka lupa untuk pergi ke toilet. Scott J. Goldstein, M.D., dokter anak di The Northwestern Children's Practice di Chicago, dilansir Parents, menjelaskan, dalam situasi seperti ini, memberikan pengingat yang lembut dan penuh perhatian kepada anak dapat membantu.

Ketika anak sedang bermain dengan mainan favoritnya di ruang tamu, orangtua dapat memberikan pengingat yang lembut seperti, "Hai sayang, sudah waktunya untuk pergi ke toilet sebentar ya. Kita bisa melanjutkan bermain setelahnya." Pengingat ini dapat memberikan dorongan positif kepada anak dalam proses belajarnya.

"Ajak anak ke kamar mandi setiap beberapa jam di rumah, dan minta kepada guru mereka di sekolah untuk memastikan anak sering ke kamar mandi. Memberikan dukungan sederhana dan ramah serta mengingatkan mereka untuk menggunakan kamar mandi akan membantu anak berada dalam kebiasaan yang baik," kata Goldstein.

6. Berikan reward kepada anak

ilustrasi bayi perempuan (pexels.com/singkham)
ilustrasi bayi perempuan (pexels.com/singkham)

Pemberian reward bisa menjadi insentif positif yang meningkatkan motivasi anak untuk mencoba dan berhasil menggunakan toilet. Ini bisa berupa pujian, penghargaan kecil seperti stiker atau mainan kecil, atau bahkan pemberian hadiah tertentu setelah mencapai tujuan tertentu dalam potty training.

Reward dapat membantu memperkuat perilaku positif dan memberikan dorongan tambahan kepada anak untuk terus berpartisipasi dalam proses potty training. Namun, penting untuk memilih reward yang sesuai dengan anak dan tidak berlebihan, serta untuk tetap memberikan dukungan, pujian, dan bimbingan secara konsisten.

Dalam mengatasi rintangan dalam pelatihan toilet anak, penting untuk memahami bahwa setiap anak memiliki pengalaman dan kebutuhan yang unik. Memberikan dukungan terus-menerus, memberikan penguatan positif, dan menciptakan lingkungan yang nyaman dan mendukung bagi anak dapat menjadi kunci keberhasilan dalam proses pelatihan toilet. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Shasya Khairana
EditorShasya Khairana
Follow Us