5 Alasan untuk Berhenti Membicarakan Aib Anakmu, Jangan Seperti Ini!

Anak-anak memiliki kehidupan yang sederhana dan kadang kala tak serumit layaknya orang dewasa. Meski sederhana, biasanya anak-anak memiliki beragam hal personal yang melekat pads diri mereka, entah itu berkaitan dengan fisik atau kebiasaan buruk yang mungkin saja dimilikinya.
Selain dirinya sendiri, orangtua biasanya sangat memahami hal tersebut. Namun, kesalahan utamanya terjadi saat orangtua secara sengaja mengumbar aib anak dan menjadikannya lelucon yang lucu. Padahal, kamu harus berhenti membuka aib anak sendiri sebab beberapa alasan yang berikut ini.
1. Anak memiliki hak untuk dilindungi privasinya

Alasan pertama tentunya dengan memahami bahwa anak juga memiliki privasinya tersendiri. Meskipun mungkin anak masih berusia kecil, ia tetap memiliki kehidupan personalnya yang sebaiknya tak secara sembarangan diceritakan.
Jangan sampai orangtua melanggar privasi anak hanya karena merasa mereka belum cukup dewasa. Anak juga kelak akan merasa kecewa jika sudah memahami hal tersebut dan menganggap bahwa posisinya seakan disepelekan.
2. Orangtua sama saja dengan mempermalukan anak

Aib memang terkadang bukan selalu hal yang benar-benar buruk, namun bisa jadi justru menjadi sesuatu yang memalukan. Orangtua kadang abai akan hal ini dan justru dengan mudahnya menceritakan aib anak pada orang lain.
Jika orangtua menganggapnya sebagai lelucon, sama saja dengan menganggap anak hanya untuk bahan lucu-lucuan saja. Jelas anak akan kecewa bila mengetahui hal semacam ini.
3. Orang lain bisa berpendapat aneh pada anakmu

Orang lain memiliki pemikiran dan persepsi tersendiri terhadap apa yang dilihat serta didengarnya. Sering kali hal ini juga berkaitan dengan dirimu yang mungkin menceritakan aib anak pada orang lain.
Bukan tak mungkin jika orang lain akan menanamkan stigma negatif terhadap anakmu. Hal ini bisa selalu melekat kepadanya dan mungkin saja memberikan rasa yang tak nyaman saat anak tumbuh dewasa nanti.
4. Anak akan tumbuh diliputi rasa malu

Orangtua memiliki banyak kewajiban terhadap anak, salah satunya adalah dengan menjaga mental dan kepercayaan dirinya. Banyak orangtua yang abai dan menyepelekannya sehingga menganggap bahwa cerita akan aib anak hanyalah lelucon semata.
Nyatanya, anak kelak akan memahami apa yang dikatakan orangtuanya. Bukan tak mungkin jika justru mereka akan mudah merasa kecewa atas hal tersebut.
5. Anakmu berpotensi menjadi korban bullying

Perundungan atau bullying dengan anak-anak yang menjadi targetnya memang sangatlah marak terjadi. Bahkan, hal yang membuat prihatin adalah ketika pelaku perundungan justru merupakan sesama teman dari anak-anakmu.
Jelas saja hal ini akan menimbulkan rasa sedih dan kecewa di benak anak apabila dipermalukan. Anak-anak jadi harus menanggung konsekuensi sebab kesalahan orangtua dalam membuka aib anak.
Baik buruknya anak tentu menjadi tanggung jawab orangtua. Jangan sampai orangtua menjadikan anak layaknya barang yang dapat dipermainkan, padahal anak memiliki perasaannya tersendiri. Jaga personal anak dengan baik, ya!