Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Childfree Membuat Hubungan Lebih Bahagia? Yuk, Cari Tahu!

Ilustrasi pasangan childfree (pixels.com/Yaroslav Shuraev)

Keputusan untuk tidak memiliki anak atau childfree sempat ramai menjadi perbincangan di Indonesia. Ada berbagai alasan mengapa pasangan memilih untuk tidak memiliki anak. Beberapa faktor pertimbangannya adalah ekonomi, trauma, hingga alasan personal lainnya.

Di Indonesia, keputusan untuk tidak memiliki anak masih menimbulkan pro dan kontra. Salah satu pertanyaan besar dari keputusan tersebut adalah 'apakah pasangan yang tidak memiliki anak lebih bahagia dalam menjalin hidup?'. Yuk, simak jawabannya dalam artikel ini!

1. Apakah mereka yang memilih childfree merasa bahagia?

Ilustrasi pasangan childfree (pixels.com/Helena Lopes)

Banyak orang yang merasa bahagia dengan memiliki anak. Begitu sebaliknya, banyak pula orang yang merasa puas dengan kehidupan yang dimiliki meski hidup tanpa seorang anak. 

Dalam jurnal Prevalence and characteristics of childfree adults in Michigan (USA), ditemukan bahwa tidak ada perbedaan dalam kepuasan hidup antara orang yang memilih childfree dengan mereka yang memutuskan untuk memiliki anak. Hal tersebut membuktikan, setiap pilihan dapat mendatangkan kebahagiaannya masing-masing. 

Jennifer Watling Neal selaku penulis dalam jurnal tersebut juga menegaskan, orang sama-sama puas dengan kehidupan mereka, terlepas dari pilihan reproduksinya. Sebab, setiap orang pasti berusaha membuat keputusan yang tepat untuk dirinya sendiri. 

2. Anak bisa mendatangkan kebahgaiaan, namun juga bisa membawa stres

Ilustrasi pasangan. (unsplash.com/Becca Tapert)

Riset di atas dipertegas dengan studi dari Princeton University dan Stony Brook University. Dalam studi tersebut, dijelaskan bahwa orang yang memiliki anak dan orang yang tidak memiliki anak, mempunyai tingkat kepuasan yang hampir sama.

Orang dewasa dengan anak di rumah mengalami banyak pasang surut emosi daripada mereka yang tidak memiliki anak. Anak dapat mendatangkan kebahagiaan untuk orangtua, namun juga bisa membawa tingkat stres yang besar. 

3. Ada banyak alasan mengapa seseorang memutuskan untuk childfree

ilustrasi cowok memuji orang yang disukai (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Mengambil keputusan untuk tidak memiliki anak bukan hal yang dapat menjamin kebahagiaan, begitupun memilih menjadi orangtua. Hal tersebut sebagaimana penjelasan dari Ellen Walker, psikolog klinis yang juga memilih hidup tanpa anak.

Dalam artikel yang ditulis Ellen dalam Psychology Today, ia menyebutkan beberapa alasan mengapa seseorang memilih untuk hidup tanpa anak dan tetap merasa bahagia. Adapun di antaranya memiliki waktu yang lebih fleksibel, lebih fokus pada diri sendiri, serta bisa memberikan manfaat lebih banyak pada lingkungan sekitar. 

4. Tak ada jaminan hidup bahagia bagi orang yang memiliki anak maupun mereka yang memilih childfree living

ilustrasi pasangan (pexels.com/Vlada Karpovich)

Bagi banyak orang, memiliki anak dipercaya mendatangkan kebahagiaan dan beragam emosi positif dengan terbangunnya kedekatan antara anak dan orangtua. Meskipun, tak jarang kehadiran anggota baru dalam keluarga justru membuat orangtua lebih stres.

Dean Burnett sebagai neurosis menulis dalam sciencefocus.com, bahwa memiliki anak membuat pengalaman emosional seseorang jadi lebih intens. Orangtua bisa merasa sangat bahagia dan sangat sedih, itulah bagaimana otak bekerja.

Sementara itu, orang yang memilih untuk menjalani kehidupan tanpa anak atau childfree living, dapat berfokus pada kebahagiaan pribadi. Namun, hal tersebut tak membuktikan bahwa childfree living tak terhindar dari stres dan emosi negatif dari berbagai sumber.

Terakhir, Dean menegaskan, itu semua sepenuhnya bergantung pada keputusan mana yang hendak kamu pilih. Tak ada yang lebih baik daripada yang lainnya sehingga kamu harus bijaksana dalam mengambil keputusan dan memandang suatu pilihan.

5. Keduanya sama-sama baik untuk orang yang berbeda

ilustrasi mothering dalam hubungan (pexels.com/Los Muertos Crew)

Pemaparan di atas tak serta-merta menentukan siapa yang lebih bahagia. Setiap orang yang memilih untuk punya anak atau tidak memiliki anak, telah mempertimbangkan banyak hal sebelum membentuk keputusan tersebut. 

Angus Deaton, Dosen Ekonomi dan Hubungan Internasional di Woodrow Wilson School of Public and International Affairs, memiliki pendapat yang serupa. Ia mengatakan bahwa orang yang dengan sengaja memiliki anak, tak berarti harus memiliki kehidupan yang lebih baik.

Sengaja memiliki anak dan sengaja tidak memiliki anak seperti dua pilihan yang berbeda dan tak perlu disamakan, ujar Angus. Keduanya sama-sama baik untuk masing-masing pembuat keputusan.  

Beberapa poin di atas semoga bisa membuka pikiranmu mengenai berbagai perspektif dan pilihan hidup orang lain. Kedua keputusan tersebut semoga bisa ditanggapi secara bijak, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dina Fadillah Salma
Febriyanti Revitasari
Dina Fadillah Salma
EditorDina Fadillah Salma
Follow Us