Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cara Melatih Mindful Eating untuk Anak, Punya Banyak Manfaat!

ilustrasi anak makan (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi anak makan (pexels.com/cottonbro studio)

Makan sambil menonton video di ponsel menjadi salah satu kegiatan yang sering dilakukan anak-anak saat ini. Meskipun tampak seperti hal yang biasa, tapi nyatanya kegiatan itu sangat gak disarankan karena bisa menimbulkan berbagai gangguan makan yang dapat menyebabkan hasil yang gak diinginkan seperti konsumsi berlebih, penambahan berat badan yang gak wajar, dan sebagainya.

Salah satu cara untuk mengatasi kondisi tersebut adalah dengan menerapkan pola mindful eating atau makan dengan penuh kesadaran, atau memberikan perhatian penuh pada makanan dan pengalaman makan tanpa melibatkan aktivitas lain. Berikut, ada beberapa tips untuk melatih mindful eating pada anak berdasarkan usianya. 

1. Melatih mindful eating pada toddler atau anak pra sekolah

ilustrasi balita makan sendiri (unsplash.com/Stephen Andrews)
ilustrasi balita makan sendiri (unsplash.com/Stephen Andrews)

Pertama, untuk anak toddler atau balita sebaiknya jangan kenalkan atau ajarkan anak makan sambil menonton video. Rachel Goldman, psikolog dan pakar kesehatan, melansir Verywell family, menjelaskan, anak kecil secara alami makan saat mereka lapar dan berhenti saat merasa kenyang. Mereka juga menggunakan indranya untuk mengeksplorasi dan mempelajari hal-hal baru.

Sehingga, untuk mendorongnya agar bisa mempraktikkan mindful eating adalah dengan menggunakan sistem sensorik anak untuk belajar tentang makanan. Hal ini memungkinkannya untuk bisa membiasakan diri dengan tampilan, rasa, bau, dan tekstur dari setiap makanan. 

Caranya, pertama pastikan dulu bahwa anak merasa nyaman selama makan. Kamu bisa meletakan anakmu di kursi tinggi makannya. Setelah itu, Kim Van Dusen, psikolog, mengutip dari Verywell family, menyarankan untuk menjadikan waktu makan ini jadi momen yang menyenangkan dan positif.

"Kamu bisa memainkan permainan saat anak tengah makan, seperti mengajaknya bergiliran berbicara di antara setiap gigitan untuk mendorongnya makan lebih lambat. Memainkan permainan berbasis makanan menciptakan interaksi positif antara anak dan makanannya," tambah Yaffi Lvova, penulis sekaligus content creator topik feeding kids, dilansir dari Veryweli family.

2. Untuk anak usia sekolah

ilustrasi anak makan bersama ibunya (pexels.com/ Nicola Barts)
ilustrasi anak makan bersama ibunya (pexels.com/ Nicola Barts)

Berbeda dengan toddler, anak usia sekolah mulai kehilangan kesadaran mengenai isyarat lapar. Sehingga, penting untuk mengajarkan pola mindful eating yang lebih baik, yang bisa membantu anak membentuk citra tubuh sehat.

"Ini adalah usia yang tepat untuk mengajari anak-anak untuk mulai mendengarkan tubuhnya dan berhenti makan ketika sudah kenyang. Makan dengan penuh kesadaran dapat membantu mereka menyesuaikan diri dengan tubuh mereka dan memahami isyarat rasa lapar dan kenyang di dalam diri mereka," jelas Dr. Van Dusen.

Selain itu, Melansir withinhealth, Bridget Clerkin, penulis topik health and wellness, menyarankan untuk memberi anak kesempatan untuk menyajikan makanan buat dirinya sendiri. Tips ini gak hanya akan melatih kemandirian, melainkan juga mengajarkannya untuk terbiasa dengan ukuran atau porsi yang tepat berdasarkan seberapa lapar anak.

Kemudian, dukung juga anak untuk melakukan aspek-aspek lain dari mindful eating seperti gak menggunakan barang elektroniknya selama makan dan makan dengan fokus. Dengan begitu, anak bisa paham dengan isyarat lapar alaminya dan mengukur tingkat kekenyangan serta perasan fisiknya saat makan.

3. Untuk anak remaja

ilustrasi perempuan makan (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi perempuan makan (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Usia remaja adalah saat di mana anak mungkin akan terdoktrin dengan bentuk tubuh dan aktivitas diet. Jika pola tersebut dilakukan secara sembarangan, maka bisa berisiko terciptanya hubungan negatif antara anak dengan makanannya. Sehingga, orangtua perlu mengajari anak pola hidup sehat dengan mengajaknya berbelanja dan mengolah makanan sehat.

Selanjutnya, Dr. Rachel, juga memberikan contoh cara menerapkan mindful eating untuk remaja. Pertama, ajak anak untuk duduk sambil makan, makan secara perlahan, dan nikamati makanan tersebut.

Dr. Rachel, juga menambahkan, "Strategi lain yang bisa dilakukan adalah dengan latihan kismis. Menurut American Psychological Association, teknik ini melibatkan melihat kismis dengan seksama, merasakan teksturnya, mencicipi semua rasanya, mencium wanginya, dan mendengarkan suaranya saat kamu mengunyahnya. Melalui latihan ini, kamu dapat berlatih berkonsentrasi pada setiap indera dan membantu melatih pikiran untuk tetap tenang dan fokus pada masa kini."

Itu dia beberapa tips yang bisa diikuti untuk ajari anak tentang mindful eating. Teknik ini punya manfaat baik untuk anak di antaranya, membangun hubungan yang sehat dengan makanan dan membantu menumbuhkan kesadaran akan isyarat tubuh seperti rasa lapar juga kenyang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kori
EditorKori
Follow Us