Ini 7 Perilaku Unik Balita yang Sebenarnya Normal, Coba Maklumi!

Setiap orangtua pasti pernah memperhatikan berbagai tingkah laku unik yang ditunjukkan oleh balita mereka. Mulai dari kebiasaan aneh hingga reaksi yang tak terduga, balita sering kali membuat orangtua bertanya-tanya apakah perilaku tersebut normal.
Ternyata, beberapa perilaku balita yang tampak aneh atau tidak biasa sebenarnya sangat umum terjadi di usia mereka. Kira-kira apa saja perilaku unik balita yang sebenarnya normal di usia mereka? Langsung saja cari tahu lewat artikel berikut, yuk!
1. Punya teman imajinasi
Beberapa balita memiliki kebiasaan bermain dengan teman imajiner atau boneka mereka, yang sebenarnya merupakan perilaku normal dan sehat. Teman imajiner dan boneka memberikan balita cara untuk mengekspresikan emosi, mengeksplorasi dunia, dan memahami situasi sosial.
Ketika balita terlibat dalam permainan imajinatif dengan boneka atau teman khayalan, mereka sedang mengembangkan keterampilan kognitif, emosional, dan sosial yang penting. Ini adalah cara mereka untuk merasa nyaman di dunia yang sering kali membingungkan, serta cara untuk mengontrol lingkungan mereka melalui cerita dan permainan.
"Jenis permainan ini membantu mengasah keterampilan sosial, emosional, kognitif, dan motorik," jelas Dr. Candace Jones, seorang dokter anak yang berbasis di Orlando, dilansir Parents.
2. Membenturkan kepala
Meskipun tampak mengkhawatirkan, perilaku membenturkan kepala sebenarnya cukup normal. Balita sering membenturkan kepala sebagai cara untuk menenangkan diri ketika mereka merasa lelah, frustrasi, atau kesal. Gerakan ritmis ini memberikan mereka kenyamanan dan membantu menenangkan sistem saraf yang terlalu terstimulasi.
"Membenturkan kepala bisa bersifat ritmis dan memberikan rangsangan yang menenangkan bagi anak yang sedang sakit atau mengantuk," kata Dr. Jones.
Selama balita tidak melukai diri sendiri atau menghindari aktivitas lain, seperti bermain atau makan, perilaku ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Orangtua dapat membantu dengan memberikan alternatif yang lebih aman dan menenangkan, seperti mainan lembut atau pelukan hangat.
3. Bermain dengan kotorannya
"Balita tertarik untuk memahami apa yang keluar dari tubuh mereka dan bagaimana rasanya," kata Dr. Jones.
Balita seringkali menggunakan tangan mereka untuk mengeksplorasi dunia di sekitar mereka, termasuk kotoran yang mereka hasilkan sendiri. Rasa ingin tahu yang tinggi dan keinginan untuk memahami segala sesuatu membuat mereka tertarik pada tekstur dan bentuk yang baru bagi mereka.
Namun, perilaku ini dapat menjadi tanda bahwa balita sudah siap untuk mulai belajar menggunakan toilet. Orangtua dapat mengatasi perilaku ini dengan memberikan kesempatan bagi balita untuk bermain dengan benda-benda yang aman dan sesuai untuk dieksplorasi, serta mulai mengajarkan konsep kebersihan dan tempat yang tepat untuk buang air besar.
4. Memasukkan tangan ke dalam celana
Menurut Dr. Jones, tindakan ini adalah bagian dari eksplorasi tubuh balita yang normal. Balita yang melakukan hal ini biasanya sedang menjelajahi tubuh mereka sendiri dan tidak memiliki pemahaman penuh tentang batasan sosial.
Dr. Jones menyarankan agar orangtua tetap tenang dan mengarahkan perhatian anak pada aktivitas lain yang lebih positif, sambil memberikan batasan yang jelas tentang kapan dan di mana perilaku tersebut diperbolehkan. Hal ini membantu anak belajar mengenai norma-norma sosial tanpa merasa tertekan atau malu.
5. Pemilih makanan
Pada usia ini, balita sering kali tiba-tiba menolak makanan yang sebelumnya mereka suka dan menunjukkan preferensi yang kuat terhadap jenis makanan tertentu. Menurut Dr. Jones, ini merupakan bagian dari perkembangan normal anak yang sedang mengeksplorasi rasa dan tekstur makanan.
Balita mungkin juga mengalami perubahan selera seiring dengan perkembangan indera mereka. Meskipun bisa frustrasi, penting bagi orangtua untuk tetap menawarkan berbagai jenis makanan tanpa terlalu memaksa. Dengan kesabaran dan konsistensi, anak akan belajar untuk menerima berbagai jenis makanan secara bertahap.
6. Tidak mau memakai baju
Perilaku balita yang sering menolak memakai pakaian atau lebih suka telanjang adalah hal yang umum dan merupakan bagian dari proses perkembangan mereka. Banyak balita menunjukkan preferensi ini karena mereka sedang mengeksplorasi sensasi baru dan memahami batasan tubuh mereka.
Dr. Jones menjelaskan bahwa balita mungkin menolak pakaian karena ketidaknyamanan atau ingin menarik perhatian. Ini juga bisa menunjukkan fase di mana mereka mulai menyadari tubuh mereka. Orangtua perlu sabar menangani perilaku ini, menetapkan batasan yang sesuai, dan mengajarkan kapan pakaian diperlukan.
7. Mengupil
Balita sering merasa penasaran dengan bagian tubuh mereka dan menggunakan jari mereka untuk mengeksplorasi hidung. Dr. Jones menjelaskan bahwa mengupil bisa jadi merupakan cara balita untuk mengatasi rasa gatal atau ketidaknyamanan di hidung, atau sekadar eksplorasi sensori.
Untuk mengelola perilaku ini, orangtua bisa mengarahkan balita untuk menggunakan tisu dan menjelaskan secara lembut bahwa aktivitas ini sebaiknya dilakukan di tempat yang tepat, seperti kamar mandi. Mengajarkan kebiasaan kebersihan yang baik sejak dini akan membantu balita memahami kapan dan bagaimana cara yang benar dalam mengatasi rasa tidak nyaman di hidung mereka.
Perilaku balita seperti yang telah dijelaskan di atas mungkin tampak aneh dan bahkan menjijikan. Namun, perilaku tersebut sebenarnya normal dalam menghadapi fase perkembangan. Jadi, cobalah untuk maklum dan ingatlah bahwa sebagian besar perilaku unik ini hanyalah bagian dari perjalanan perkembangan anak yang normal.