Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jaga 5 Hal Ini saat Kumpul Keluarga, Jangan Abaikan, ya!

ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Oană Andrei)
ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Oană Andrei)

Kumpul keluarga penting untuk memperkuat silaturahmi. Walaupun sekarang semua orang bisa terhubung dari mana saja, bertemu secara langsung tetap diperlukan. Suasana yang terbangun akan lebih hangat.

Kalau hanya mengandalkan komunikasi via chat atau telepon, kesalahpahaman dapat mudah terjadi. Gak usah menunggu hari raya untuk mengadakan acara kumpul keluarga. Lakukan kapan saja kamu dan saudara punya cukup waktu luang. Tentunya sambil memerhatikan lima hal ini supaya acara berjalan lancar serta menyenangkan.

1. Tuan rumah jangan repot sendiri

ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Nicole Michalou)
ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Nicole Michalou)

Makin banyak anggota keluarga yang akan datang, kerepotan di rumah tuan rumah tentu bertambah. Masih mending bila di sana ada asisten rumah tangga yang siap membantu segala persiapan. Bila tuan rumah tidak memiliki ART bahkan masih punya anak balita pasti ini merepotkan sekali.

Kamu dan anggota keluarga yang lain mesti ikut beres-beres. Minimal kalian menyumbang konsumsi sehingga tuan rumah gak ribet masak. Selama dan setelah acara selesai juga kudu bahu-membahu dalam beres-beres. Jangan semua kekacauan ditinggalkan begitu saja.

2. Lansia harus tetap cukup beristirahat

ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/RODNAE Productions)
ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/RODNAE Productions)

Berkumpul dengan keluarga berarti akan ada anak-anak juga. Mereka biasanya terlalu antusias saat bermain sehingga selalu berisik. Ada yang menangis, bertengkar, berlarian, dan terus meminta ini itu.

Padahal, di situ pun ada kakek dan neneknya yang mudah capek. Bahkan kesehatannya akan seketika terganggu bila kurang beristirahat. Kalau semua menginap di rumah, kamar lansia sebaiknya jauh dari ruang tengah atau area bermain anak. Dengan begitu, kapan pun mereka lelah bisa masuk kamar dan beristirahat tanpa gangguan.

3. Jaga sikap biar gak saling menyinggung

ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Si Luan Pham)
ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/Si Luan Pham)

Kumpul keluarga bukanlah ajang saling sindir maupun pamer. Bila kedua hal tersebut dilakukan, pertemuan yang seharusnya hangat malah jadi mengesalkan. Bicarakan topik-topik yang umum saja.

Hindari membanding-bandingkan pencapaian hidup, sok tahu kehidupan pribadi saudara, dan mendesaknya buat segera menikah atau punya anak. Meski kalian semua bagian dari keluarga, batasan perlu tetap ada agar masing-masing merasa nyaman.

4. Pengendalian bujet

ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/RODNAE Productions)
ilustrasi kumpul keluarga (pexels.com/RODNAE Productions)

Bukannya pelit, tapi acara kumpul keluarga juga bisa bikin keuangan agak terganggu jika tidak bijak soal bujet. Sebab pertemuan keluarga biasanya akan diikuti dengan kegiatan jalan-jalan dan makan-makan. Belum lagi saling memberi oleh-oleh.

Terlebih buat kamu yang memerlukan penginapan atau biaya transportasi ekstra dari luar kota atau luar pulau. Berbagai biaya perlu diperhitungkan dan dibuatkan anggaran yang masuk akal. Bila biayanya besar, kamu butuh menabung jauh-jauh hari.

5. Pengawasan anak-anak yang bermain

ilustrasi anak bermain (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi anak bermain (pexels.com/Ron Lach)

Saking banyaknya orang dan asyiknya bercakap-cakap setelah lama tak bertemu, pengawasan pada anak-anak justru sering kendur. Mereka dibiarkan bermain sendiri tanpa ada satu pun orang dewasa yang menemani. Jangan sampai hal ini memunculkan bahaya tak terduga.

Seperti anak terjatuh di tangga, terserempet kendaraan karena bermain di luar pagar, atau terjadi peristiwa buruk lainnya. Orangtua wajib tetap memantau anak masing-masing. Jangan santai saja saat anak sudah tak terlihat.

Kumpul keluarga harus menjadi ajang yang mendekatkan semua orang. Kalaupun ada topik serius yang perlu dibahas, seperti terkait harta warisan atau perawatan orangtua yang sudah lanjut usia, pastikan masing-masing mampu mengendalikan diri. Cegah suasananya berubah tak nyaman apalagi terjadi pertengkaran. Nanti anggota keluarga jadi malas bertemu lagi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us