Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebiasaan yang Harus Dihindari jika Tak Ingin Memanjakan Anak

ilustrasi anak mendapat hadiah dari orangtuanya (pexels.com/Gustavo Fring)

Orangtua mana yang gak mau melihat anaknya bahagia? Tentu setiap orangtua ingin melihat anak-anaknya tumbuh bahagia. Namun, penting diingat bahwa tugas orangtua gak cuma memberikan kasih sayang kepada anak, tetapi juga mendidik dan mendisiplinkan mereka.

Dikutip The Bump, seorang psikoterapis keluarga dan penulis The Self-Aware Parent, Fran Walfish, menuturkan bahwa banyak orangtua yang ingin merasa dicintai oleh anak-anaknya. Alhasil sebagian dari mereka rela memberikan apa pun yang diinginkan oleh sang anak. Meski kelihatannya baik, namun ternyata pola asuh ini dapat menciptakan kepribadian manja dalam diri anak-anak, lho.

“Anak yang manja bukan hanya masalah bagi orangtua. Seiring bertambahnya usia, sikap tidak hormat dan ketidakmampuan mereka dalam mematuhi aturan dapat menimbulkan konflik di masa depan. Selain itu, anak juga akan kesulitan untuk menjalin persahabatan yang bermakna di kehidupan sosialnya,” imbuhnya.

Ada beberapa kebiasaan yang harus dihindari orangtua jika tak ingin memanjakan anak atau mencegah anak tumbuh menjadi pribadi yang manja. Yuk, simak selengkapnya!

1.Hindari membela kesalahan anak

ilustrasi ibu mendengarkan cerita anaknya (freepik.com/freepik)

Gak sedikit orangtua yang sering membela kesalahan anak. Namun, perlu digarisbawahi kalau perilaku ini sangat tidak dianjurkan, ya. Sesayang-sayangnya kamu kepada anakmu, sebagai orangtua tentu kamu harus bersikap tegas, adil, dan bertanggung jawab dengan tidak membela kesalahan anak, apa pun alasannya.

“Kebanyakan orangtua menganggap anak-anak sering berbuat kesalahan dan itu adalah hal yang wajar. Ungkapan ‘namanya juga anak-anak’ sering kali dipakai untuk membenarkan atau menutupi kesalahan yang diperbuat anak. Padahal kebiasaan ini justru bisa mendorong terbentuknya sikap manja pada diri anak,” ungkap Matt Lundquist, seorang psikoterapis di New York City, dikutip Huffpost.

Meskipun kamu menyadari bahwa anak-anak kerap melakukan kesalahan sebagai bagian dari proses belajar. Namun, penting juga untuk mengajari mereka cara bertanggung jawab. Berikan pemahaman bahwa setiap tindakan pasti ada konsekuensinya.

2.Jangan meminta maaf atas nama anak

ilustrasi anak marah (freepik.com/freepik)

Selain menghindari membela kesalahan anak, orangtua juga tidak boleh terus-menerus meminta maaf atas nama anak. Sekali dua kali mungkin masih bisa dimaklumi, tapi jika dilakukan terlalu sering, percayalah hal ini dapat membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang manja.

Menurut Lundquist, seiring bertambahnya usia anak, mereka harus diajarkan tentang cara tanggung jawab atas perilaku mereka. Bahkan, ketika mereka dalam keadaan bad mood, marah, atau kesal sekalipun, bertanggung jawab harus tetap dilakukan.

“Orangtua sebaiknya tidak mencari-cari alasan demi membela sikap anak yang kurang baik atau meminta maaf atas nama mereka. Selain itu, hindari juga memaksa anak untuk meminta maaf. Sebaliknya, lakukanlah percakapan berdua dan beri tahu anak bahwa tindakan mereka mungkin bisa berdampak buruk pada orang lain. Dengan begitu, anak akan paham atas perbuatannya dan tergerak untuk meminta maaf secara tulus,” terang Lundquist.

3.Gagal menegakkan batasan yang jelas pada anak

ilustrasi orangtua mengalami stres (pexels.com/Gustavo Fring)

Menegakkan batasan yang jelas sangat penting agar setiap hubungan tetap harmonis. Begitupun dalam hubungan keluarga, orangtua yang bijak tentu tidak akan ragu menetapkan batasan yang jelas kepada anak-anaknya demi kebaikan bersama.

Sayangnya, ketika merasa lelah, sebagian orangtua lebih memilih untuk mengalah dan memberikan apa pun yang anak minta. Walau rasanya jauh lebih mudah daripada menghadapi amukan dan amarah anak yang sulit dihentikan, tetapi tanpa disadari perilaku ini bisa membuat anak semakin sulit dididik dan menjadi manja.  

“Memang lebih mudah menuruti perilaku buruk dibanding menghadapi reaksi anak yang berlebihan. Seringkali orangtua menjadi stres ketika mengahadapi amukan anak sehingga terpaksa mengalah. Namun, dampak buruk yang terjadi pada anak akan berlangsung seumur hidupnya,” kata Jeff Yoo, seorang terapis berlisensi di Moment of Clarity Health Center, dikutip Huffpost. “Oleh karena itu, konsistensi adalah kunci agar anak tidak mudah memanipulasi. Jika kamu pernah mengatakan TV harus dimatikan jam 9 malam, maka patuhi aturan tersebut,” tambahnya.

4.Menaruh ekspektasi yang tinggi terhadap anak

ilustrasi seorang ayah bicara dengan anaknya (pexels.com/August de Richelieu)

Tak sedikit orangtua yang menaruh harapan besar kepada anak. Namun, seringkali harapan tersebut tidak dibarengi dengan realitas, sehingga baik anak maupun orangtua sama-sama kewalahan untuk mewujudkannya.

“Orangtua seperti ini biasanya telah merencanakan masa depan untuk anak mereka. Layaknya naskah, anak seolah tidak boleh memilih jalan hidupnya sendiri. Alhasil, orangtua akan melakukan segala cara agar anak mau memenuhi ekspektasi orangtua meskipun orangtua harus memberi apa pun yang anak minta,” ungkap John Mayer, PhD, psikolog klinis di Doctor on Demand, dikutip dari The Bump.

Namun, penting diingat, menaruh ekspektasi yang tinggi terhadap anak bukanlah solusi. Hal ini juga bukan bentuk kasih sayang terhadap anak. Sebaliknya, anak akan merasa tertekan dan menjadi manja meski kamu telah memenuhi kebutuhan mereka.

5.Selalu merasa bersalah pada anak

ilustrasi memberi hadiah untuk anak (pexels.com/Yan Krukau)

Orangtua yang sering merasa bersalah pada anak juga berpotensi membentuk sikap manja dalam diri anak. Bagaimana tidak? Ketika orangtua tidak dapat menghabiskan banyak waktu dengan anak-anaknya, mereka cenderung memberikan semua keinginan anak sebagai bentuk permintaan maaf.

“Banyak orangtua yang merasa bersalah karena jauh dari anak. Entah itu disebabkan oleh faktor pekerjaan, harus mengurus keperluan lain, dan sebagainya. Meskipun tidak ada salahnya membelikan anak mainan kecil atau mengajak mereka jalan-jalan sebagai bentuk permintaan maaf, tapi tanpa disadari kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko menciptakan anak yang manja,” terang Louis J. Lichtman, PhD, penulis A Practical Guide for Raising a Self-Directed and Caring Child, dilansir Parents.

Lebih lanjut, Mayer menambahkan, merasa bersalah karena tidak dapat menghabiskan waktu dengan anak-anak adalah hal yang normal. Namun, tetap jangan jadikan itu sebagai alasan untuk memanjakan anak secara materi.

Itu dia beberapa kebiasaan yang harus dihindari orangtua jika tak ingin memanjakan anak. Jangan lupa terapkan pola asuh yang tepat namun penuh kasih sayang agar anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pinka Wima
EditorPinka Wima
Follow Us